Cegah Kecelakaan Akibat Rem Blong, Ditjen Hubdat Gelar FGD

JAKARTA (wartamerdeka.info) – Menindaklanjuti maraknya kejadian kecelakaan bus maupun truk yang terjadi belakangan ini, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat akan menampung beragam masukan dari pemangku kepentingan terkait baik dari instansi pemerintah, Kepolisian, maupun APM. 

Untuk menampung masukan tersebut, Ditjen Hubdat menggelar focus group discussion  (FGD) “Kupas Tuntas Fenomena Rem Blong” pada Selasa (06/09) siang di Hotel Mercure Jakarta Sabang. 

Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Hendro Sugiatno yang hadir dalam kesempatan tersebut menyatakan bahwa dengan adanya pembahasan melalui FGD hari ini, pihaknya berharap tidak akan ada lagi kecelakaan kendaraan baik bus maupun truk ke depannya.

Masalah ini adalah masalah lama dan merupakan masalah bersama, semua memiliki tanggung jawab yang sama, tidak dapat hanya ditanggulangi oleh 1 institusi. 

Regulator, pengusaha semua bertanggung jawab terhadap kejadian ini. 

"Mudah-mudahan dari diskusi ini ada jalan terbaik untuk mengeluarkan kebijakan bagaimana kita menanangani dan memikirkan kejadian seperti di Bekasi dan Cibubur,” ungkap Dirjen Hendro.

Hendro menyatakan bahwa Ditjen Hubdat saat ini perlu masukan dan kritik dari sisi aturan maupun kebijakan sehingga ke depannya dapat digunakan untuk pembenahan. 

Termasuk dari asosiasi diperlukan untuk memberikan masukan. Kir saat ini bukan di Kemenhub melainkan di daerah.

"Apakah kompetensinya mencukupi? Saya tidak tahu juga karena perkembangan teknologi transportasi terus berkembang dan harus diikuti oleh pengujinya. Kami sebagai regulator ingin transportasi aman dan selamat di jalan, semua berjalan dengan baik ekonomi tumbuh dengan baik,"Dirjen Hendro.

Dia berharap, semoga diskusi hari ini menghasilkan sesuatu yang dapat  ditindaklanjuti untuk mengurangi kecelakaan.

"Kalau soal ODOL ini tidak selesai-selesai maka saya ajak kita bersama-sama menuntaskannya. Saya akan terus berkomunikasi intens dengan Korlantas sebagai salah satu upaya,” tambah Dirjen Hendro.

Melalui kegiatan yang sama, Ahmad Wildan, Plt Sub Komite LLAJ Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan hasil investigasi dari tahun 2017-2022 kecelakaan rem blong bus dan truk  terjadi di jalan menurun. 

Hanya sedikit yang terjadi di jalan datar. Ini menunjukkan adanya pengaruh geometrik jalan. Yang menarik lagi, polanya sama yaitu semua menggunakan gigi tinggi. 

Kedua, berakhir di gigi netral. Ini adanya pengaruh prosedur mengemudi. 

"Jalan menurun yang memiliki kemiringan lebih dari 10% dan panjang landai kritis lebih dari 500 m ternyata akan menciptakan energi potensial yang sangat besar,” kata Wildan

Menurut Wildan, cara mengerem kendaraan bus dan truk di jalan datar dan menurun adalah hal berbeda. 

“Kalau di jalan menurun saat direm kemudian rem diangkat maka roda akan berputar lebih cepat karena gaya gravitasi bumi yang akan menarik terus menerus. Proses pengereman di jalan menurun tidak akan menghilangkan energi potensialnya sehingga akan memaksa pengemudi menginjak rem berkali-kali dengan pengereman panjang,” jelasnya.

Melalui paparannya, Wildan menyatakan 5 prosedur mengemudi yang benar, yaitu:

1. Gunakan gigi rendah sebelum melalui jalan menurun;

2. Manfaatkan exhaust brake dan retarder;

3. Hindari menginjak pedal rem jika tidak diperlukan;

4. Pertahankan jarum RPM berada di zona torsi maksimal;

5. Jangan memuat beban berlebih melampaui kemampuan power weight to ratio.

Secara umum ia juga menjabarkan sejumlah hal yang perlu diperhatikan untuk meminimalisir kecelakaan kendaraan bermotor yaitu:

a. Membuat crash program penyediaan tenaga Penguji Kendaraan Bermotor di daerah;

b. Mendorong daerah untuk melaksanakan pemeriksaan persyaratan teknis dengan memasukkan pemeriksaan persyaratan teknis sebagai item utama akreditasi tempat pengujian kendaraan bermotor;

c. Melakukan bimbingan teknis pemeriksaan persyaratan teknis secara lebih massive baik kepada penguji kendaraan bermotor maupun petugas terminal, jembatan timbang maupun PPNS;

d. Peningkatan pengawasan operasional terhadap over loading dan operasional trailer.

Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Direktur Lalu Lintas Jalan Cucu Mulyana, Direktur Sarana Transportasi Jalan Danto Restyawan, Pengamat Transportasi Darmaningtyas sebagai moderator, serta pengamat transportasi lainnya, Djoko Setijowarno, Agus Pambagio, dan Azas Tigor Nainggolan hadir sebagai peserta diskusi. 

Selain itu hadir juga sejumlah pemangku kepentingan seperti Korlantas Polri, perwakilan Kementerian PUPR, Kementerian Perindustrian, maupun asosiasi seperti IPKBI, GAIKINDO, ASKARINDO, ALFI, ORGANDA, serta sejumlah agen pemegang merek (APM). (A)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama