Cilacap, wartamerdeka.info, - Dalam kunjungan kerjanya diawal tahun 2024, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, kunjungi fasilitas pengolahan sampah perkotaan menjadi bahan bakar alternatif atau refuse-derived fuel (RDF) di Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, Selasa, (02/01/2024).
Fasilitas pengolahan sampah perkotaan menjadi RDF dengan kapasitas 160 ton per hari di Cilacap ini, merupakan fasilitas RDF pertama di Indonesia dan telah diresmikan pada 21 Juli 2020 oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.
Produk RDF dari pengolahan sampah di fasilitas RDF Jeruklegi dimanfaatkan oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) Pabrik Cilacap yang merupakan anak usaha dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti sebagian bahar bakar fosil atau batu bara.
Fasilitas RDF Jeruklegi dibangun di atas lahan seluas satu hektar melalui kolaborasi antara SBI, Pemerintah Kabupaten Cilacap, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Pemerintah Kerajaan Denmark. Kini, selain sebagai off-taker RDF, SBI juga ditunjuk sebagai operator fasilitas RDF tersebut.
Pada tahun 2020, sampah perkotaan di Cilacap yang telah diolah mencapai 21.965 ton dan menghasilkan 7.668 ton RDF. Jumlah ini terus meningkat di tahun berikutnya, di mana pada tahun 2021 mencapai 44.581 ton sampah yang dikelola dan menghasilkan 20.168 ton RDF. Pada tahun 2022, fasilitas Jeruklegi mengolah 47.837 ton sampah yang dikelola menjadi 26.578 ton RDF. Sedangkan pada tahun 2023, RDF yang telah digunakan sebagai bahan bakar alternatif di Pabrik SBI di Cilacap mencapai sekitar 15 ribu ton.
Hadir dalam kunjungan itu, Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari didampingi Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani.
Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari mengatakan, pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif ini merupakan terobosan dalam pemanfaatan sampah ramah lingkungan serta menciptakan sirkular ekonomi bagi masyarakat.
"Seiring pertumbuhan populasi, sampah menjadi masalah yang masih belum teratasi. Penerapan teknologi RDF menjadi salah satu solusi untuk membantu pemerintah daerah menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat, dan mengurangi landfill," katanya.
Pada sisi lain, menurut Reni RDF juga membantu industri pengguna batu bara seperti industri semen, untuk menurunkan emisi karbon dari proses produksi, dan berkontribusi mendukung pencapaian target penurunan emisi karbon yang dicanangkan pemerintah.
"Program inovasi sosial SBI di Cilacap yang melibatkan komunitas pengolah sampah Baruwani, juga menjadi program sosial dan lingkungan yang berhasil mengantar SBI menjadi satu-satunya perusahaan semen yang meraih PROPER Emas dari KLHK pada tahun 2022," ungkapnya.
Dia menambahkan, keberhasilan SBI menerapkan teknologi RDF di Cilacap, mendorong banyak pemerintah daerah untuk mereplikasi dan mewujudkan fasilitas RDF di daerah masing-masing.
"Hingga saat ini, SBI telah menjalin kerja sama dengan Pemprov Aceh, DKI Jakarta, Pemkab Sleman, Temanggung dan pengelola sampah di Denpasar, Bali," pungkas Reni. (Agus/*)