Strategi Surya Paloh Membelah Ombak


Oleh: Saiful Huda Ems (SHE)

- Lawyer, Pengamat Politik dan Ketua Umum Ormas HARIMAU JOKOWI-HARIMAU PERUBAHAN


Tidak hanya bagaikan benteng raksasa dan kokoh, Koalisi Indonesia Maju yang dipimpin oleh PDIP juga bisa diibaratkan dengan kekuatan ombak besar yang dahsyat, yang selama ini susah diterjang dan dirobohkan oleh lawan-lawan politiknya. Surya Paloh yang merupakan representasi dari Nasdem dan yang juga menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju, nampaknya sudah menemukan celah baru untuk menembus benteng dan membelah ombak besar ini, demi memperlancar jalannya serdadu politik Nasdem, Partai Demokrat dan PKS untuk memenangkan Bakal Capres 2024 Anies Baswedan. 


Celah benteng raksasa dan kokoh itu adalah Partai Golkar, rumah politik lama Surya Paloh (SP) yang pernah ia tinggali puluhan tahun dan sudah dia hafal seluruh pintu-pintu, jendela-jendela serta lorong-lorongnya. Karena itu tepat di Rabu Pon (1/2/2023) lalu, SP secara mengejutkan mengunjungi Golkar di tengah huru-hara wacana reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Manuver politik tingkat tinggi SP ini tentu membuat terkejut banyak orang, SP atau Nasdem yang awalnya diprediksi hanya akan bisa berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PKS, ternyata masih memiliki peluang juga untuk membelah Koalisi Indonesia Maju melalui sayap Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan pintu utamanya Golkar !.


Dengan pendekatan sentuhan reuni terbatas alumni kader Golkar, SP nampak sanggup membuat Golkar dan PAN merubah imajinasinya, dari kemungkinan mendukung Capres yang akan diusung oleh PDIP, yakni Ganjar Pranowo menjadi kemungkinan mendukung Capres Anies Baswedan. Apalagi jika saja SP merayu Airlangga Hartarto untuk dijadikannya sebagai Cawapresnya Anies Baswedan, dan kalau lobinya gagal maka rayuannya ditingkatkan dengan menyandingkan Pasangan Airlangga-Anies, maka 99% Airlangga bersama Golkarnya akan klepek-klepek dan langsung berbaris mengikuti skenario politik SP. Ini politik segala kemungkinan bisa terjadi !.


Tak lama setelah itu, serdadu politik SP dari jalur PKS datang pula mengunjungi Golkar pada Selasa (7/2/2023) lalu. PKS datang ke Golkar tentunya juga untuk memperkuat lobi-lobi SP yang sebelumnya datang melobi Golkar. Masih belum jelas sampai detik ini, apakah lobi-lobi gerak cepat dari Nasdem dan PKS ini sudah membuat retak kekokohan Koalisi Indonesia Maju dan Koalisi Indonesia Bersatu, yang jelas dari arah yang berbeda Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang dipimpin Prabowo dengan pasukan Gerindra dan PKB nya, juga terus menerus melakukan gerakan sendiri yang bersebrangan dengan Presiden Jokowi bersama PDIP nya. Ini artinya Koalisi Indonesia Maju sebenarnya sudah nyaris terbelah dan ambruk. Lalu bagaimana dengan Presiden Jokowi bersama Bu Megawati dengan PDIP nya?.


Haqul yakin, finalisasi gempuran SP terhadap Koalisi Indonesia Maju itu nantinya akan terjadi juga dengan datangnya Partai Demokrat ke Golkar di hari-hari mendatang. Dan bila ini terjadi, maka serdadu SP akan menjadi menguat dan Anies Baswedan minimal akan lolos menjadi Capres 2024. Koalisi sayap Nasdem, Demokrat dan PKS jika menyatu dengan Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Golkar, PAN dan PPP, akan menjadi kekuatan raksasa yang mampu mengimbangi kekuatan KIR dan PDIP. Dan jika PDIP sampai gagal berkoalisi dengan Gerindra dan PKB, maka praktis PDIP hanya akan mengandalkan kekuatan Pro Jokowi dan Ganjar Pranowo. Itupun jika para pendukung Presiden Jokowi tidak dibuat kocar-kacir, lari kesana kemari ditarik-tarik oleh Prabowo dan SP.


Olehnya, tidak ada jalan lain bagi Presiden Jokowi saat ini selain harus terus melakukan konsolidasi internal dengan dua sayap utamanya, PDIP dan relawan ! Salah satu cara pertama yang sebaiknya dilakukan oleh Presiden Jokowi adalah "memotong" sayap-sayap Nasdem di Kabinet Indonesia Maju. Bila perlu jika sudah ditemukan indikasi KIB berselingkuh dengan Nasdem, para menteri dari KIB juga harus dipotong alias direshuffle dari kabinet kemudian mengganti mereka dari kalangan relawan pro Jokowi dan dari PDIP. Relawan Pro Jokowi dan kader PDIP ini merupakan dua sayap terkuat yang selama Pilpres 2014 dan 2019 sanggup membuat Presiden Jokowi terbang gagah dan indah melintasi cakrawala Nusantara. Dan dari pemotretan saya sudah ada dua kader terbaik dari sayap relawan pro Jokowi, yakni Haidar Alwi dan dari sayap PDIP ada Budiman Sudjatmiko. 


Percayalah, jika konsolidasi internal ini dapat dijalankan, maka sebesar apapun serangan lawan-lawan politik Presiden Jokowi dan PDIP tidak akan ada artinya apa-apa, dan Ganjar Pranowo akan menang mulus apalagi jika didampingi Cawapres dari kalangan TNI, yakni Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko. Waktu bergerak sangat cepat mendekati Pemilu 2024, cepat atau lambat peta politik Indonesia akan berubah. Sedikit saja Presiden Jokowi dan Bu Megawati lengah, maka Anies Baswedan akan datang dan menang serta sukses mengobrak-abrik Indonesia yang sudah bertahun-tahun kita semua perjuangkan dengan susah payah, menguras keringat, darah dan air mata. Pak Presiden Jokowi, mohon segera lakukan reshuffle kabinet demi kejayaan Nusantara !...(SHE).


11 Februari 2023.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama