Siapa Calon Presiden Yang Diusung Koalisi Indonesia Bersatu Dan Dapat Restu Jokowi?


Oleh: Aris Kuncoro

(Wartawan Senior/Pengamat Politik)

Partai Golkar, PPP, PAN resmi mendeklarasikan Koalisi Indonesia Bersatu. Koalisi ini diumumkan pada Kamis (12/5/2022) lalu, di Jakarta oleh Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Partai PAN Zulkifli Hasan, dan Ketum Partai PPP Suharso Monoarfa.

Pembentukan koalisi tiga partai ini makin menegaskan, kesiapan tiga partai ini dalam menyongsong Pemilu legislatif dan Pilpres 2024.

Bahkan banyak pihak menilai, Koalisi Indonesia Bersatu ini adalah bentuk koalisi yang paling konkret dan nyata, saat ini. Bukan sekedar wacana saja.

Yang juga menarik untuk diamati yakni bahwa koalisi tiga partai ini, yaitu  Golkar, PAN dan PPP dianggap sebagai komposisi yang sempurna, yang mewakili kelompok nasionalis (Golkar), Islam modern (PAN) dan Islam tradisional (PPP).

Tak hanya itu. Gabungan ketiga parpol ini juga sudah memenuhi syarat pencalonan Pilpres 2024 mendatang.

Kursi parlemen koalisi ketiga partai tersebut telah jauh melebihi ambang batas Presidential Threshold yang hanya 115 kursi saja.

Jika melihat jumlah suara / kursi yang diperoleh oleh ketiga partai yang berkoalisi ini, maka yang terbesar adalah Golkar. Sehingga, kendati koalisi ketiga partai ini belum secara resmi mengumumkan calon presiden yang akan diusung dalam Pilpres 2024, tampaknya Ketum Partai Golkar Airlangga yang paling berpeluang diusung sebagai capres oleh koalisi ini.

Sehingga koalisi ini tinggal menentukan calon wakil presiden (Cawapres).

Namun, tentu saja hal itu bukan harga mati. Dalam politik, tentu saja banyak terjadi tarik menarik dan kompromi.

Kendati syarat pengajuan dari partai politik / gabungan partai politik sudah terpenuhi, dan Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar berpeluang besar untuk diusung koalisi ini, tampaknya tidak otomatis bahwa koalisi ini akan mengusung Airlangga sebagai capres.

Apalagi, Airlangga Hartarto, bukanlah tipe tokoh yang grusa grusu dan bukan orang yang sangat ambisius untuk memaksakan diri maju sebagai capres. Ini terlihat dari pernyataannya saat mengumumkan koalisi tersebut yang menyebut bahwa saat ini koalisi tiga partai tersebut belum resmi menetapkan calon presiden yang diusung pada Pilpres 2024.

Ketum Partai PAN Zulkifli Hasan, dan Ketum Partai PPP Suharso Monoarfa pun tampaknya tak terlalu berambisi untuk diusung sebagai calon presiden ataupun calon wakil presiden.

Lalu siapakah calon yang akan diusung koalisi tiga partai ini?

Saya menduga, ketiga elit partai ini tampaknya juga akan menunggu masukan tokoh penting negeri ini: yaitu Presiden Jokowi.

Jangan lupa Presiden Jokowi saat ini adalah tokoh  berpengaruh dalam dunia perpolitian di Indonesia.

Harap diingat pula, dari tiga ketum partai tersebut dua diantaranya adalah pembantu presiden (Menteri / Menko). Yakni Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian) dan Suharso Monoarfa (Menteri/Kepala Bappenas).

Kedua tokoh ini juga dikenal cukup loyal kepada Presiden Jokowi.

Saya yakin dan percaya bahwa mereka membentuk koalisi ini pasti juga atas sepengetahuan Presiden Jokowi. Atau setidaknya telah dilaporkan kepada Presiden Jokowi.

Apalagi, dalam konferensi pers saat itu, koalisi Indonesia Bersatu menegaskan akan fokus mendukung kerja Presiden Joko Widodo sampai purna tugas.

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi, misalnya, menegaskan, kesetiaan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) kepada Pemerintahan Jokowi - Ma’ruf Amin tidak perlu diragukan lagi. Ia memastikan tidak ada agenda politik tersembunyi atau terselubung dalam pembentukan koalisi tersebut.

Viva menuturkan, KIB adalah bagian dari Pemerintahan Jokowi - Ma’ruf Amin. Karena itu menurutnya dalam rencana kerja selanjutnya dipastikan akan bertanggungjawab untuk dapat meningkatkan kinerja pemerintahan. 

Koalisi KIB, katanya, adalah koalisi lahir batin, karena banyak mempertemukan cita-cita dan gagasan politik untuk membangun peradaban Indonesia ke depan.

Ia menambahkan, keberadaan Koalisi Indonesia Bersatu, yang diusung Golkar, PAN, PPP, terbentuk dari adanya persamaan cita-cita untuk menunaikan janji Kemerdekaan RI sebagaimana termaktub di Pembukaan UUD 1945 melalui jalan demokrasi konstitusional.

Cita-cita itu kemudian diturunkan ke dalam platform yang memperjuangkan politik gagasan, ide, dan pemikiran, sebagai landasan prinsip melalui proses-proses politik yang mencerdaskan, menggembirakan, mensejahterakan, memakmurkan, dan berkeadilan.

Juru Bicara PAN itu juga menegaskan bahwa PAN merupakan partai koalisi pemerintah. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga berkomitmen akan tetap berada di barisan koalisi pemerintah sampai berakhirnya purna tugas pemerintah setelah pemilu 2024 nanti.

Pernyataan tersebut tampaknya menegaskan bahwa Koalisi Indonesia Bersatu ini gerak dan langkahnya akan dikonsultasikan atau disiskusikan dengan Presiden Jokowi. Termasuk terkait dengan capres/cawapres yang akan diusung oleh koalisi tiga partai.

Saya berkeyakinan capres / cawapres yang direstui Presiden Jokowi bakal mendapat dukungan yang luas dari masyarakat terutama masyarakat pendukung Jokowi yang  cukup fanatik.

Sejumlah elit partai tentu saja menyadari hal itu. Dan figur capres yang mendapat dukungan masyarakat ini, atau dengan kata lain yang elektabilitasnya tinggi tentu penting menjadi pertimbangan. 

Jika salah menentukan capres,  dalam pilpres yang digelar serentak dengan pemilihan legislatif ini, maka suara partai bisa jeblok. Sebaliknya dengan mengusung capres yang elektabilitasnya tinggi, suara partai pun akan terangkat. Ini terbukti dalam pergelaran Pilpres / Pileg, sebelumnya. 

Kembali ke pertanyaan sebelumnya, siapa capres yang akan diusung Koalisi Indonesia Bersatu, yang kira-kira juga direstui Presiden Jokowi? 

Feeling saya, ada dua nama yang punya kans besar: yaitu Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto. (*)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama