Nelson Pomalingo: Silatnas 3 Presnas, Menakar dan Menatap Masa Depan Gorontalo

GORONTALO (wartamerdeka.info) -  Pada 29 Mei 2021 mendatang, Gorontalo memiliki agenda penting bagi masa depan Gorontalo. Disebut penting, karena pada moment itu Presidium Nasional (Presnas) Pembentukan Provinsi Gorontalo yang saat ini diketuai Azan Piola, hendak melaksanakan agenda Silaturahmi Nasional (Silatnas) III yang akan dihadiri oleh 100 tokoh yang berkiprah di Gorontalo dan dari luar Gorontalo seperti LAMAHU, Kerukunan Keluarga Indonesia-Gorontalo (KKIG), Pengurus Besar Himpunan Pelajar Mahasiswa Gorontalo (PB-HPMIG) dan elemen lainnya.

Kegiatan yang akan dipusatkan di Restaurant Orawasa di Kelurahan Bionga Limboto (Kompleks GORR) tersebut, diantaranya akan dihadiri oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Ketua Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno, Wakil Ketua DPR-RI Rahmat Gobel, Wakil Ketua MPR-RI yang juga Ketua LAMAHU-mantan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, para Anggota DPR-RI dan Anggota DPD-RI dari Daerah Pemilihan  Gorontalo, Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo, seluruh Bupati, Bupati, Walikota, Pimpinan DPRD Provinsi, Pimpinan DPRD Kabupaten dan Kota se Provinsi Gorontalo, para Rektor se Provinsi Gorontalo, eksponen pejuang pembentukan Provinsi Gorontalo, unsur pemuda dan generasi muda, organisasi intra dan ekstra kampus se Provinsi Gorontalo kelompok milenial dan elemen masyarakat lainnya. 

Menurut Ketua Dewan Pembina Presnas Pembentukan Provinsi Gorontalo, Prof. Nelson Pomalingo yang juga Bupati Gorontalo, pelaksanaan Silatnas III kali ini merupakan momentum yang tepat untuk menoleh Gorontalo pada 20 tahun sebelum Provinsi, merefleksi Gorontalo selama 20 tahun menjadi Provinsi dan menerawang mimpi, cita-cita, harapan dan obsesi tentang masa depan Gorontalo, minimal pada 20 tahun ke depan. Itulah sebabnya, Silatnas 3 Kali ini mengusung Tema “Menakar dan Menatap Masa Depan Gorontalo 20 tahun mendatang”. 

Melalui tema tersebut diharapkan agar Silatnas 3 kali ini  akan melahirkan “Pokok-pokok pikiran” tentang Gorontalo dari berbagai tokoh dan elemen masyarakat, termasuk generasi muda dan kaum milenial  yang nantinya akan menjadi rujukan seluruh komponen pemerintahan dalam menata dan menatap masa depan Gorontalo hingga tahun 2040 mendatang. 

Pokok-pokok pikiran tersebut, menurut Nelson Pomalingo akan dirumuskan, dikaji dan ditelaah secara komprehensif untuk melahirkan sebuah konsensus bersama dalam mengurai berbagai problematika yang dihadapi Gorontalo di satu sisi dan mengembangkan berbagai  potensi sumber daya  yang ada bagi masa depan Gorontalo di sisi yang lain. 

Dengan begitu ungkap Nelson Pomalingo lagi,  ke depan, Gubernur, Wakil Gubernur, para Bupati, Wakil Bupati  dan Walikota serta Wakil Walikota di Jazirah Gorontalo  dan segenap aparatur pemerintahan di daerah ini, memiliki keselarasan dalam satu nafas gerakan yang bersinergi menuju “percepatan” kemajuan Gorontalo yang relevan dengan harapan, aspirasi dan kebutuhan masyarakat. 

Melalui keselarasan, sinergitas dan spirit yang sama itu, ungkap Nelson lagi, maka ke depan antara  Pemerintah Provinsi, Pemerintahan Kabupaten dan Kota “tidak terkesan  jalan sendiri-sendiri”, tapi saling menguatkan satu dengan yang lainnya menuju pada satu titik,  bagaimana Gorontalo mengalami lompatan kemajuan dan rakyat Gorontalo yang  sejahtera.

 “Karena cita-cita rakyat yang sejahtera itulah, ruh dari semangat pembentukan Provinsi Gorontalo itu tercetus,” tegasnya. 

Selain merefleksi  20 tahun Gorontalo berprovinsi, Silatnas kali ini juga hendak menangkap dan memanfaatkan “momentum”  kehadiran tokoh-tokoh Gorontalo di pentas politik dan pemerintahan di tingkat nasional. 

Menurut Nelson Pomalingo, Gorontalo hari ini tidak cukup hanya sekadar berbangga memiliki sosok Rahmat Gobel yang menjabat Wakil Ketua DPR-RI, Fadel Muhammad yang menajdi Wakil Ketua MPR-RI, Suharso Monoarfa sebagai Kepala BAPENAS RI, Zainudin Amali sebagai Menpora dan Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menpar Ekraf-RI, tapi yang lebih penting lagi,  bagaimana memberdayakan  momentum keberadaan tokoh-tokoh hebat Gorontalo ini untuk memberikan penguatan yang lebih terhadap masa depan Gorontalo. 

Lagi pula ungkap Nelson Pomalingo penuh yakin, tokoh-tokoh hebat Gorontalo ini semuanya memiliki semangat dan komitmen yang sama untuk kemajuan dan masa depan Gorontalo. Oleh karena itu, melalui Silatnas 3  ini diharapkan akan lahir semangat “Moawota”, buhuta waw walama  di antara seluruh komponen masyarakat Gorontalo. 

Menurutnya, demi rakyat Gorontalo yang sejahtera dan demi Gorontalo yang berkemajuan dalam 20 tahun ke depan, kita sudah seharusnya berjuang bersama, memiliki spirit pergerakan yang berseirama, kita sejenak melupakan “warna”, melepas dentitas kelompok dan primordialisme politik, tidak saling menyerang dan menyalahkan, tapi mari bergandengan tangan untuk mengidentifikasi, merumuskan, menyatukan konsepsi dan melahirkan konsensus bersama memasuki babak baru Gorontalo untuk 20 tahun ke depan.  

“Demi Gorontalo dan demi rakyatnya, paling tidak dalam 20 tahun ke depan, kita seyogianya sejenak melupakan perbedaan, tapi melalui Silatnas 3 kali ini, sangat tidak bijak jika kita hanya seakan 'mengutuk' kegelapan, tapi mari menyalakan sebuah lilin untuk lentera menuju babak baru Gorontalo yang berkemajuan,” ujar Nelson semangat. ( AM).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama