Ketua JIMM Lamongan: Kegiatan Forum Konsultasi Publik Jangan Hanya Sebatas Formalitas Saja

LAMONGAN (wartamerdeka.info) -  Bappelitbangda (Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah) Kabupaten Lamongan melaksanakan Forum Konsultasi Publik Penyusunan Rancangan Awal RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) tahun 2023, Senin (31/1). 

Kepala Bappelitbangda Lamongan, Suyatmoko sebut, konsultasi publik ini guna memberikan masukan dan saran terhadap beberapa program yang telah disepakati. 

Terkait kegiatan tersebut, Ketua Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) Lamongan Nu'man Suhadi mengungkapkan, forum konsultasi publik bisa menjadi sarana strategis dalam menerima serapan masukan dan partisipasi dari berbagai stakeholder  yang ada. 

Sayangnya, forum seperti itu, selama ini hanya sebatas formalitas saja. 

Menurut, Nu'man, misalnya dari 11 program yang diprioritaskan  terkesan masih spekulatif, ada ketergantungan dengan situasi pandemi COVID-19 yang masih tidak menentu, padahal situasi tersebut harusnya bisa disikapi dan diantisipasi. Karena pengalaman dua tahun terakhir akan mengajari kita untuk bisa antisipatif. 

Ketua Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) Lamongan Nu'man Suhadi

Tiga program yang harusnya menjadi titik tumpu dan menjadi prioritas perlu diperjelas pertama program Perintis, di pusat dan provinsi juga ada program yang sejenis tapi kenyataannya pendidikan di lamongan khususnya di sekolah negeri masih penuh dengan biaya, entah mengunakan istilah shodaqoh, infaq atau sumbangan wali siswa yang biasanya dilegitimasi melalui komite. 

Itulah pentingnya konsep program Perintis harus juga diikuti dengan sosialisasi masif dan pengawasan yang kuat oleh lembaga yang berbasis masyarakat

Kedua program Jamula, program yang secara kasat mata tampak dan dapat dengan mudah dinilai dan dirasakan masyarakat sehingga ini harus segera dieksekusi di awal tahun 2022,  jangan sampai proses eksekusinya tidak melihat kalender musim, sehingga seringkali ketika pengerjaannya bertepatan dengan musim hujan yang akhirnya hasil dan proses pengerjaannya setengah-setengah. 

Bahkan kerap menjadi pembenar untuk berkelit ketika warga sambat banyak jalan rusak. 

Nu'man juga menyoroti program Rama Sinta, program ini di masing-masing desa memang sedang menjadi kebutuhan tetapi masih pada orientasi pembangunan destinasi-destinasi baru.

"Nah dinas pariwisata harus mampu memberikan data kepada desa desa tentang keberadaan kebudayaan yang juga harus digerakkan dan diinovasikan, sehingga pembangunan destinasi wisata yang ada di desa desa tidak meninggalkan akar kearifan lokal budayanya," ujarnya. (Mas)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama