Diduga Kelaparan, Ratusan Monyet Turun Ke Area Wisata Galunggung, Membobol 5 Warung Makanan

TASIKMALAYA (wartamerdeka.info) - Diduga kelaparan, ratusan monyet dari hutan Gunung Galunggung Kabupaten Tasikmalaya turun ke area wisata dan menyerang kios warung makanan yang ada di sekeliling area 

Ini terjadi Minggu sore (8/8/021), di saat suasana sedang sangat sepi.

Dikatakan oleh seorang pemilik kios Undang Supriatna (60), warga sekitar bahwa sekawanan monyet tersebut membongkar 5 kios yang tutup karena masa PPKM.

Bahkan saat dihampiri, monyet tersebut masih berada di dalam warung, sehingga dirinya dibantu masyarakat mencoba menghalau dan mengusirnya dengan kayu dan senapan angin.

"Warung kami sudah tutup sejak PPKM, bahkan mungkin barang daganganpun sudah kadaluarsa, sehingga suasana sepi dan monyetpun dengan leluasa membongkar kios kios yang ada di area wisata ini," katanya.

Lanjut Undang, kawanan monyet tersebut seperti tidak ada takutnya. Karena saat dia mengejarnya justru malah lari ke bagian atas warung, dan tentang kerugian kisaran  Rp 5 juta.

"Sekarang kami tidak punya kegiatan lain setelah warung ditutup, dan berharap kepada Pemerintah agar secepatnya wisata ini buka lagi, karena kami tidak punya pendapatan yang lain," lanjutnya kepada wartawan, Minggu (8/8/2021).

Dalam waktu yang sama, wartamerdeka.info berhasil menemui Dudung Suhaeri, Cluster Manager Obyek Wisata Galunggung Tasikmalaya.

Katanya, selama wisata ini ditutup karena PPKM pihaknya tetap beraktivitas seperti biasa, yakni memelihara, membersihkan bahkan sampai penyemprotan area dengan disinfektan secara rutin.

"Saya selaku petugas di area wisata ini tetap menunggu keputusan Pemerintah. Kabupaten Tasikmalaya sudah level 2 dan menurut keputusan Imendagri no 27 tahun 2021 ini sudah boleh buka. Kami berharap kepada Pemerintah agar secepatnya mengakhiri PPKM karena masyarakat sekitar kebanyakan menggantungkan usahanya dari berjualan di area wisata,"  kata Dudung saat wawancara dengan para kuli tinta.

Lanjut Dudung, selama wisata ditutup kisararan kerugian sekitar Rp 170 juta.

"Intinya berbeda dengan saat pertama pandemi tahun lalu, sekarang kerugiannya lebih besar," katanya. ( H.Adam )

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama