Yosef Tjahjadjaja, Koruptor Dan Pembobol Bank Mandiri Ditangkap Tim Tabur Setelah Buron 15 Tahun

Terpidana Yosef Tjahjadjaja

JAKARTA (wartamerdeka info) - Buronan yang terdaftar dalam DPO Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat, yang telah buron selama 15 tahun bernama lengkap Yosef Tjahjadjaja (54), berhasil ditangkap.

"Penangkapan terhadap Yosef oleh Tim Intelijen Kejaksaan Agung RI bersama Tim Dirkrimum Polda Jawa Barat sertaTim Intelijen Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat, Rabu kemarin (13/7/2021)," kata Kapuspenkum Kejagung, Leonard Eben Ezer Simanjuntak kepada wartawan.

Yosef merupakan terpidana dalam perkara korupsi Pembobolan Bank Mandiri Cabang Mampang Prapatan-Jakarta yang menyebabkan kerugian Keuangan Negara (Bank Mandiri Cabang Mampang Prapatan Jakarta) sebanyak Rp 120 miliar.

Kasus posisi berawal ketika Terpidana  Yosef  diminta untuk mencarikan dana (arranger) untuk ditempatkan di Bank Mandiri Cabang Mampang Prapatan. Atas penempatan dana tersebut, Yosef meminta imbalan kepada pihak bank.

Akhirnya, Yosef berhasil menempatkan deposito Rp 200 miliar dari PT Jamsostek di bank tersebut. Selanjutnya atas penempatan dana tersebut, Terpidana  bersama-sama dengan Agus Budio Santoso dari PT Rifan Financindo Sekuritas meminta imbalan fasilitas dana untuk mengucurkan kredit kepada Alexander J. Parengkuan dan kawan kawan dari PT Dwinogo Manunggaling Roso.

Caranya, deposito PT Jamsostek yang telah ditempatkan di bank tersebut, dijadikan jaminan kredit oleh Terpidana Yosef  atas bantuan Kepala Cabang Bank Mandiri Cabang Mampang Prapatan (Terpidana Carto Sunardi Carto) yang telah diputus bersalah dan dihukum dengan pidana penjara 15 (lima belas) tahun.

Kucuran kredit yang dibagi menjadi 10 (sepuluh) bilyet giro, dikucurkan kepada Alexander  J. Pngrekuan cs, selaku direktur PT Dwinogo Manunggaling Roso, dimana awalnya dana tersebut akan digunakan oleh Alexander J. Prengkuan untuk membangun rumah sakit jantung, namun belakangan dana tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi Alexander cs.

Atas bantuan pengucuran kredit tersebut, Terpidana Yosef mendapat imbalan uang sebanyak Rp 6,4 miliar dan perusahaannya PT Rifan Financindo Sekuritas mendapatkan fee sebesar 7,5 % dari jumlah kredit yang dikucurkan.

Akibat dari pencairan kredit yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku pada waktu itu menyebabkan kerugian negara dan menguntungkan diri sendiri dan orang lain.

Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 2662 K/Pid/2006 tanggal 01 Nop 2006, jo Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor : 17/Pid/2006/PT.DKI tanggal 17 Mei 2006, jo Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 59/Pid.B/2004/PN.JKT.PST tanggal 26 Juli 2004 , Terpidana Yosef Tjahjadjaja  dinyatakan terbukti secara sah meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi melanggar pasal 2 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan dijatuhi hukuman pidana dengan pidana penjara selama 11 (sebelas) tahun.

Pengamanan Yosef merupakan kolaborasi dan sinergitas antara Tim Intelijen Kejaksaan Agung, Tim Dirkrimum Polda Jawa Barat dan Tim Intelijen Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat di sebuah  Rumah Sakit di kawasan Pondok Bambu Jakarta Timur sekira pukul 13.50 WIB, karena sebelumnya, Polda Jawa Barat menerima Laporan Polisi tentang Tindak Pidana Penipuan yang diduga dilakukan oleh Terpidana Yosef bersama 2 (dua) orang pelaku lainnya yang sudah berhasil ditangkap oleh Penyidik Dirkrimum Polda Jawa Barat terlebih dahulu. 

Bahkan untuk mengelabui Penyidik Polda Jawa Barat dan menghilangkan jejak dari DPO Kejaksaan, Terpidana tersebut  diduga telah memalsukan identitas dengan Kartu Tanda Pendudukan atas nama Yosef  Tanyujaya. 

Namun setelah Penyidik Polda Jawa Barat berkoordinasi dengan Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung, ternyata benar orang yang diduga pelaku tindak pidana korupsi tersebut merupakan buronan yang masuk dalam DPO Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat. 

Hingga selanjutnya Terpidana Yosef  ditempatkan di Rumah Sakit Umum (RSU) Adhyaksa Ceger Jakarta Timur untuk menjalani masa perawatan karantina karena sebelumnya Terpidana diduga terpapar Covid – 19 dan dirawat selama 10 (sepuluh) hari di RS tersebut sebelum ditangkap atau diamankan. 

"Berdasarkan hasil pemeriksaan Swab Antigen terakhir, terpidana sudah dinyatakan negatif Covid – 19," tutur Kapuspenkum Kejagung. 

Setelah pemantauan kesehatan  yang bersangkutan dinyatakan sehat, Jaksa Eksekutor Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat akan memindahkan Terpidana ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

Jaksa Agung Republik Indonesia melalui Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung menyampaikan apresiasi yang tinggi dan ucapan terima kasih kepada Tim Dirkrimum Polda Jawa Barat, khususnya kepada Wadir Reskrimum AKBP Indra Hermawan, SH.,SIK.,MH. dan Tim atas bantuannya telah berhasil mengamankan Terpidana  yang sudah buron atau melarikan diri selama 15 (lima belas) tahun.

Melalui program Tangkap Buronan (Tabur) Kejaksaan menghimbau kepada seluruh buronan yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kejaksaan untuk segera menyerahkan diri dan mempertanggung-jawabkan perbuatannya, karena tidak ada tempat aman bagi pada buronan, ulang Leonard.(dm).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama