Kawasan industri yang luasnya disebut mencapai 12.500 hektare itu, menurut Menko Luhut, merupakan salah satu kawasan industri hijau terbesar di dunia.

"Kita akan memiliki integrated industry berbasiskan hydropower di Kalimantan Utara. Ini adalah satu integrated industry yang mungkin paling besar di dunia. Luasannya ada 12.500 hektare. Kita berharap groundbreaking akan bisa dilakukan tahun ini, dan itu ada sekitar 11 ribu MW yang akan bisa digunakan," kata Menko Luhut, Jumat.

Menko Luhut menjelaskan pembangunan kawasan industri hijau sejalan dengan target pemerintah untuk bisa mencapai net zero emission (nol emisi karbon/bebas karbon) pada 2060.

Target tersebut diupayakan pula salah satunya dengan melepas ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.

"Oleh karena itu upaya keras transisi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan menjadi prioritas kita. Dunia juga sekarang mengarah ke situ. Indonesia salah satu negara yang kalau boleh saya katakan cukup maju pemikirannya untuk memindahkan dari energi fosil ke EBT," kata Menko Luhut.

Ia mengungkapkan pemerintah juga akan memanfaatkan sumber EBT yang melimpah, termasuk dari sektor kemaritiman untuk mendukung pencapaian target tersebut.

"Pemerintah berkomitmen memanfaatkannya (sumber EBT kemaritiman) guna melistrikkan industri produk hijau yang tengah kita kembangkan di berbagai daerah di Indonesia," ujar Menko Luhut.