UMKM Optimis Bertumbuh Seiring Transformasi Digital yang Semakin ‘User Friendly’

Foto: Dr. Ir. Mangasi Panjaitan, ME (Kaprodi Ekonomi Pembangunan, Universitas Trilogi)/ Rektor Universitas Mpu Tantular 2017-2019

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) diyakini mampu bangkit kembali dan bertumbuh, seiring dengan Transformasi Digital yang semakin ‘User Friendly’, kendati masa Covid-19 masih melanda.

Demikian pandangan Pengamat Ekonomi, Dr. Ir. Mangasi Panjaitan, ME saat dimintai pendapatnya, terkait Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Sidang Tahunan MPR/ DPR/ DPD RI, 16 Agustus 2021 lalu soal UMKM. 

“Saya yakin dan optimis, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tetap mampu bangkit dan bertumbuh, seiring dengan ‘Digital Transformation’ yang semakin ‘User Friendly’. Kendati masa Covid-19 masih melanda, maupun pasca Covid-19 nanti,” ungkapnya menjawab pertanyaan wartamerdeka.info di Jakarta, Kamis (23/09/2021).

Dr. Mangasi Panjaitan mengatakan, optimisme pertumbuhan didukung oleh Presiden Jokowi, dalam berbagai kebijakannya. 

“Optimisme pertumbuhan itu tentu akan terwujud, karena adanya kebijakan ekonomi dalam bidang UMKM, sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi, pada Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI, Agustus lalu. UMKM ke depan punya peluang besar untuk tetap menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia dan penyerap tenaga kerja terbesar,” tandasnya.

Menurut Rektor Universitas Mpu Tantular periode 2017-2019 ini, bahkan UMKM tidak hanya sebagai motor pertumbuhan, tapi juga sebagai bumper perekonomian menghadapi masa-masa sulit pandemi ini. UMKM tetap berpeluang untuk survive di era digital.

Dikatakan Alumni Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXII Lemhannas RI tahun 2019 ini, ke depan tidak ada pilihan, bahwa UMKM harus go digital. 

“Mau tidak mau, bisa tidak bisa, UMKM ke depan harus go digital. Sekarang ini terbukti banyak UMKM berkembang dengan berbentuk teknologi digital. Dengan teknologi digital, pasar produk UMKM menjadi jauh lebih luas. Bahkan bisa menjangkau seluruh dunia. UMKM bisa memasuki pasar global, dengan memanfaatkan teknologi digital,” bebernya.

Namun, Doktor lulusan Institut Pertanian Bogor dan Magister Ekonomi dari Universitas Indonesia ini menekankan, UMKM juga harus meng-up grade dirinya untuk dapat mengikuti perkembangan. 

“Tentu, untuk dapat mengikuti perkembangan, UMKM juga harus meng-up grade dirinya. Antara lain dengan meningkatkan literasi digital pelaku UMKM, karena kedepan ‘digital transformation’ semakin ‘user friendly’ itu tadi,” pungkasnya.

Sebagaimana dikatakan Presiden Jokowi dalam pidatonya pada Sidang Tahunan MPR/ DPR/ DPD RI, 16 Agustus 2021 lalu, dalam hal UMKM, pada periode Januari sampai Juni 2021, Realisasi Investasi Indonesia, tidak termasuk sektor hulu migas dan jasa keuangan, sedikitnya Rp442,8 triliun, dengan rincian 51,5% di Luar Jawa, dan 48,5% di Jawa. 

“Investasi ini menyerap lebih dari 620 ribu tenaga kerja Indonesia. Penambahan investasi di bulan-bulan ke depan ini kita harapkan bisa memenuhi target Rp900 triliun, serta menciptakan lapangan kerja baru dan menggerakkan perekonomian secara lebih signifikan,” kata Presiden Jokowi.

Dikatakan Presiden, perkembangan investasi harus menjadi bagian terintegrasi dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Peningkatan kelas pengusaha UMKM menjadi agenda utama. 

Berbagai kemudahan disiapkan untuk menumbuhkan UMKM, termasuk kemitraan strategis dengan perusahaan besar, agar cepat masuk dalam rantai pasok global. 

“Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk UMKM, serta meningkatkan pemerataan dan kemandirian ekonomi masyarakat,” tandasnya.

Perluasan akses pasar bagi produk-produk dalam negeri menjadi perhatian serius pemerintah. Program “Bangga Buatan Indonesia” terus kita gencarkan, sembari meningkatkan daya saing produk lokal dalam kompetisi global. Pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem ekonomi digital untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. 

Lebih lanjut Jokowi mengatakan, digitalisasi UMKM yang masuk ke aplikasi perdagangan elektronik dan lokapasar, jumlahnya terus bertambah. 

“Sampai Agustus tahun ini, sudah lebih dari 14 juta UMKM atau 22% dari total UMKM yang sudah bergabung dengan aplikasi perdagangan elektronik. Partisipasi dalam ekonomi digital ini sangat penting karena potensinya yang sangat besar dan mempermudah UMKM untuk masuk ke rantai pasok global. Tahun 2020, nilai transaksi perdagangan digital Indonesia mencapai lebih dari Rp253 triliun. Nilai ini diperkirakan akan meningkat menjadi Rp330,7 triliun di tahun 2021,” bebernya. 

Presiden juga menyampaikan prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2022 yang ditargetkan di kisaran 5,0-5,5 persen. Angka pertumbuhan yang ditargetkan pada RUU APBN itu, lebih rendah dari angka asumsi makro yang telah disepakati pada Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) tahun anggaran 2022, sebesar 5,2 persen-5,8 persen. (DANS)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama