JAKARTA (wartamerdeka.info) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan prevalensi stunting (gagal tumbuh) karena kekurangan gizi kronis di Indonesia pada 2022 turun menjadi 21,6 persen berkat kerja keras semua pihak.
"Sudah disampaikan Pak Menteri Kesehatan, pada 2022 angkanya sudah turun jadi 21,6 persen. Ini kerja keras kita semuanya," kata Jokowi dalam Rakernas Strategi Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana serta Program Percepatan Penurunan Stunting di Jakarta, Rabu.
Jokowi menyampaikan penurunan angka stunting
pada 2022 cukup drastis dibandingkan saat pertama kali dia memimpin
pemerintahan pada 2014, yakni 37 persen.
"Stunting di negara kita jadi pekerjaan rumah yang sangat besar yang harus segera diselesaikan. Saya masuk di 2014 angkanya 37 persen. Saya kaget," kata Jokowi.
"Stunting di negara kita jadi pekerjaan rumah yang sangat besar yang harus segera diselesaikan. Saya masuk di 2014 angkanya 37 persen. Saya kaget," kata Jokowi.
Jokowi meyakini target pemerintah untuk
kembali menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024 dapat
tercapai dengan sinergi dan perbaikan program pemerintah pusat dan
daerah.
"Kita bersama semuanya bergerak, angka itu bukan
angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama," ujar
Jokowi.
Presiden menjelaskan permasalahan stunting di
Indonesia harus segera diselesaikan, karena menjadi salah satu kunci
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Perbaikan
kualitas SDM, ujar Jokowi, sangat penting agar Indonesia mampu bersaing
di kawasan regional dan global. Peningkatan daya saing Indonesia akan
menumbuhkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
"Posisi semua negara saat ini adalah kompetisi. Bersaing satu sama lain. Kelihatannya ya, misalnya ada G20 ketemu, kelihatannya salaman baik-baik, tapi semua saling berkompetisi. Di ASEAN ketemu saling salaman, merangkul, tapi berkompetisi. Saling rebut investasi, teknologi, semua negara dan kuncinya adalah sumber daya manusia yang berkualitas," ujar Presiden Jokowi.
"Posisi semua negara saat ini adalah kompetisi. Bersaing satu sama lain. Kelihatannya ya, misalnya ada G20 ketemu, kelihatannya salaman baik-baik, tapi semua saling berkompetisi. Di ASEAN ketemu saling salaman, merangkul, tapi berkompetisi. Saling rebut investasi, teknologi, semua negara dan kuncinya adalah sumber daya manusia yang berkualitas," ujar Presiden Jokowi.
Pada 2021, prevalensi
stunting secara nasional adalah 24,4 persen. Adapun Badan Kesehatan
Dunia (WHO) merekomendasikan prevalensi stunting di bawah 20 persen.(An)
Tags
Nasional