Nur'fadhilah ZA, Wisudawan Terbaik STIA Al Gazali Barru

SABTU 27 Maret 2021,Gedung Islamic Center Kabupaten Barru menjadi saksi rasa bahagia dan gembira sedikitnya 266 orang Sarjana (S1) Sekolah Tinggi Ilmu Administerasi (STIA) Al Gazali Barru yang menjalani prosesi Wisuda. Terlebih lagi bagi sosok perempuan Nur'fadhilah. Betapa tidak buah hati pasangan suami-isteri, Zaenal Abidin dan Awinah HS itu ditetapkan sebagai peraih IPK tertinggi, 3.98 dan berhak atas gelar Wisudawan terbaik. Predikat itu melengkapi kebahagiaannya dan keluarganya. 

Saat berbincang dengan Wartamerdeka, info,  gadis desa kelahiran 04 Juli 1998 itu mengaku bersyukur atas capaian itu meski baginya bukanlah sesuatu yang harus dibangga banggakan. Rasa syukur patut baginya apalagi jika mengingat masa-masa sulit kehidupan keluarganya. Anak kedua dari tiga bersaudara itu secara jujur menceritakan betapa beratnya melewati masa sulit itu. 

Saat dirinya duduk kelas 3 disalah satu SMA di Barru, kedua orang tuanya jatuh sakit yang berdampak pada goyahnya ekonomi keluarganya. Cita-citanya setamat SMA akan melanjutkan kuliahnya di Fakultas Kedokteran buyar seketika, bahkan sempat terfikirkan  untuk  tidak kuliah. Setamat SMA tahun 2016, Dhilah begitu dia akrab disapa, memendam impiannya untuk kuliah dan memilih mendaftar sebagai tenaga honorer lepas pada Kantor Desa Pancana. Diusia masih belia, 18 tahun, Dhilah diterima bekerja sebagai staf honorer. Meski gajinya sangat minim tapi baginya sudah lebih dari cukup untuk menopang kebutuhan sehari-hari keluarganya. 

Atas saran ibu dan keluarganya, Dhilah didorong untuk kuliah demi masa depannya kelak. Sambil tetap kerja sebagai tenaga honorer, Nur'fadhilah memilih melanjutkan kuliah di STIA Al Gazali Barru yang kebetulan Kampus III STIA Al Gazali tidak jauh dari rumahnya. Kerja sambil kuliah dijalaninya dengan tekun. Biaya kuliah dibayarkan dari sisa gajinya yang kumpul tiap bulan. Ketekunan dan kesabarannya berbuah hasil dimana selama kuliah tercatat tiga kali mendapatkan Bea Siswa Berprestasi. Dua kali dari kampus dan satu kali dari Pemda Barru. Selain itu, saat penyusunan skripsi dimana memerlukan biaya banyak,  lagi-lagi Dhilah mendapat sokongan dari keluarga ibunya. 

Dia pun menampik disebut perempuan hebat. Bagi Dhilah itu mereka jalani karena memang dihadapkan pada kondisi seperti itu. Jadi sudah seharusnya saya yang mencari nafkah. Setidaknya orang tua saya dulu sudah bekerja keras mencari nafkah untuk anak-anaknya. 

Ditanya tentang rencana kedepan. Perempuan murah senyum dan hobby menyanyi itu mengatakan, pendidikan sudah selesai, sebelum berfikir untuk lanjut dia memilih dulu untuk fokus pada pekerjaannya sebagai staf desa meski statusnya tenaga honorer lepas. 

Di akhir perbincangan dia menitip pesan khususnya kepada sesama wisudawan/widudawati. "Predikat kelulusan apapun yang didapatkan anda harus berbangga diri sebab hanya andalah yang tahu seberapa keras perjuangan dan sebanyak apa suka-duka yang telah dilalui untuk mencapai titik ini. Jangan berhenti belajar karena wisuda bukan akhir tapi awal untuk menggapai masa depan"

Nur'fadhilah menutup perbincangannya dengan menegaskan prinsip hidupnya. Jadilah versi terbaik dari dirimu dengan terus memperbaiki diri tampa membandingkan diri dengan orang lain. Masing-masing orang punya jalan hidup yang berbeda-beda. Apapun bisa terjadi selama ada keyakinan, usaha dan do'a. -(syam m. djafar) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama