Keselamatan Penerbangan Bandara DEO Sorong Belum Penuhi Standar



Laporan: Franky Pangkey - Sorong

Terminal Bandara DEO Sorong:  belum penuhi standar.

SORONG-Kementerian Perhubungan kini tengah merespon protes Merpati, Lion Air, Batavia Air, Expres Air, Susi Air terkait sering lalu lalangnya warga dalam area landasan bandara DEO Kota Sorong di saat pesawat melakukan pendaratan dan penerbangan.

Sejak beroperasinya bandara DOMIGGUS EDUARD OSOK (DEO) Kota Sorong tahun 2005, hingga saat ini penerbangan dan pendaratan pesawat di bandara DEO Kota Sorong memang belum memehuhi standar nasional dan internasional karena sering terjadi gangguan keamanan dan keselamatan penerbangan. Pada saat pesawat melakukan pendaratan dan penerbangan, misalnya, masih banyak warga lalu-lalang di dalam landasan bandara DEO Kota sorong sehingga sangat membahayakan pesawat dan penumpang.






Hal tersebut disebabkan karena lebih dari 400 rumah penduduk masih berada dalam area bandara DEO Kota Sorong sehingga akses keluar dan masuk warga masyarakat yang berjalan kaki, mengunakan motor dan mobil harus melewati landasan Bandara DEO.

Menurut Station Manager Merpati Cabang Sorong Yatno, pihak Merpati telah melakukan komplain resmi melalui surat ke Direktur Jendral Perhubungan Udara di Jakarta. Isi surat komplain tersebut menyangkut keamanan dan keselamatan penerbangan Bandarah DEO Kota Sorong pada saat pesawat melakukan pendaratan dan penerbangan masih banyak warga, mobil, motor melintasi landasan Bandara DEO Kota Sorong.

Selain itu pada malam hari dijadikan tempat pesta minuman keras warga serta tempat pacaran muda-mudi. Saat pagi dan sore hari Bandara DEO Kota Sorong  juga sering dijadikan tempat berolaraga ratusan warga Kota Sorong dan juga menjadi tempat latihan sepeda motor.

Di tempat terpisah Kepala Bandara DEO Kota Sorong Suparno mengatakan,  saat ini Kementerian Perhubungan di Jakarta telah merespon protes maskapai penerbangan Merpati Air, Lion Air, Batavia Air, Expres Air dan Batavia Air menyangkut keamanan dan keselamatan penerbangan Bandara DEO tersebut. Kementerian Perhubungan Udara di Jakarta akan memberikan bantuan dana untuk pembuatan jalan satu pintu agar masyarakat yang menyeberang landasan Bandara DEO bisa terkontrol.

Pengamanan lalu lintas penyeberangan lalu-lintas di bandara tersebut  sudah dikoordinasi dengan Marten Sompie kepala Dinas Perhubungan Kota Sorong. Ratusan masyarakat yang tinggal di dalam area bandara rencananya akan dipindahkan tapi harus ada ganti rugi. Kalau sudah tidak ada pemukiman dalam area Bandara, pihak bandara akan melakukan pemagaran keliling sehingga kemungkinan lalu-lalang orang dalam landasan bandara bisa diatasi. Dengan demikian standar persyaratan keamanan dan keselamatan penerbangan bandara DEO Kota Sorong ke depan bisa terpenuhi.

Marten Sompie,SE mengemukakan, dirinya pernah melakukan presentasi tentang permasalahan Bandara DEO Kota Sorong di Kementerian Perhubungan. Pada saat presentasi tersebut Marten Sompie,SE mengajukan usulan dana APBN lebih dari Rp 300 Miliar untuk biaya pemindahan ratusan warga penduduk yang berada dalam area bandara, pelebaran bandara, pembuatan terminal bandara tiga lantai dan perbaikan infratruktur lainnya yang ada dalam area bandara DEO Kota Sorong.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama