Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia menggelar ritual bertujuan mengungkapkan rasa syukur berkah yang diberikan Tuhan atas kesehatan dan kesejahteraan.
Seperti yang terjadi di Desa Madiredo,
Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, dengan acara Bersih Desa yang ke 184 dan
sekaligus meperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke 78, pada Minggu (3/9/2023).
“Kami mengapresiasi seluruh warga Desa Madiredo atas
partisipasi menyukseskan kegiatan Bersih Desa dan HUT RI ke 78 yang berlangsung
meriah,” kata Mahfud, Kepala Desa Madiredo.
Mahfud menjelaskan, Bersih Desa tidak sekedar Karnaval Budaya,
tetapi juga bertujuan memohon doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar memberikan
keselamatan dan keberkahan bagi Desa Madiredo.
“Leluhur kami mengajarkan demikian untuk membersikan desa
dari bala dan musibah. Selain itu, karnaval budaya juga merupakan bentuk guyub
rukun warga desa yang semakin kuat persatuan dan kebersamaannya,” ujar Kades Madiredo.
Kades Mahfud berharap, kepada segenap warga tidak sekedar
melestarikan tradisi leluhur, tetapi juga mengingat nasehat-nasehat para
leluhur yang harus tetap di jaga dan dipelajari serta diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. “Semoga tahun depan lebih meriah lagi,” ujar Mahfud.
Sementara itu M. Dimiati, salah satu perangkat Desa Madiredo,
menjelaskan kegiatan Bersih Desa dan Peringatan HUT RI ke 78, tidak saja menggelar Karnaval
Budaya warga Desa Madiredo, tetapi pihaknya juga mendatangkan Drumband dari Sekolah Taruna
Brawijaya, Kediri, Jawa Timur.
Seperti diketahui, kegiatan tradisi Bersih Desa Madiredo
merupakan tradisi yang sudah turun temurun dalam kebudayaan masyarakat di Jawa,
yang merupakan wujud bersatunya manusia dengan alam.
Ritual yang didefinisikan sebagai wujud rasa syukur warga desa
atas berkah yang diberikan Tuhan, baik dari hasil panen, kesehatan dan
kesejahteraan yang dinikmati selama setahun. Selain itu, sebagai permohonan keselamatan
dan kesejahteraan warga desa untuk satu tahun mendatang.
Ritual Bersih Desa sendiri biasa dilaksanakan satu kali
dalam setahun, merupakan tradisi turun-temurun sejak zaman nenek moyang. (Hari
Mulyono)