Peringati Hari Bumi, Wabup Barru Sebut Menanam Pohon Tindakan Mulia


Barru (wartamerdeka.info)- Penanaman pohon yang kita lakukan hari ini, dalam rangka memperingati Hari Bumi, merupakan tindakan yang sangat mulia. Melalui penanaman pohon, kita turut menyelamatkan bumi dan menjaga kelestarian planet ini.

Hal ini disampaikan Wakil Bupati Barru Dr. Ir. Abustan A. Bintang, M.Si pada kegiatan peringatan Hari Bumi tahun 2025 yang dirangkaian dengan penamanan pohon serentak di Provinsi Sulawesi Selatan Tingkat Kabupaten Barru, Sabtu (26/04/ 2025) pagi.

Bertempat di halaman Gedung Olahraga (GOR) Kabupaten Barru, kegiatan ini mengusung Tema " Kekuatan Kita, Planet Kita (Our Power, Our Planet), Menjaga Bumi Tantangan Jawab Kita Bersama " dan turut dihadiri Ketua DPRD Kab.Barru, Unsur Forkopimda Barru, Pj.Sekda Barru, Para Pimpinan OPD, Kasi Perencanaan UPT KPH Ajattapareng, Officer K3L PT PLN Indonesia Power, dan undangan lainnya.


Wakil Bupati  mengungkapan, kegiatan ini merupakan moment yang sangat penting bagi Kabupaten Barru karena secara topograpi, wilayah kita 68,2 % berada di wilayah perbukitan dan 62 % merupakan Kawasan Hutan Lindung (KHL) sehingga katanya, keberadaan dan pengelolaan kawasan ini menjadi krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem serta mendukung pembangunan berkelanjutan di daerah ini.

Abustan menambahkan, tantangan kita adalah bagaimana kita melakukan akselerasi penanaman pohon karena hampir 70% KHL tersebut tidak ditumbuhi pohon. Langkah ini sangat penting untuk menyelamatkan lingkungan dan masa depan Kabupaten Barru 20 tahun kemudian.

"Kita harus bertindak sekarang. Saat ini, hujan dua hari saja sudah membuat wilayah pesisir tergenang. Permukaan laut naik 1,4 cm pertahun akibat pencairan es di kutub, dan hutan kita hampir habis. Jika dibiarkan, 78 km pesisir Barru bisa tenggelam dalam 20 tahun ke depan", katanya. 

Untuk itu, Wabup Abustan mengingatkan hal ini harus menjadi bahan pertimbangan utama dalam pengambilan kebijakan, khususnya di sektor perumahan. 

Pembangunan perumahan lanjut Abustan, seharusnya mulai dialihkan ke wilayah dataran yang lebih tinggi, sebagai langkah strategis untuk menyelamatkan wilayah kita dalam 20 tahun ke depan.

Wabup juga meminta ke KPH Ajattapreng agar tanaman-tanaman yang ada, khususnya di kawasan hutan lindung dan hutan produksi, perlu dikelola dengan pendekatan yang lebih produktif. Selain itu,  mempertimbangkan sistem tumpang sari karena saat ini, sebagian besar lahan hanya ditanami pohon keras yang tidak menghasilkan buah.

"Kedepan, setidaknya 50% dari tanaman yang ditanam harus berupa tanaman produktif. Kita sudah pernah melakukannya di wilayah Bulo-Bulo di sana kita menanam sukun, durian, dan berbagai jenis tanaman produktif lainnya sehingga, jika ini dilakukan secara kolaboratif dan melibatkan masyarakat, maka mereka tidak hanya ikut menjaga hutan, tetapi juga memperoleh sumber pendapatan", jelasnya. 

Kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup,  Wakil Bupati menekankan agar kegiatan penanaman pohon ini dilaksanakan secara rutin, minimal sekali setiap bulan. Kita bisa menjadwalkannya setiap hari Sabtu di akhir bulan, dan memilih lokasi-lokasi strategis untuk penanaman. Ini bisa menjadi new model (model baru) penanaman pohon yang tidak hanya dilakukan saat peringatan Hari Bumi, tetapi menjadi kegiatan berkelanjutan.

Yang juga penting adalah menanamkan budaya ini di kalangan ASN, klepada Sekda Barru ia menginginkan minimal setiap ASN menanam satu pohon setiap bulan. Meskipun banyak ASN di Barru yang tidak memiliki lahan pribadi, kegiatan ini tetap bisa difasilitasi melalui kerja sama dengan KPH Ajatappareng dan Dinas terkait. 

" Nah, ini kalau ini menjadi budaya. Ada kurang lebih 4 ribu pegawai yang ada di Barru. Kalau satu pohon satu bulan, maka ada 4 ribu pohon yang kita tanam setiap bulan",sebut Abustan. 

Ia juga mengingatkan, kita mungkin belum tahu apakah kita semua masih hidup 15 tahun lagi, namun yang pasti, kita memiliki anak dan Insya Allah akan memiliki cucu. Inilah warisan terbaik yang bisa kita tinggalkan.

Oleh karena itu, ini bisa menjadi agenda tetap Kadis Lingkungan Hidup bersama KPH Ajatappareng untuk mengatur lokasi penanaman setiap bulannya, sekaligus mendorong partisipasi masyarakat. Masih banyak lahan tidur di Barru data yang kita miliki mencatat sekitar 9.600 hektar, termasuk kawasan hutan produksi yang masih kosong. 

"Kalau ini semua bisa kita gerakkan, 5 tahun atau 10 tahun kemudian baru itu akan kembali menjadi Kabupaten yang hijau, produktif. Kebupaten yang penuh dengan manfaat bagi masyarakat kita di masa yang akan datang ", pungkasnya.  (syam)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama