Buka Festival WarNoSingYes, Menko Polhukam Ajak Masyarakat Rawat Persatuan Dengan Kegembiraan

Menko Polhukam Wiranto memukul gong tanda pembukaan Festival Musik dan Tari WarNoSingYes

JAKARTA (wartamerdeka.info) -  Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam)  Wiranto mengajak kepada masyarakat untuk merawat persatuan dengan toleransi penuh kegembiaraan, kesadaran, keceriaan.

"Kalau bangsa Indonesia seperti itu saya kira apa yang diramalkan oleh lembaga Internasional, bahwa Indonesia akan menjadi empat raksasa dunia di tahun 2045 saya kira bisa terwujud," ungkapnya saat membuka Festival Musiik dan Tari bertajuk WarNoSingYes di Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta, Jumat (29/3/2019).

"Apalagi, saat ini kita menghadapi pemilu serentak 2019, saya kira semangat war no ini harus kita gelorakan, memilih bukan unutuk kita bertengkar satu dengan yang lain, pemilu untuk memilih pemimpin bukan mengadu pemimpin," lanjutnya.

Menurut Wiranto menghadapi pemilu nanti tidak perlu untuk berhadapan, dengan amarah, penuh kecurigaan, saling menyerang, tapi pemilu hendaknya disikapi dengan pesta demokrasi dengan kegembiraan, keceriaan, karena lima tahun sekali bangsa ini di kasih kesempatan untuk memilih pemimpin.

Para peserta dan Panitia Festival Musik dan Tari WarNoSingYes berfoto bersama, tampak Ketua SC Panitia Mayjen Purn Saurip Kadi (tengah berbaju batik) dan Ketua OC Yustini Liem (pakai syal).
Selain itu, Wiranto juga menilai orang yang Golput dan tidak memilih karena ada ketakutan, diancam, dan dibuat takut.

Wiranto dengan tegas orang yang mengancam dan menyebarkan hoax itu akan dikenakan UU.

"Jadi saya mengimbau, untuk jangan takut, TNI, Polisi aparat keamanan, semuanya sudah berusaha untuk mengamankan anda sekalian masyarakat, tidak ada ancaman, yang mengganggu silahkan memilih dengan aspirasi masing-masing," tutupnya.

Sementara itu, Ketua OC acara "WarNoSingYes" Yustini Liem,  kepada wartamerdeka.info, mengungkapkan,  acara ini adalah Kolaborasi antara Komunitas Kedutaan Negara Sahabat dengan Masyarakat Adat Daerah di Nuswantara.

"Acara ini membuka pintu untuk memperkenalkan potensi daerah-daerah yang  ada di Nuswantara (mulai dari falsafah spiritual, alam, kriya, herbal, kuliner,  dll) ke dunia," ujarnya.

Selain itu acara ini juga ditujukan untuk merespon assymetric war 7F (Food, Film, Fashion, Fun games, Fantasy, Free Sex, Free Thinking) yang akhir-akhir ini sangat menonjol, bagaimana paham ISIS di-import ke dalam NKRI selain perang HOAX, maka alangkah baiknya kita meng-EXPORT filosofi Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangruwa menjadi falsafah mendunia yang Rahmatanlil alamin (Damai untuk Semua).

Acara yang diprakarsai Kementrian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan yang juga didukung oleh Kementerian Dalam Negeri ini, diharapkan menjadi GONG yang ketika dibunyikan akan menyerap semua nada baik yang merdu maupun yang sumbang untuk menuju suasana keheningan.

"Inilah AJI PAMUNGKAS untuk mengakhiri riuh rendah perang hoax rendah mutu yg merusak anak bangsa. Kita tetap berkarya dan berpikir positif serta memfasilitasi anak bangsa untuk berkreasi," ujar Yustini Liem.(Aris)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama