Mengejek, nyinyir, menghina bahkan menjatuhkan salah satu paslon sudah diluar batas kewajaran. Dengan tanpa menyebut paslon atau kubu mana, seharusnya politik segala cara bahkan menabrak etika tidak lagi menjadi alat propaganda untuk mengangkat elektabilitas paslon.
"James Freeman Clarke (1810-1888), pakar teologi asal Amerika, sebut seorang negarawan lebih berpikir tentang bagaimana nasib generasi mendatang, sementara politisi hanya berpikir bagaimana memenangkan pemilu yang akan datang"
Justru - jika model kampanye seperti ini, terus dilakukan, yang akan menuai panen kebaikan dan simpati adalah paslon yang menjadi sasaran nyinyir.
Sebagai warga Lamongan, menjatuhkan dukungan pada paslon yang mana adalah pilihan politik. Anda mendukung paslon nomor 01 monggo, anda memilih untuk mendukung paslon nomor 02 silakan. Itu hak anda, itu pilihan politik anda.
Kedua paslon adalah kader terbaik. Bahwa keduanya memiliki plus minus, itu adalah sesuatu yang manusiawi. Salah satu paslon tidak bisa mengklaim sebagai yang paling baik. (Bersambung)
Saya tetap NOMOR 2 YES DIRHAM MENJADI PIHANKU ITU HARGA MATI.
BalasHapus