Tulisan ini menggambarkan bagaimana perjuangan Yang Mulia (YM) Tomakaka Adaq Jambu Cappa Bate Dara' dari Kerajaan Binuang Mandar tempo hari memimpin perlawanan terhadap kolonial Hindia Belanda dengan keberanian dan strategi yang bijaksana, dengan setia dan amanah mempertahankan adat, budaya, dan kedaulatan wilayahnya.
Tomakaka menjadi simbol perjuangan bagi masyarakat Mandar dalam menghadapi penjajahan. Sebuah Kisah singkat YM. Tomakaka Adaq Jambu Cappa Bate Dara' Kerajaan Binuang Mandar dalam mempertahankan diri dari Penaklukan Kolonial Hindia Belanda.
Kerajaan Binuang Mandar adalah salah satu kerajaan yang terletak di Afdeling Mandar (sebuah pembagian administratif pemerintahan tingkat kedua di Hindia Belanda yang merupakan bagian dari suatu Karesidenan. Afdeling dikepalai oleh Asisten Residen), memiliki sejarah panjang dalam melawan kekuasaan kolonial Hindia Belanda.
Salah satu tokoh yang sangat berjasa dan amanah dalam mempertahankan wilayah ini adalah YM. Tomakaka Adaq Jambu Cappa Bate Dara'. Seorang pemimpin adat yang memiliki keteguhan dan strategi luar biasa dalam menghadapi upaya penaklukan dari kolonial Belanda. YM. Tomakaka Adaq Jambu dikenal sebagai Tomakaka Adat yang paling gigih dalam mempertahankan wilayahnya dan tidak mau tunduk kepada kekuasaan kolonial. Sejarah ini menjadi bukti ketahanan masyarakat adatnya dan keinginan kuat untuk mempertahankan kedaulatan serta kemerdekaan mereka (Dewan Adat Tangnga Bate, YM. H. Hasan Dalle. 2022).
Kerajaan Binuang Mandar adalah salah satu kerajaan di Afdeling Mandar yang sangat disegani di wilayah Mandar. Kerajaan ini, membagi wilayah kekuasaan adat dengan sistem pemerintahan 'Tallu Bate,' yaitu Ulu Bate, Tangnga Bate, dan Cappa Bate. Tomakaka Adaq Jambu Cappa Bate Dara' bertugas sebagai salah satu pemimpin pada wilayah adat Cappa Bate Dara' dan ia memainkan peranan penting dalam melindungi kerajaan dari ancaman eksternal. Dalam konteks mempertahankan kedaulatan, peran Tomakaka Adaq Jambu Cappa Bate Dara' menjadi sangat krusial karena tanggung jawabnya meliputi pengaturan strategi dan pertahanan.
Pada akhir abad ke-19, kolonial Hindia Belanda berusaha memperluas pengaruh mereka ke wilayah Sulawesi Barat, Afdeling Mandar kala itu. Belanda melihat kawasan ini sebagai wilayah yang strategis baik dari segi ekonomi maupun politik. Namun, upaya mereka tidak berjalan mulus karena mendapatkan perlawanan sengit dari kerajaan-kerajaan lokal, termasuk Kerajaan Binuang Mandar (Arung Binuang Mandar XVIII, PYM. Andi Aprasing La Mattulada. 2022).
Tomakaka Adaq Jambu Cappa Bate Dara' memimpin perlawanan tersebut dengan menggabungkan strategi perang gerilya dengan kekuatan tradisional dan pengaruhnya sebagai pemimpin adat. Ia berhasil menggerakkan seluruh kekuatan masyarakyat adat wilayah Kerajaan Binuang Mandar untuk bersatu mempertahankan tanah air mereka. Masyarakyat Adat Binuang Mandar memiliki semangat yang tinggi dalam mempertahankan kedaulatannya dari penjajah, dan hal ini tidak terlepas dari kepemimpinan Tomakaka yang berani dan bijaksana. Tomakaka Adaq Jambu dikenal sebagai Tomakaka Adaq yang paling gigih dalam mempertahankan wilayahnya dan menolak segala upaya Belanda untuk menaklukkan Kerajaan Binuang Mandar, termasuk menolak negosiasi yang berpotensi merugikan kedaulatan kerajaan.
Salah satu strategi penting yang dilakukan oleh Tomakaka Adaq Jambu adalah memanfaatkan pengetahuan lokal tentang medan perang. Ia memahami betul setiap sudut wilayah Binuang, termasuk hutan-hutan dan daerah perbukitan yang sulit dijangkau oleh pasukan Belanda. Strategi perang gerilya ini sangat efektif karena mampu mengecoh pasukan kolonial yang tidak terbiasa dengan kondisi geografis yang ada. Ditambah lagi wilayah kekuasaan Tomakaka Adaq Jambu terbentang luas di sebrang Sungai Kunyi.
Selain itu, Tomakaka Adaq Jambu juga menjalin aliansi dengan kerajaan-kerajaan Mandar lainnya, untuk menciptakan kekuatan yang lebih besar dalam menghadapi Belanda. Persekutuan ini menjadi sangat penting karena memperkuat posisi pertahanan di wilayah Mandar secara keseluruhan. Tomakaka Adaq Jambu juga memanfaatkan tradisi gotong royong dan nilai-nilai-nilai persatuan di antara masyarakat untuk meningkatkan daya tahan perlawanan.
Dampak Perlawanan Terhadap Kolonialisme Belanda
Perlawanan yang dipimpin oleh Tomakaka Adaq Jambu memberi dampak besar terhadap rencana ekspansi Belanda di wilayah Mandar.
Meskipun pada akhirnya kekuatan militer Belanda yang lebih modern memaksa kerajaan-kerajaan lokal untuk tunduk, namun perjuangan Tomakaka menjadi simbol ketahanan dan keberanian dalam melawan penjajah. Masyarakat Adat Binuang Mandar tidak mudah ditaklukkan, dan perlawanan ini menimbulkan kerugian besar bagi pihak kolonial Belanda, baik dalam hal biaya maupun waktu.
Dalam beberapa catatan sejarah lokal, Tomakaka Adaq Jambu digambarkan sebagai sosok yang tidak hanya pemberani, akan tetapi juga memiliki kemampuan diplomasi yang baik. Ia sering kali berhasil melakukan negosiasi dengan Belanda untuk menunda ekspansi mereka, sambil mencari cara untuk memperkuat pertahanan kerajaan. Perlawanan ini juga menginspirasi banyak generasi selanjutnya di Mandar untuk tetap mempertahankan identitas dan kedaulatan mereka.
Warisan perjuangan Tomakaka Adaq Jambu Cappa Bate Dara' masih terasa hingga kini. Masyarakat Adat Binuang Mandar pada umumnya menghargai nilai-nilai perjuangan dan keberanian yang diwariskan oleh Tomakaka dan para leluhur mereka. Cerita mengenai keteguhan hati dalam mempertahankan tanah air dari penjajah menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Adat Kerajaan Binuang Mandar.
Selain itu, warisan ini juga terlihat dalam bentuk penghormatan terhadap adat dan tradisi yang terus dipertahankan oleh masyarakat adat Mandar. Tomakaka Adaq Jambu tidak hanya dikenal sebagai pejuang fisik, akan tetapi juga sebagai penjaga adat dan nilai-nilai yang menjadi dasar kehidupan masyarakat adat. Upaya mempertahankan adat ini menjadi bagian dari perlawanan budaya terhadap pengaruh kolonial kala itu yang ingin mengubah tatanan sosial masyarakat lokal yang dipastikan hingga kini tetap lestari dan berkelanjutan.
1. YM. Sjahrir Tamsi : Memaknai Peran Kakak Kepada Adiknya dan Tomakaka Sebagai Panutan Dalam Masyarakat Pattae. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2023;
2. YM. Sjahrir Tamsi : Tomakaka Dalam Diskursus Dunia. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2023;
3. YM. Sjahrir Tamsi : Menelisik Eksistensi Tomakaka Dan Kerajaan Eks Afdeling Mandar. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2024.
4. YM. Sjahrir Tamsi : Sekilas Sejarah Tomakaka Berdaulat di Wilayah Afdeling Mandar. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2024.
Editor : W. Masykar