Sugeng, Tukang Bubur Purbalingga Menceritakan Anaknya yang Masuk Capratar Akmil

Sugeng Suroso sedang jualan bubur

PURBALINGGA (wartamerdeka.info) - Sugeng Suroso yang sehari-hari berdagang bubur ayam menceritakan perjalanan hidup anaknya Imron Ichwani yang kini telah menjadi Calon Prajurit Taruna (Capratar) Akmil Tahun 2018.

Sebagaimana layaknya anak muda lainnya, Imron yang tinggal di Jalan Cempaka RT 03 RW 06 Desa Selabaya Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga juga memiliki cita-cita yang tinggi. "Imron kecil kala itu becita-cita masuk STAN," terang Sugeng Suroso  ketika ditemui dirumahnya, Minggu (5/8/2018).

Sugeng juga menuturkan, Imron dinilai cerdas dari kecil. Dari duduk di bangku Sekolah Dasar, Ia sudah sering ikut lomba Matematika, bahkan nilai matematika pada ujian nasional (UN) 10. Saat duduk dibangku SMP dan SMA Imron juga ikut lomba Olimpiade tingkat Provinsi.

Imron Ichwani menyelesaikan SD di SD Negeri 01 Selabaya Kalimanah pada tahun 2012. "Dan sekolah SMP di SMP Negeri 1 Purbalingga di tahun 2015. Kemudian memasuki SMA. Imron tinggal bersama Kakeknya di Arcawinangun Purwokerto, karena harus bersekolah di SMA Negeri 1 Purwokerto dengan jurusan IPA," terang Sugeng.

Selama SMA, Imron harus tinggal bersama kakeknya di Purwokerto. Karena jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh. Ketika SMA, Ia selalu aktif dalam organisasi kesiswaan dan paskibraka. "Berawal dari sanalah dan arahan dari Guru Pembina SMA, Imron yang awalnya bercita-cita masuk STAN bersama 16 rekan Almuni SMA N 1 Purwokerto mendaftar AKMIL," jelas Sugeng.

Foto: Sugeng Suroso dan istrinya


Sementara itu, Sugeng Suroso sendiri sudah sepuluh tahun berdagang bubur ayam keliling. Ia berdagang dengang menggunakan sepeda motor dengan penghasilan yang di dapat rata-rata Rp. 50.000,- per hari.
“Saya dagang bubur ayam keliling, saya berangkat dari jam 05.00 sampai jam 09.00 pagi," terangnya.

Rute jualannya, lanjut Sugeng, hanya sekitar rumah tempat Ia tinggal, dari Dusun Karangpetir, Grecol, Karangmanyar sampai ke Asrama 406/Ck, kemudian kembali lagi ke rumah.

Ditanya soal anaknya yang masuk Capratar, dirinya mengetahui anaknya lolos pada tanggal 28 Juli 2018 yang lalu. Kabar tersebut didapat langsung  dari Imron malalui samhungan telepon.

“Alhamdulilah Pak, saya lulus Capratar Akmil, besok tanggal 30 Juli 2018 saya ke Bandung untuk mengambil perlengkapan baju,” kata Sugeng menirukan ketika Imron memberi tahu kelulusannya. Sugeng menceritakan dengan penuh rasa haru.

Selain haru, Sugeng juga terlihat bangga, bahagia  dan seolah tidak percaya saat ini anaknya diterima menjadi Calon Prajurit Taruna Akmil.

"Saya dan keluarga sangat senag dan bangga, karena Imron memang anak yang rajin, taat pada orang tua dan tekun beribadah. Pokoknya anak saya itu gak neko-neko (aneh-aneh)," imbuh Sugeng.

Dikonfirmasi tentang adanya anak tukang bubur yang lulus Taruna Akmil, Kapendam IV/Diponegoro Letkol Arh Zaenudin, S.H., M.Hum. membenarkan hal itu.“Benar, salah satu Calon Prajurit Taruna Akmil tahun 2018 adalah anak tukang bubur ayam keliling dari Purbalingga. Itulah bukti bahwa menjadi Taruna Akmil itu bukan hanya untuk anak pejabat tetapi semua warga negara Indonesia yang memenuhi syarat,” terang Kapendam.

Ditambahkan Letkol Arh Zaenudin, bahwa menjadi Prajurit TNI adalah hak dari semua WNI, siapa saja boleh dan bisa, asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, baik untuk calon Perwira, Bintara maupun Tamtama. Dan yang perlu digaris bawahi, bahwa masuk TNI tidak dipungut biaya alias gratis.(agus)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama