Kapten Laurent dan Sabiq (bag 3 episode 1)

 

Karya : Bayu W.
"Surat dari Simbok"
Bagian 3 (episode 1)
Editor : W. Masykar
"Kapten Laurent dan Sabiq"
Judul Bagian 3 adalah surat dari Simbok, dalam Bahasa jawa kata ibu adalah Simbok atau Mbok. Dalam penulisan selanjutnya akan menggunakan kata Mbok. Mbok menjadi kisah penting pada bagian 3 ini karena memberikan dukungan dan do’a yang luar biasa dalam proses perjalanan kisah Sabiq.

Lidl
Siang itu di musim panas, seperti sehabis melaksanakan sholat Jum’at, Sabiq tidak langsung pulang, tetapi akan belanja beberapa bahan makanan untuk akhir pekan. Sabiq sering belanja kebutuhan pokok di Lidl (grup besar supermarket dari Jerman, yang beroperasi sejak 1930, dan memiliki jaringan supermarket lebih dari 10 ribu di berbagai negara di Eropa). Barang-barang di Lidl terkenal murah dan menjadi langganan jama’ah masjid, teman-teman Sabiq dari magriben.

“Sabiq, tu vas revenir à l’école ?," (Sabiq, kamu akan kembali ke kampus ?) tanya AbdelLatif. "Non, je vais à Lidl, pourquoi ? (tidak, saya akan ke Lidl, kenapa ?)," jawab Sabiq. 

"Ce soir, il y aura conférence a la mosquée, tu vas venir ?" (nanti sore akan ada kajian di mesjid, kamu akan datang?), jawab AbdelLatif. 
"In syaa Alloh," jawab Sabiq.
Sambil jalan sama-sama menuju Lidl, Sabiq dan AbdelLatif diskusi tentang keadaan dunia saat itu, khususnya menanyakan keadaan Indonesia setelah krisis ekonomi terjadi sejak 1997, dan mundurnya Presiden Soeharto, Mei 1998, serta presiden BJ Habibie yang menggantikannya, Timor Leste referendum 1999, serta berbagai kerusuhan yang terjadi di Indonesia. Topik ini selalu menjadi diskusi atau pertanyaan teman-teman masjid kepada Sabiq.

Namun Sabiq berusaha untuk tidak menjelaskan lebih detil, karena terkadang Sabiq juga malu, Indonesia sering menjadi pembicaraan di masjid karena berita-berita kerusuhan atau bencana alam.

Setelah belanja beberapa kebutuhan pokok Sabiq langsung pulang menuju asrama cite-u, asrama mahasiswa di komplek area ampus. Sabiq mengayun sepeda nya dengan tenang, pelan, sambil merenungi perjalanan hidupnya yang tidak pernah dibayangkan sampai bisa studi ke Prancis. Sedangkan dulu, akan masuk SMA saja hampir tidak jadi. Demikian juga perjalanan selama kuliah S-1 di Malang. Sabiq bersyukur menjalani perjalanan dan pengalaman hidup yang luar biasa.

Sore itu agak gerimis, Sabiq mengayuh sepeda nya dari asrama kampus menuju mesjid. Seperti pembicaraan tadi siang dengan AbdelLatif untuk ikut pengajian sehabis magrib.(*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama