Jelang Pilkada Lamongan, Layar Terkembang, Kemana Kapal Berlabuh?

"Ada Gestur Keberpihakan Penguasa"


Oleh : W. Masykar

Menjadi perbincangan publik Lamongan, satu nama yang beberapa waktu lalu, pernah meramaikan dunia media, bahkan sempat ikut mendaftar di salah satu partai politik besutan Prabowo Subiyanto, menjadi bakal calon bupati Lamongan, entah apa, tiba tiba nama itu, lenyap. Padahal diyakini memiliki peluang yang lebih dibanding kandidat yang lain.

Sejumlah media juga sepi pemberitaan.
Dan, kabar terakhir yang diterima penulis, nama itu, tidak jadi menjadi bagian dari bursa bakal calon.

Jangan tanya, karena apa, sebab politik, bukanlah matematika. Semua serba mungkin. Mungkin ya, mungkin tidak.
Apa yang menarik menyusul hilangnya satu nama kandidat itu?

Yang jelas semua bakal calon merasa memiliki kans yang sama dan seimbang sekaligus memiliki modal mental yang sama dalam pertarungan.

Nah, yang menarik lagi, birokrasi bak anak ayam kehilangan induk, kemana harus berteduh menyusul hilangnya satu nama bacabup itu.

Meskipun, disinyalir dua sosok yang kini dalam pusaran kekuasaan, yang akan maju merebut ticket menjadi orang nomor satu Lamongan, yaitu, Yuhronur Efendi dan Kartika Hidayati masih pada posisi masing masing, Sekda dan Wabup. Dan pada posisi inilah birokrat atau birokrasi akan berlabuh.

Mereka dipastikan akan memainkan peran untuk bisa mendongkrak dukungan melalui posisi masing masing.

Yuhronur Efendi, misalnya dengan slogan pendeknya "YES", sulit untuk tidak disebut tidak memanfaatkan posisinya sebagai Sekda. Bahkan hampir sulit membedakan kapan memposisikan diri sebagai Sekretaris Daerah/birokrat dan kapan menempatkan diri sebagai Bacabup Lamongan 2020 dengan "YES"nya. Dan ini, tidak salah, sebab alasan klasik selalu menjadi pembenar, bahwa saat ini belum masuk waktu kampanye dan belum ada penetapan Bakal Calon menjadi Calon.

Bahkan kedua predikat, sebagai Sekda dan Bacabup itu, belakangan nyaris tidak ada batas menyusul munculnya gambar petinggi salah satu partai dengan salah satu putra Lamongan satu berpose bersama Yuhronur ''YES" Efendi. Ada gestur keberpihakan disana, seolah mengirim sinyal supaya memperkuat barisan pendukung "YES".

Pada konteks ini, memungkinkan birokrasi dan birokratnya kembali menyatu, tidak laksana anak ayam kehilangan induk. Dan sekali layar terkembang, Disana Kapal akan berlabuh.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama