40 PEJABAT ESELON III LINGKUP PEMKAB GORONTALO SUKSES MENGIKUTI PIM III


LIMBOTO (wartamerdeka) - Sebanyak 40 pejabat eselon III lingkup Pemerintah Kabupaten Gorontalo telah usai dan sukses mengikuti PIM III. Kegiatan yang dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan tersebut dilaksanakan dengan mekanisme On-Off di Gedung Martin Liputo hasil kerja sama BKD –DIKLAT Provinsi Gorontalo dengan BKD-DIKLAT Kabupaten Gorontalo.


Bupati Gorontalo Prof Dr Nelson Pomalingo didampingi Wakil Bupati Hi.Fadli Hasa,M.Si ,Sekretaris Daerah Ir.Hadijah U Tayeb,MM , menutup secara resmi pelaksanaan PIM III tersebut.
Nengawali sambutannya Bupati Nelson menyampaikan, kita patut syukuri momentum bertepatan dengan hari sumpah pemuda 2017 kita melahirkan 40 Pejabat pimpinan-pimpinan sebagai sumber daya manusia  Kabupaten Gorontalo.

“Ini sangat luar biasa,karena perhatian pemerintah daerah terhadap melahirkan pemimpin di daerah ini sangat kita berikan,  karena memang ini sudah menjadi Visi- Misi kami dengan H Fadli Hasan yang tertuang dalam RPJMD. Salah satu visi misinya yakni mengembangkan sumber daya bagi masyarakat maupun Pegawai Negeri,” ungkap Bupati Nelson.

Oleh karena itu, anggaran terkait membangun sumber daya manusia ini termasuk melahirkan badan kepegawaian daerah dan mungkin ke depan jangan BKD-DIKLAT namanya.

“Kalau kepegawaian itu rasanya hanya admisiratif,  hanya kenaikan pangkat dan sebagainya, tapi mungkin dikembangkan namanya, Nomenklaturnya pengembangan sumber daya manusia di Kabupaten Gorontalo,” kata Bupati Nelson.

Menurut Bupati,  bukan saja anggaran dan kelembagaan yang disiapkan, tapi yang penting lagi perencanaan yang sistimatis. Oleh karena itu perlu analisis jitu terkait pengembangan SDM tidak hanya melahirkan pimimpin ,tapi bagaimana seluruh aparatur kita mempunyai kompetensi sesuai tugasnya masing-masing.

Mantan Rekrot UMG ini menambahkan, bicara tentang pimimpin tentunya ini menjadi orang yang memberi arah tentang pembangunan. Jadi para lulusan PIM saat ini menjadi panutan yang memberikan semangat, arah sehingga staf dan masyarakat mengikuti apa yang dibuat oleh pimpinan itu sendiri sesuai jabatan masing-masing.

Nah, untuk itu di dalam mengembangkan kepemimpinan, pertama melalui diklat kita lakukan untuk meningkatkan kapasitas. Tapi,  saya pikir tidak sekedar melalui diklat seperti ini. Kita berharap para pimpinan belajar secara berkelanjutan.

"Jangan hanya rajin saat diklat  PIM begitu rajin,  tapi juga membuat inovasi-inovasi  saat kembali  tugasnya masing-masing. Sehingga saya berharap,pimpinan itu belajar secara  berkelanjutan,” tegasnya.

Nelson menekankan, memimpin  itu seni. Jadi ini tidak sekedar ilmu. Bicara seni berarti menggabungkan antara  ilmu dan fakta,bantara ilmu dengan kenyataan. Inilah yang diramu disebut induktif dan deduktif.

“Deduktif itu adalah keilmuan dan induktif adalah posisi dilakukan lapangan. Seni menyiapkan inilah yang dilakukan. Kalau kita belajar kepepimimpinan banyak teori –teori,maka yang diterapkan fakta,meramu kedua sisi yang disampaikan tadi,” ungkapnya.

Bupati Nelson juga menyampaikan, bicara pemimpin berarti ada yang dipimpin, maka butuh kolaborasi.  Pemimpin tidak boleh egois, pemimpin tidak boleh mementingkan diri sendiri.

Sebagai pemimpin tentunya memperhatikan orang lain terutama staf.  Maka tahun ini dirinya meminta dan merancang pada balitbang untuk menilai pemimpin di Kabupaten Gorontalo,  salah satunya adalah pemimpin memberikan ruang pengembangan SDM.

“Kalau hanya dia sendiri yang hebat, itu bukan pemimpin. Salah satu indikator pemimpin adalah memberikan ruang pada orang lain berkembang dan  menjadi hebat dan melahirkan kader-kader ke depan, " tandas Bupati Nelson.(Irfan /ar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama