Learning to Learn, "Membangun Kemampuan Belajar Mandiri untuk Masa Depan"

Oleh : YM. Sjahrir Tamsi 

Tulisan ini menjelaskan pentingnya learning to learn, strategi pengembangannya, serta tantangan dalam implementasinya.

Learning to Learn atau Belajar untuk belajar adalah kemampuan untuk mengejar dan bertahan dalam pembelajaran, untuk mengatur pembelajaran sendiri, termasuk melalui manajemen waktu dan informasi yang efektif, baik secara individu maupun kelompok.

Kemampuan ini mencakup keterampilan berpikir kritis, manajemen waktu, refleksi diri, dan adaptabilitas terhadap berbagai jenis informasi dan tantangan baru dalam proses pembelajaran. Dalam era digital, di mana informasi begitu mudah diakses, kemampuan learning to learn menjadi salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap individu, terutama Peserta Didik di sekolah.

Learning to learn merupakan kemampuan untuk mengambil tanggung jawab atas proses belajar, memonitor dan mengevaluasi kemajuan belajar, serta menyesuaikan strategi belajar sesuai kebutuhan. Ini bukan sekadar mempelajari materi, tetapi juga memahami bagaimana cara terbaik untuk mempelajari sesuatu.

Dengan demikian, kemampuan ini memungkinkan individu untuk terus belajar sepanjang hidupnya, menghadapi perubahan dan tantangan baru.

Prof. Stella Christie, Guru Besar dari Tsinghua University China menjadi Anggota Kabinet Merah Putih di bawah Pimpinan Presiden RI ke-8, Bapak H. Prabowo Subianto.
Pentingnya Learning to Learn dalam Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, learning to learn memiliki peran yang sangat penting. Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan di berbagai bidang, keterampilan ini membantu Peserta Didik untuk menjadi Pembelajar Mandiri. Dengan learning to learn, Peserta Didik dapat lebih mandiri dalam belajar, tidak selalu bergantung pada Pendidik/Guru atau Instrukturnya. Mereka dapat menentukan sendiri sumber belajar yang tepat dan teknik belajar yang sesuai dengan gaya mereka.
Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi
Kemampuan ini mendorong Peserta Didik untuk berpikir kritis dan kreatif, karena mereka dituntut untuk menemukan cara-cara baru dalam memahami dan mengaplikasikan pengetahuan.
Memaksimalkan Potensi Pribadi. Dengan memahami cara belajar yang efektif, Peserta Didik dapat mengoptimalkan potensinya dalam menguasai berbagai disiplin ilmu sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Strategi Membangun Kemampuan Learning to Learn
Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan kemampuan learning to learn pada Peserta Didik : 
1. Metakognisi. Menurut Flavell (1979), metakognisi adalah kesadaran seseorang akan proses berpikirnya sendiri. Dengan melatih Peserta Didik untuk mengenali proses belajar mereka, mereka akan lebih mudah mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam belajar; 
2. Pemanfaatan Teknologi. Teknologi dapat dimanfaatkan sebagai media belajar yang interaktif dan bervariasi. Misalnya, penggunaan video pembelajaran, aplikasi manajemen waktu, atau platform pembelajaran daring dapat membantu siswa untuk belajar lebih efektif; 
3. Refleksi Diri. Mendorong Peserta Didik untuk melakukan refleksi terhadap proses belajar mereka dapat membantu mereka memahami apa yang telah mereka pelajari, apa yang masih perlu diperbaiki, dan bagaimana cara belajar yang lebih baik di masa depan.
Tantangan dalam Mengimplementasikan Learning to Learn
Implementasi learning to learn juga tidak lepas dari tantangan. Beberapa tantangan yang umum dihadapi antara lain : 
1. Kebiasaan Belajar Tradisional. Banyak siswa yang terbiasa dengan metode belajar yang berpusat pada Pendidik atau Guru, sehingga mereka sulit untuk beralih ke metode belajar yang lebih mandiri; 
2. Akses terhadap Sumber Daya. Tidak semua Peserta Didik memiliki akses yang sama terhadap sumber belajar digital atau teknologi yang mendukung proses learning to learn; 
3. Kurangnya Motivasi Diri. Untuk menjadi pembelajar mandiri, Peserta Didik memerlukan motivasi intrinsik yang kuat. Jika Peserta Didik tidak memiliki motivasi yang cukup, proses learning to learn bisa menjadi sulit untuk diterapkan.
Prof. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Kabinet Merah Putih Periode 2024-2029

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Kabinet Merah Putih Periode 2024-2029, Prof. Stella Christie, yang juga adalah seorang Guru Besar di Tsinghua University, China : 

1. Mendukung sepenuhnya Program Presiden RI ke-8, Bapak H. Prabowo Subianto tentang "Program Makan Bergizi Gratis" kepada anak sekolah sesuai  bidang keilmuannya berkaitan dengan ilmu kognitif (Ahli Ilmu Kognitif), yang berkaitan dengan cara kerja otak hingga cara manusia berpikir. Karena itu pula penelitiannya berputar di cara otak bekerja hingga hubungannya dalam kehidupan sosial; 
2. Menjadi pengamat psikologi kognitif manusia, dimana ia belajar tentang proses manusia memperoleh ilmu dan pengetahuan. Salah satu hal menarik yang ia sampaikan adalah bahwa manusia itu punya kemampuan yang luar biasa, sehingga AI (Artificial Intelligence) pun tidak bisa mengalahkannya; 
3. Memiliki pandangan yang signifikan tentang konsep learning to learn. Menurutnya, keterampilan ini tidak hanya berfokus pada apa yang dipelajari, akan tetapi lebih kepada bagaimana proses pembelajaran itu terjadi; 
4. Menekankan pentingnya fleksibilitas kognitif dan kemampuan berpikir kritis dalam learning to learn.

Ia berpendapat bahwa "kemampuan untuk belajar secara mandiri memungkinkan individu untuk terus berkembang dalam berbagai situasi yang tidak terduga, terutama di era globalisasi dan digitalisasi yang dinamis ini" (Christie, 2023). Dalam penelitiannya, Prof. Christie juga menekankan pentingnya mendorong Peserta Didik untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran melalui eksplorasi, eksperimen, dan refleksi diri. Ia percaya bahwa dengan pendekatan ini, Peserta Didik tidak hanya dapat memahami materi secara mendalam, akan tetapi juga mengembangkan keterampilan untuk menghadapi masalah-masalah baru dengan lebih percaya diri.

Studi terbaru dari Prof. S. Christie menunjukkan bahwa Peserta Didik yang terlatih dalam learning to learn memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik ketika dihadapkan pada materi pembelajaran baru atau kompleks (Christie, 2023). Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan ini dapat meningkatkan daya tahan Peserta Didik terhadap berbagai tantangan dalam proses pembelajaran dan mendorong mereka untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Kembali Secara Intensif Memahami Pusat Literasi Antara lain : Learning to learn merupakan keterampilan yang sangat penting dalam dunia yang terus berubah dan berkembang. Dengan kemampuan ini, Peserta Didik tidak hanya dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan yang ada.

Kemampuan untuk belajar secara mandiri memungkinkan individu untuk terus berkembang dalam berbagai situasi yang tidak terduga, terutama di era globalisasi dan digitalisasi yang dinamis ini.

Oleh karena itu, penting bagi Pendidik atau Guru untuk membantu Peserta Didik mengembangkan keterampilan learning to learn agar mereka dapat menjadi pembelajar seumur hidup.

Referensi :
1. Christie, S. (2023). Flexibility and Resilience in Learning : The Importance of Learning to Learn. Tsinghua University, China;
2. YM. Sjahrir Tamsi : Meneroka Pendidikan Masa Depan : Tantangan, Peluang dan Transformasi. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2024;
2. YM.  Sjahrir Tamsi : Urgensi Memahami Soft Skill Dunia Kerja dan Dunia Maya. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2024;
4 . YM. Sjahrir Tamsi : Membangun Karakter Bangsa : Kreatif dan Inovatif di Era Digital. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2024;
5. YM. Sjahrir Tamsi : Membangun Model Pendidikan yang Menggugah Hati Peserta Didik di Sekolah. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2024;
6. YM. Sjahrir Tamsi : Reformasi Pembelajaran Pada SMK. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2024.
Editor : W. Masykar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama