Mantan Seksa Kota Makassar, Ibrahim Saleh |
MAKASSAR (wartamerdeka.info) - Tokoh masyarakat kota Makassar, Ibrahim Saleh sangat menyayangkan pernyataan Mantan Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto (DP) dalam sebuah rekaman yang beredar di masyarakat, yang merendahkan bahkan cenderung memfitnah Jusuf Kalla (JK)
Dalam rekaman berdurasi 1 menit 59 detik itu, Danny Pomanto menuding Mantan Wakil Presiden dua periode Jusuf Kalla di balik penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
"(Fitnah) ini sangat luar biasa karena pak JK adalah tokoh nasional sehingga pernyataan pak DP (Danny Pomanto) ini sangat kurang tepat dan melukai hati rakyat Sulawesi Selatan," tegasnya, Senin (7/12/2020).
Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar ini mengatakan bahwa Jusuf Kalla merupakan tokoh nasional kebanggaan masyarakat Sulsel utamanya suku Bugis Makassar. Sehingga sangat tidak elok jika orang yang dianggap orang tua difitnah seperti yang disebutkan dalam rekaman diduga mirip suara Danny Pomanto tersebut.
"Pak JK itu orang tua masyarakat Sulsel utamanya Bugis Makassar, beliau itu tokoh nasional yang sangat dibanggakan masyarakat Sulsel, sangat mengayomi masyarakat Sulsel, beliau bahkan bisa merangkul saudagar Bugis Makassar di seluruh Indonesia," jelasnya.
Selain sebagai sosok orang tua, kontribusi Jusuf Kalla terhadap Sulawesi Selatan juga dinilai sangat luar biasa. Selain mengharumkan nama Sulawesi Selatan di tingkat nasional, pembangunan dan perkembangan di Sulsel juga merupakan kontribusi Ketua Umum PMI Indonesia tersebut.
"Kontribusi beliau sangat luar biasa, beliau dua kali Wapres itu kebanggaan tersendiri buat Sulawesi Selatan, Makassar bisa seperti ini (berkembang) juga karena pak JK. Jadi kalau ada orang yang tidak menghargai pak JK ini sangat keterlaluan," pungkasnya.
Seperri diketahui, rekaman suara berudrasi 1 menit 58 detik yang diduga pria yang akrab disapa Danny Pomanto itu tersebar di media sosial, sejak Sabtu (5/12/2020) lalu . Dalam rekaman tersebut, mantan walikota Makassar itu menuding Jusuf Kalla adalah otak di balik penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
"Kepada seluruh masyarakat, jangan pilih tukang fitnah!," kata Danny pada video pembukaan.
Bukan kalimat pembuka itu yang menghentak perhatian publik.
Justru rekaman yang diduga suara Danny Pomanto yang menurut video
tersebut berlokasi di Jalan Amirullah (kediaman Danny Pomanto di
Makassar), pada 27 November 2020, yang mengerutkan dahi seantero
negeri.
Ya, dari rekaman itu, suara percakapan yang diduga Danny Pomanto menyinggung sejumlah tokoh-tokoh besar di negeri ini.
Sebut saja Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK), Presiden
Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan, Mantan Menteri KKP Edhy Prabowo, penyidik senior KPK
Novel Baswedan hingga pentolan FPI Habib Rizieq Shihab (HRS).
Percakapan itu awalnya menyinggung peristiwa tangkap tangan Menteri KKP Edhy Prabowo di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, oleh KPK yang dikomandoi Novel Baswedan.
Setelahnya, suara yang diduga Danny Pomanto itu menyimpulkan bahwa
penangkapan yang dipimpin Novel Baswedan itu erat kaitannya dengan JK
dan Anies Baswedan.
"Kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap
berarti JK (Jusuf Kalla) - Anies Baswedan. Maksudnya kontrolnya di JK,"
katanya.
Percakapan itu mengalir lebih dalam hingga menyinggung para penguasa
negeri ini. Menurut suara yang diduga Danny, JK secara tersirat telah
menyerang Prabowo.
Dan membenturkannya dengan Presiden Jokowi. Pasalnya, Prabowo yang
merupakan Ketum Gerindra dan Edhy sebagai Waketum Gerindra disebut telah
mengkhianati kepercayaan presiden.
"Artinya dia sudah menyerang Prabowo. Yang kedua nanti seolah-olah Pak
Jokowi yang suruh, akhirnya Prabowo dan Jokowi baku tabrak. Ini kan
politik," tuturnya lagi.
Menurutnya, dengan ramainya pemberitaan terkait penangkapan Edhy selepas
lawatannya dari Amerika dalam kasus suap benih lobster, isu bahwa JK
merupakan aktor di balik kepulangan Rizieq Shihab pun perlahan menguap.
"Kemudian mengalihkan (isu) Habib Rizieq. Ini mau digeser JK dan Habib
Rizieq. Karena JK yang paling diuntungkan dengan tertangkapnya Edhy
Prabowo. Coba siapa yang paling diuntungkan. JK lagi dihantam, beralih
ke Edhy Prabowo kan," ujar rekaman yang begitu identik dengan suara
Danny Pomanto itu.
"Kemudian Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pale disini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Kemudian (Prabowo) mengkhianati Jokowi. Jadi yang paling untung ini JK. Begitu memang chaplin. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita hapal, apa yang dia mau main ini," tegasnya kemudian. (A)