"Saya enggak bisa bicara harga, tapi beras kita ada cadangan sampai 10
juta ton," kata Syahrul kepada awak media di lingkungan Istana
Kepresidenan Jakarta, Selasa, selepas mengikuti rapat internal terkait
pengembangan food estate (lumbung pangan) yang dipimpin langsung
Presiden Joko Widodo.
Syahrul bahkan mengingatkan bahwa cadangan beras Indonesia merupakan yang terbaik di dunia.
Terlebih Indonesia pada pertengahan Agustus lalu mendapatkan
penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atas
keberhasilan yang dinilai mencapai swasembada beras dan meningkatkan
sistem ketahanan pangan dengan baik.
Berdasarkan data
Kementerian Pertanian produksi beras nasional dari tahun 2019 konsisten
berada pada level 31,3 juta ton, memenuhi kebutuhan beras nasional
sebesar 30 juta ton per tahun.
Selain IRRI, Organisasi
Pangan dan Pertanian (FAO) juga turut mengapresiasi sistem ketahanan
pangan di Indonesia yang tangguh di tengah krisis pangan dan ketegangan
geopolitik.
Mentan mengaku optimistis cadangan beras
nasional tetap terjaga meskipun lahan pertanian padi di Kabupaten Sumba
Tengah sempat dilanda serangan hama belalang beberapa waktu lalu.
Pasalnya Syahrul meyakini bahwa serangan hama itu bersifat siklus
musiman.
"Belalang besar yang mutasi dari Perth cukup besar itu memang cukup kagetkan kita karena jumlahnya jutaan...tapi yang begitu
cycle, karena perputaran virus kan lagi berkembang," katanya.
Syahrul meyakini bahwa persoalan semacam serangan hama menjadi salah
satu hal yang memang harus dipetakan oleh ia beserta jajarannya di
Kementerian Pertanian.
"Ya di pertanian gitu memang,
panas sedikit ada masalah, hujan dikit...jadi antisipasi, jadi mapping
kita yang harus kuat," ujarnya.
Oleh karena itu Mentan
menjelaskan bahwa ia bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan
jajaran Badan Pangan Nasional terus memantau perkembangan komoditas
pangan, khususnya beras, hingga ke lapangan mengingat dinamika harga
pasti ada berbarengan dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Ini
masih mau panen, walau panen kedua. (Kalau) Februari panen besar, ini
panen kecil. Dinamika harga karena BBM ada, itu yang disikapi bersama.
Saya dengan Mendag dengan Badan Pangan Nasional sampai ke lapangan, saya
di produktivitasnya," tutup Mentan Syahrul. (An)