Sigit mengungkapkan, pergelaran wayang kulit ini merupakan bentuk kesepakatannya bersama dengan Panglima TNI dalam rangka menjaga serta melestarikan budaya asli Indonesia.
Kapolri dan Panglima TNI serta seluruh Kepala Staf sebelumnya ikut main dalam kegiatan wayang orang bertema "Pandawa Boyong" di TIM pada tanggal 15 Januari 2023 lalu.
"Jadi hari ini sesuai dengan kesepakatan Pak Panglima bahwa kita sepakat untuk terus Nguri-uri budoyo menjaga dan mengembangkan budaya. Setelah beberapa waktu yang lalu kita melaksanakan pergelaran wayang orang bersama TNI-Polri di taman Ismail Marzuki," kata Sigit di Lapangan Bhayangkara Polri.
Selain merawat budaya asli Indonesia, Sigit menekankan, kegiatan ini
diselenggarakan untuk semakin memantapkan sinergisitas dan soliditas
antara TNI dan Polri.
"Kegiatan hari ini utamanya adalah melanjutkan kegiatan dalam rangka
memperkuat soliditas TNI-Polri yang selama ini sudah terjalin dengan
baik yang selama ini sudah kompak," ujar eks Kabareskrim Polri itu.
Lebih dalam, Sigit menyebut, kegiatan ini juga sekaligus kesempatan
untuk lebih mendekatkan diri antara TNI-Polri dengan seluruh lapisan
elemen masyarakat Indonesia.
"Dan harapan kita tentunya soliditas TNI-Polri ini tentunya akan sangat
bermanfaat dan juga kita harapkan dengan soliditas TNI-Polri hari ini
kegiatan yang dihadiri oleh komunitas wayang, teman-teman dari Ormas,
OKP dan pecinta budaya yang lain kita harapkan mendekatkan TNI-Polri
dengan masyarakat," ucap Sigit.
Menurut Sigit, pergelaran budaya wayang kulit dengan Lakon Wahyu
Makutharama, ini banyak pelajaran yang bisa dipetik oleh masyarakat
karena didalamnya mengandung ajaran Hastabrata, yakni soal mengajarkan
tentang jiwa kepemimpinan.
"Masyarakat bersama pemimpinnya memiliki hubungan yang saling mendukung.
Pemimpin bisa mengayomi rakyatnya. Demikian juga rakyat juga memahami
apa yang menjadi tugas pemimpinnya," tutur Sigit.
Dengan lakon ini, Sigit berharap, dapat terbentuk karakter kepemimpinan yang terus menjaga dan mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dengan lakon ini, Sigit berharap, dapat terbentuk karakter kepemimpinan yang terus menjaga dan mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Tentunya akan semakin memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat
khususnya menghadapi tahun politik. Dimana kita selalu ingatkan setiap
saat dengan Pak Panglima bahwa perbedaan pendapat boleh ada namun yang
namanya persatuan dan kesatuan harus selalu dijaga," papar Sigit.
Lebih dalam, Sigit menuturkan, dengan semakin kokohnya sinergitas
TNI-Polri dan masyarakat, maka rasa persatuan dan kesatuan itu tidak
akan goyah dengan segala bentuk tantangan dan rintangan yang ada.
"Dan tentunya harapan kita ini semuanya akan semakin meningkatkan
soliditas dan semakin meningkatkan hubungan dan kedekatan antara
TNI-Polri dan masyarakat, dan harapan kita ini semua akan membawa
stabilitas kamtibmas stabilitas politik yang lebih baik," papar Sigit.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengapresiasi Kapolri
yang telah merawat dan melanjutkan komitmen bersama dalam rangka
merawat budaya asli Indonesia.
"Dan ini adalah wujud kelanjutan dari sinergitas TNI-Polri. Sinergitas
tidak hanya menjaga kedaulatan dan keamanan negara saja. Juga menjaga
kedaulatan budaya, wayang kulit adalah budaya asli Indonesia yang harus
kita lestarikan," kata Yudo di kesempatan yang sama.
Tags
Ragam