Bangun Kawasan Industri Barru, Deputi BI Adakan FGD Bersama Forum Pinisi Sultan.

BARRU (wartamerdeka.info) - Geliat pengembangan ekonomi Sulawesi Selatan sejak ditetapkannya Pergub tentang forum Pinisi Sultan (Percepatan investasi, Perindustrian, Perdagangan Pariwisata Sulsel), terus digenjot.

Kali ini, Tim yang dipimpin Deputi BI Sulsel Sani Ekaduta bersama Bappelitbangda Sulsel, Diskoperindag, dan DPMPTSP Sulsel diterima oleh Sekda Barru Dr. Ir. Abustan M.Si, untuk fokus grup diskusi (FGD) terkait Kawasan Industri Barru, di Ruang Data Kantor Bupati Barru, Senin (10/5/2021).

"Kami ucapkan selamat datang bersama tim, untuk melakukan FGD, kami mengucapkan terima kasih, sebab BI mau turun ke daerah melihat pengembangan ekonomi, terima kasih untuk itu" sambut Sekda Abustan yang hadir lengkap bersama Tim Pengembangan Ekonomi Kabupaten Barru.

Mantan Kepala Bappeda Barru ini, dengan retoris paparkan selayang pandang dan analisis SWOT akan potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh Bumi Hibridah.

Dari kesiapan Kawasan Ekonomi EMAS (Sepe'E, Mangempang, Madello, dan Siawung) di sekitaran Pelabuhan Garongkong, kemudian mengangkat beberapa potensi unggulan, baik dibidang pariwisata maupun sektor perikanan serta peternakan, disampaikan dengan apik dan jelas oleh Doktor Perencanaan Wilayah ini.

Deputi BI Sulsel, Sani Ekaduta yang secara gamblang mengungkapkan tujuan kedatangannya, lengkap dengan tim, menanggapi antusias dengan pemaparan.

"Kita ada disini untuk berdiskusi, bertukar pikiran, mohon masukan Bapak Ibu, Kita akan adakan investment challenge, dimana akan diperlombakan proyek yang bisa diusung, dan lima terbaik akan dipromosikan ke forum ekonomi dunia, Tujuan kami, untuk mencari proyek yang dapat kita promosikan untuk investor luar negeri" urai Sani Ekaduta.

Mengejutkan, sebab Pimpinan BI Sulsel ini justru menyebut bahwa mengenal dengan baik sektor pariwisata Barru semisal Celebes Canyon dan Highland Lappalaona.

"Saya sukanya di daerah atas, di Celebes Canyon, kalau ada tamu dari Jakarta, saya bawa ke sana, bahkan saya pernah berkendara sama saudara susuri jalan (Pujananting) sampai tembus camba," tukasnya sembari memaparkan bahwa perluasan peran Bank Indonesia Sulsel sebagai regulator investor relations unit (RIRU), melalui skema kebijakan internasional Pemerintah RI.

Pejabat yang hobby traveller ini, mengurai bahwa selain kebutuhan pembiayaan internasional, Bank Indonesia juga memiliki misi dalam reformasi struktural dalam peningkatan daya saing nasional, kemandirian ekonomi, dan pembiayaan pembangunan.

 

Terungkap, bahwa lahirnya Undang-undang Cipta Kerja yang salah satu turunannya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 40/2021 tentang Kawasan Ekonomi Khusus mewajibkan Pemda berfikir cerdas dan mengatur strategi untuk menyiapkan lahan, seperdua dari tapak rencana dalam grand desainnya.

"Setelah adanya PP 40/2021 yang sekarang menjadi acuan, didalamnya mengatur bahwa lahan untuk rencana pengembangan kawasan, minimal 50 persen harus dikuasai dan harus bersertifikat, untuk ini, Ada 2 fokus kita, Barru dan Bantaeng, untuk kerjasama dengan KIMA," ungkap Wakil dari Bappelitbangda Pemprov Sulsel.

Realita regulasi baru ini, memperkaya pengetahuan dan membuat Pemda harus semakin terarah, step by step dimulai dari pengembangan kawasan industri Barru.

Dalam regulasi unggulan di Barru, paling sedikit adalah industri pangan, industri transportasi, dan industri kreatif, yang ketiganya memang dibutuhkan. (Hms/Syam).

 

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama