Ketua Panitia Lomba Hibah Peringatan 100 Tahun Pak Harto, Umumkan Para Pemenang di Acara PKKMB Universitas Trilogi

Foto: Ketua Panitia Lomba Hibah 100 tahun Pak Harto, Dr. Ir. Mangasi Panjaitan, ME

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Ketua Panitia Lomba Program Hibah ‘Peringatan 100 Tahun Pak Harto’, Dr. Ir. Mangasi Panjaitan, ME, mengumumkan para pemenang lomba dalam bidang akademik, di acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PPKMB) Universitas Trilogi.  

Acara PPKMB periode Tahun Akademik 2021/2022 itu digelar secara virtual, hari Senin 6 September 2021, dengan tema: “Membangun Generasi Pancasilais dengan Kesadaran Kebhinnekaan Indonesia”. Acara diikuti 1.000 peserta zoom, mulai pukul 08.00 WIB hingga sore.

Dr. Ir. Mangasi Panjaitan, ME yang juga Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Trilogi, Jakarta ini mengatakan, hari bahagia ini penting, karena Universitas Trilogi melaksanakan PPKMB mahasiswa baru tahun 2021 dan Peringatan 100 Tahun pak Harto, Presiden R.I ke-2.

Diceritakan Mangasi Panjaitan, Jenderal Besar TNI Purn. Haji Muhammad Soeharto, lahir di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta, 8 Juni 1921. 

“Di dunia internasional, terutama di Dunia Barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan populer "The Smiling General", karena raut mukanya yang selalu tersenyum di muka pers dalam setiap acara resmi kenegaraan,” ungkapnya mengawali pidatonya secara daring, Senin (06/09/2021).

Mangasi Panjaitan, Alumni Program Pendidikan Singkat (PPSA) Angkatan XXII Lemhannas RI tahun 2019 ini juga menceritakan sejarah singkat Soeharto sejak kecil. Beranjak dewasa, masuk militer di Gombong, dan menjalani karirnya mulai komandan peleton, komandan kompi, komandan resimen dengan pangkat Mayor, hingga komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Kemudian, Soeharto menjadi Komandan Brigade Garuda Mataram tahun 1949, yang ikut serta dalam serangan umum yang berhasil menduduki kota Yogyakarta selama enam jam. Di usia sekitar 32 tahun, menjadi Komandan Resimen Infenteri 15, dan diangkat menjadi Kepala Staf Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro di Semarang, kemudian menjadi pejabat Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro tahun 1957 dengan pangkat Kolonel.

Di usia 41 tahun, pangkatnya jadi Mayor Jenderal dan menjabat Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat yang merangkap Deputi Wilayah Indonesia Timur di Makassar. Di pertengahan tahun 1962, beliau diangkat sebagai Pangkostrad hingga 1965. 

Dan di usianya yang ke-47 tahun, tahun 1968, Soeharto akhirnya menjabat Presiden ke-2 RI, menggantikan Presiden Soekarno. 

“Suatu pencapaian yang luar biasa. Hanya segelintir pemimpin dunia yang menjadi presiden diusia 40-an, antara lain: Presiden RI ke-1, Ir Soekarno (44 tahun), Presiden USA seperti: J.F.Kennedy (43 tahun), Obama (47 tahun), Roosevelt 42 tahun), dan Bill Clinton (46 tahun),” tandasnya. 

Narasumber, Rektor, Yayasan dan para Pelaksana acara PPKMB

Dalam masa pemerintahannya, Presiden Soeharto mendapat kehormatan menyampaikan sukses Indonesia dari pengimpor beras terbesar di dunia menjadi swasembada tahun 1984. Pada saat yang sama beliau juga menyerahkan bantuan satu juta ton padi kering (gabah) dari para petani Indonesia untuk rakyat Afrika. Untuk itu, FAO memberikan penghargaan khusus, medali emas pada 21 Juli 1986.

Sementara pada 8 Juni 1989, berkenaan ulang tahun Soeharto ke-68, beliau dianugerahi UN Population Award, penghargaan tertinggi PBB di bidang kependudukan. Penghargaan itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal PBB, Javier de Cueller di Markas Besar PBB, New York. Selain itu, Soeharto dianggap berjasa ikut mengembangkan organisasi regional Asia Tenggara, ASEAN, sehingga Indonesia disegani dan diperhitungkan di dunia internasional.

“Dua hal yang disebutkan diatas hanyalah beberapa dari banyak prestasi Presiden Soeharto dalam masa kepemimpinannya sebagai Kepala Negara. Pengakuan Badan Internasional juga datang dari beberapa pemimpin dunia, seperti Robert Edward Elson (2001) dalam bukunya, Soeharto; Political Biography, menulis bahwa dua Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon dan Ronald Reagan memuji presiden Soeharto adalah tokoh yang amat penting selama abad XX di Asia,” urainya.

Yang paling berkaitan dengan momen ini, lanjut Mangasi, Soeharto menetapkan Trilogi Pembangunan sebagai landasan penentuan kebijakan politik, ekonomi, dan sosial dalam melaksanakan pembangunan negara. 

“Trilogi Pembangunan meliputi Stabilitas Nasional yang dinamis, Pertumbuhan Ekonomi Yang Tinggi, Pemerataan Pembangunan dan Hasil-hasilnya. Trilogi Pembangunan dilaksanakan melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita I-VI),” terangnya.

Sebab itu, Mangasi Panjaitan yang juga mantan Rektor Universitas Mpu Tantular ini menegaskan, Universitas Trilogi memandang perlu mewariskan semangat dan nilai-nilai perjuangan pak Harto kepada para generasi muda.

“Universitas Trilogi memandang perlu mewariskan semangat dan nilai-nilai perjuangan pak Harto kepada kita semua. Bagi kita yang sempat melihat dan menikmati karya bhakti beliau. Juga bagi generasi milenial dan sesudahnya yang hanya mendengar nama beliau maupun yang belum pernah sama sekali,” tegasnya.

Mangasi sebagai Rektor yang pernah mendeklarasikan kampus Universitas Mpu Tantular sebagai kampus Bhinneka Tunggal Ika saat menjabat 2017-2019 ini mengatakan, untuk itu dibentuklah Program Hibah 100 Tahun pak Harto. 

“Hibah ini merupakan kegiatan lomba. Lomba penulisan proposal penelitian dan essai yang mengangkat topik yang berkaitan dengan karya-karya pak Harto selama menjabat presiden. Lomba ini diikuti oleh masyarakat umum, mahasiswa dan siswa Sekolah Menengah Umum (SMU). Masyarakat umum dan mahasiswa mengikuti lomba penulisan proposal penelitian yang didanai oleh Universitas Trilogi melalui YPPIJ (Yayasan Pembangunan Pendidikan Jakarta). Para siswa SMU dapat mengikuti lomba esai, bagi pemenang diberi hadiah uang tunai dan beasiswa satu tahun atau satu semester di Universitas Trilogi,” bebernya.

Adapun topik penelitian dan penulisan essai meliputi beberapa aspek yaitu; swasembada pangan, Trilogi Pembangunan, Program Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), kerjasama dan diplomasi Internasional, Pertahanan dan Keamanan Nasional, Kepemimpinan pak Harto, dan lain-lain terkait Pembangunan Nasional di era Pak Harto. 

Setelah melalui proses penilaian oleh Panitia Program Hibah 100 Tahun pak Harto, ditetapkanlah 17 pemenang lomba proposal penelitian dan esai, dengan nama para pemenang proposal Kategori A, B dan Pemenang Esai berikut ini.

Tujuh Pemenang Proposal Kategori A, yakni: 

1. Rizaldy Taslim Pinzon Pengembangan dan Penerapan Layanan Tele-Neurologi bagi Pasien Neurologi di Era Pandemi COVID-19; 

2. Budhi Purwandaya Kesejahteraan Perdesaan Dataran Tinggi: Pelajaran Dari Majalengka, Jawa Barat; 

3. Dewi Hambar Sari Diversifikasi Pangan: Identifikasi Senyawa Bioaktif Bahan Makanan Pokok Sebagai Upaya Pencegahan Komorbid COVID-19 di Indonesia; 

4. Ini Luh Putu Dian Yunita Sari Evaluasi Program Posyandu Dalam Masa Pandemi Covid-19 Di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali; 

5. Ikhwanuddin: Pemanfaatan Potensi Aerogel Nanoselulosa Tongkol Jagung/Pva/Trimethylchlorosilane (Tmcs) Yang Terintegrasi Termoelektrik Cooler Sebagai Aplikasi Material Penangkap Air Dari Udara Atmosfer Untuk Solusi Persediaan Air Di Masa Kekeringan; 

6. Noor Hujjatusnaini: Kearifan Lokal Bioherbal Khas Suku Dayak Bakumpai Kalimantan Tengah Melalui Eksplorasi Senyawa Metabolit Sekunder dan Formulasi Kombinasi Ekstrak Daun Tambora (Ageratum conynoides), Daun Sembalit Angin (Mussaenda frondosa), dan Rimpang Kunyit (Curcuma domestica) sebagai Antibakteri Infeksi Post Partum; 

7. Syarifah Gustiawan Membangun Program Ekosistem Inovasi Pangan Model Soeharto Menuju Swasembada Kedaulatan Pangan Di Era Jokowi.

Lima Pemenang Proposal Kategori B, dengan nama Ketua Tim Judul Proposal yaitu: 

1. Angel Ardila Suci QA: Optimasi Media Intermathely (Interesting Mathematic Monopoly) Guna Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Di Masa Pandemi Sebagai Upaya Pemerataan Pendidikan; 

2. Ilham Akbar: Studi Partisipatif Masyarakat Desa Dalam Program Desa Membangun Di Desa Sogian Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep Melalui Metode PRA (Participatory Rural Appraisal) dalam Upaya Menghidupkan Kembali Trilogi Pembangunan Soeharto;

3. Reni Herawati: Beras Analog: Solusi Tepat Guna Olahan Dari Jagung, Labu Kuning Dan Kulit Pisang Sebagai Upaya Menekan Terjadinya Stunting Di Madura;

4. Haganta Bangun: Urbanfarming Usaha Peningkatan Kualitas Produk Padi Dalam Memanfaatkan Lokasi Sempit Di Perkotaan;

5. Rafif Ibnu W: Konstruksi Sosial Civitas Akademik dan Mitigasi Kebijakan Dalam Era Pandemi Covid 19.

Lima Pemenang Esai yaitu:

1. Gusti Agung Diah Sri Ari Ningsih, Juara-1/ 3jt; Bimas 4.0: Aplikasi Penyuluhan sebagai Transformasi Bimas Masa Orde Baru

2. Nina Meylinda Syukriah,Juara-2/ 2,5 juta; Aktivasi Lumbung Pangan Desa sebagai Upaya Menjaga Ketahanan Pangan Desa berbasis Swasembada Masyarakat Pasca Pandemi Covid 19;

3. Nina Meylinda Syukriah,Juara-2/ 2,5 juta; Julia Ananda,Juara-3/ 2jt; Keberhasilan Penerapan Program Wajib Belajar pada Masa Orde Baru dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan;

4. Syafiq Maulana,Juara Harapan-1/ 1juta; Konsep Nguri-uri Budaya Jawi dalam Praktik Kepemimpinan dan Pemikiran Presiden Soeharto sebagai Bentuk Implementasi Nilai-nilai Falsafah Bangsa Indonesia;

5. Aziz Rahmad Isnanto Juara Harapan,2/ 750ribu: Reinterpretasi Dark Joke: Memutar Pandangan Negatif Generasi Z terhadap Mantan Presiden Soeharto.

Sebelumnya, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) R.I, Bambang Soesatyo, S.E., M.B.A memberikan Kuliah Umum, yang menekankan perlunya generasi Pancasialis untuk menjadi Pemimpin Bangsa ke depan.  Mantan Ketua DPR R.I ini juga mengingatkan, merawat dan memperjuangkan kebhinekaan dalam keberagaman, adalah sebuah keniscayaan, sekaligus sebuah tantangan.

Selanjutnya, Rektor Universitas Trilogi, Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D dalam sambutannya sekaligus memaparkan pandangan terhadap implementasi dalam Sistem Ekonomi Pancasila (SEP). Menurutnya, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam sistem perekonomian Indonesia, masih jauh dari cita-cita SEP. 

Acara dihadiri Ketua Yayasan Yayasan Pembangunan Pendidikan Indonesia Jakarta Pendidikan (YPPIJ), Prof. Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho, MM, Sekretaris YPPIJ Indra Kartasasmita, Bendahara YPPIJ Wisnu Suhardono, Wakil Rektor bidang Akademik, Dr. Kabul Wahyu Utomo beserta jajaran akademik. 

Setelah uraian Mangasi Panjaitan, dilanjtkan Budi Arifitama, S.T., MMSI, Ketua Tim Pemilihan Peringkat Dosen dan Tenaga Pendidik Berprestasi yang mengumumkan mereka-mereka yang berprestasi. Doa dibawakan oleh Maulidian, S.Hut., MM, dan acara dipandu duet MC mahasiswa, Tirza Listiani Saputri & Muhammad Said Al-Hariri. (DANS)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama