Reformasi Pembelajaran Pada SMK


Oleh : Drs. Sjahrir Tamsi, M.Pd.

(Kepala UPTD SMKN 1 Tapalang Barat)


Potensi memprihatinkan dari kondisi banyaknya penganggur berusia muda yang dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial. Untuk itu peningkatan kualitas pendidikan jenjang SMK menjadi salah satu solusi mempersiapkan tenaga kerja unggul sesuai kebutuhan masyarakat dan Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA).


Momentum memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2023 ini bertepatan dengan tanggal kelahiran Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia dan Pendiri Taman Siswa yaitu Ki Hajar Dewantara). 


Saatnya untuk mempersiapkan tenaga kerja yang unggul, maka perlu mereformasi sistem pendidikan dengan masif dan substansial pada jenjang SMK. 


Selama ini peserta didik pada SMK (tidak semua) fokus pada mindset sekedar untuk mendapatkan ijazah sebagai wujud kelulusan dan kurang merespon kebutuhan komunitas wirausaha, bisnis dan industri. 


Sejatinya peserta didik pada jenjang SMK fokus memperbanyak sertifikat keahlian sebagai bekal untuk mengisi formasi keahlian yang dibutuhkan di masyarakat atau menjadi wirausahawan.


Oleh karenanya, tidak sedikit Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA) membutuhkan lulusan SMK yang bersertifikasi keahlian tertentu (bukan ijazah), sehingga perlu mereformasi sistem pendidikan jenjang SMK dengan memperbanyak pelatihan keahlian bagi peserta didik "technical vocational training" yang didukung sepenuhnya Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA).


Link and Match menjadi landasan reformasi pendidikan pada jenjang SMK. Program tersebut membuka peluang lebih besar bagi lulusan SMK untuk langsung terserap di dunia kerja.


Salah satu reformasi pendidikan paling urgen pada SMK adalah reformasi sistem pembelajaran yang konvensional menjadi sistem pembelajaran praktis dan teranyar sesuai IKM pada Mata Pelajaran Umum yang diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang unggul, Produktif, High class, dan Sustainable dari setiap kompetensi yang dimiliki seperti mata pelajaran :


Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, (khusus yang beragama Islam).


Materi Ajar disampaikan bukan hanya teori akan tetapi dengan praktis dan terukur serta fokus pada :


Praktik Kompetensi Baca Tulis Alquran (Tilawah);


Praktik Kompetensi Ceramah Agama/Tausiah, atau Kultum;


Praktik Kompetensi Hafizh (Hafalan) Alquran; 


Praktik Ibadah (Sholat Wajib, Sholat Sunnat Rawatib), Sholat Jenazah, Memandikan Jenazah, Prosesi Pemakaman, dan lain-lain.


Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya, Materi Ajar disampaikan dengan praktis dan terukur :

Competence Listening;

Competence Reading;

Competence Conversation;

Competence Debate.


Seni Budaya, Materi Ajar disampaikan dengan praktis dan terukur :


Praktik Kompetensi Menyanyi Solo, Duet, dan Vokal Group;


Praktik Kompetensi Melukis;


Praktik Kompetensi Menari;


Praktik Kompetensi menggunakan alat musik seperti; guitar, seruling, gendang/drum, dan lain-lain;


Praktik Kompetensi menciptakan lirik lagu;


Praktik Kompetensi menjadi Youtuber, Podcaster;


Praktik Kompetensi membuat Film, Sinetron, Animasi, Cerpen, Cerber, dan lain-lain 


Praktik Kompetensi Seni dengan mengangkat Budaya Nusantara, dan Daerah/Lokal (kearifan lokal).


Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Materi Ajar disampaikan dengan praktis dan terukur :


Praktik Kompetensi permainan bola kaki, bola volley, bola takraw, tenis meja, badminton, dan lain-lain;


Praktik Kompetensi olahraga atletik, senam, binaraga dan lain-lain;


Praktik Kompetensi usaha kesehatan sekolah (UKS). 


Demikian juga mata pelajaran umum lainnya, diarahkan pada materi ajar yang praktis dan fokus menyesuaikan dengan Konsentrasi Keahlian pada SMK yang dibutuhkan masyarakat dan IDUKA.


Tutup Konsentrasi Keahlian yang TIDAK diminati, dan buka Konsentrasi Keahlian yang digandrungi Masyarakat serta peluang kerjanya menjanjikan dan tersedia pada Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA).


SMK juga perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat, khususnya dalam hal reformasi anggaran, agar pengelolaan operasionalnya bisa nampak perubahan secara signifikan. Sehingga tidak hanya Dana BOS yang menjadi sumber satu-satunya pembiayaan operasional sekolah, apalagi SMK butuh praktik secara rutin untuk menghasilkan tamatan yang unggul dan kompeten sehingga bisa terserap langsung di masyarakat dan Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA).


Brand, Nomenklatur dan Mapping Kurikulum harus jelas untuk setiap SMK. Berhubung hal itu sangatlah dibutuhkan, sebagai pilihan agar mudah untuk diingat, dikenal dan selalu tersimpan dalam memori warga masyarakat khususnya setiap orang tua yang punya animo untuk memasukkan anaknya ke SMK.


Sebagai contoh dan semoga terwujud 2023 ini: 

SMKN 1 Tapalang Barat menjadi :

UPTD SMKN 4 Mamuju

Bidang/Program/Konsentrasi Keahlian : 

1. Kemaritiman dan,

2. Pariwisata

Brand :

"SMK MARIWISATA"


Referensi  :

1. Kementerian PPN/BAPPENAS RI, Reformasi Pendidikan di SMK Untuk Menyiapkan Tenaga Kerja Andal, Berita Kerjasama, Jakarta, 2016.


2. Tamsi Sjahrir, Belajar 3 Hari secara Praktis di luar Kelas, WartaMerdeka.Info, Jakarta, 2021


3. Yusuf Asyari, Program Vokasi Industri Jadi Landasan Reformasi Pendidikan SMK, JawaPos.com, Surabaya 2019.


Editor : Aris Kuncoro

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama