Dilantik Jadi Ketua ICMI Kab. Gorontalo, Fory Naway Bakal Bentuk Desa Madani

KAB GORONTALO (wartamerdeka.info) - Prof. Arif Satria Ketua Majelis Pengurus Pusat (MPP) Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) se-Indonesia menjadi saksi atas pelantikan Majelis Pengurus Daerah (MPD) ICMI Kabupaten-Kota se-Provinsi Gorontalo,Sabtu (12/3/2022). 

Dalam sambutannya, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menegaskan bahwa ICMI sepatutnya menjadi Rahmatan Lil Alamiin pada segala situasi dan kondisi, olehnya kiprah dan kinerja Kepengurusan yang dilantik sangat didambakan perannya dalam masyarakat.

Seperti diketahui acara pelantikan dilaksanakan dilantai 4 Auditorium IAIN Sultan Amai Gorontalo juga dirangkaikan dengan sejumlah Penandatangan MOU Perguruan Tinggi di Gorontalo dengan Institut Pertanian Bogor.

Menyikapi harapan Prof. Arif Satria, Ketua MPD ICMI Kabupaten Gorontalo Prof. Fory Naway, yang baru dilantik, mengatakan,  langkah awal yang akan dilakukan, pertama, dalam kepengurusan ICMI kabupaten Gorontalo itu terbagi delapan departemen. Jadi, delapan departemen ini tentunya kita membagi diri sesuai departemen masing-masing 

Kedua, konsolidasi  rapat bersama secara Internal. membagi diri, mana program prioritas.

"Kita lebih pada orientasi program Unggulan. Program unggulan ICMI Kabupaten Gorontalo adalah pembentukan Desa Madani," kata Prof. Fory Naway. 

Ia mengatakan, nantinya desa madani ini dibina oleh ICMI yang  ditopang semua departemen. Misalnya, departemn Kesehatan, pendidikan, sosial dan lain-lain.

Desa Madani ini, lahir sebagai program prioritas dengan indikator adalah seluruh masyarakat minimal terakomordir penataan kemanusiaanya. Termasuk organisasi masyarakatnya, LSM,Karang taruna,penataan spritual dan organisasi-organisasi terkait keagamaan yang  dibadani.

"Kita  buat menjadi model dan rujukan orang -orang bahwa desa itu islami benar. Bukan, bukan memutuskan keyakinan selain agama Islam, tapi bagaimana orang Islam disana itu memperlihatkan bahwa ini Islam agama yang benar," ungkapnya. 

Profesor jebolan UNG itu mengatakan,  cendekiawan itu berpikir yang rasional, mengedepankan kecerdasan emosionalnya. Jadi banyak indikator yang dilihat disitu.

Termasuk penerapan SDGS sekarang itu mengambang.  Di semua desa itu difokuskan kepada pendataan melalui kepala dusun, kepala lingkungan, tapi ini serta merta kita tata rapi sesuai dengan era digitalisme. 

Karena sekarang era digitalisasi sudah moderen yang tidak perlu melelahkan tapi masyarakatnya mayoritas benar-benar patuh nilai -nilai kemanusian dan kita akan membuat terobosan serra perubahan.

Dijelaskan Fory, Madani itu mandiri dan sejahtera  masyarakatnya. Kita bisa berkoordinasi dengan dinas sosial untuk penataan lebih prioritas rumah -rumah yang perlu dibantu untuk orang kurang mampu dan di dalamnya digalakkan sholat lima waktu, termasuk budaya organisasi pemuda  karang taruna,remaja masjid dan takmirul masjid.

"Malah saya punya program untuk Desa madani setiap waktu sholat Jumat tidak ada yang lalu lalang di jalan. Semua Sholat Jumat. Siapapun yang lewat untuk Sholat Jumat dan itu akan dikolaborasikan dengan Pemda terkait pembuatan perbup."

"Ini yang kita perlihatkan benar-benar madani sehingga serambi madinanya benar-benar terlihat. Saya contohkan, di Aceh dan Malaysia itu jam waktu sholat dari pagi semuanya sudah siap ke masjid. Sholah dzuhur semua aktifitas tdak ada selain sholat,"tandasnya. (Ir) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama