It is Time to Begin Reformasi Sistem Praktik SMK

 

Oleh : Sjahrir Tamsi

Secara umum persepsi sebagian masyarakat tentang SMK sama dengan SMA. Bahkan di musim liburan sekolah saat Penerimaan Peserta Didik Baru pun pada setiap pergantian tahun pelajaran, tidak sedikit Parenting yang berasumsi bahwa SMK merupakan pilihan yang beda tipis dengan SMA dan sama-sama menjadi alternatif pilihan namun tidak signifikan perbedaan itu bagi mereka. Padahal keduanya hanya sama pada istilah jenjang saja atau sekolah lanjutan tingkat menengah setelah jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan pendidikan menengah formal dan berbentuk "Kejuruan" yang ada di Indonesia dan ditempuh setelah lulus SMP atau yang sederajat (Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pasal 18 ayat 3).
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasa 15 UU RI Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), merupakan pendidikan menengah yang bertujuan :
1. Menyiapkan Peserta Didik agar menjadi manusia produktif, mampu kerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di Dunia Usaha dan Dunia Industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya;
2. Menyiapkan Peserta Didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang dimilikinya;
3. Membekali Peserta Didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
4. Membekali Peserta Didik dengan kompetensi kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

SMK memiliki banyak program, satu diantaranya "Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang menjadi batu loncatan untuk menyiapkan calon tenaga kerja terampil dan membekali "Life Skill" untuk memasuki Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja kelak dikemudian hari setelah tamat SMK. Program PKL ini merupakan bagian integral dari Kurikulum Nasional pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Implementasi Program PKL manifestasi perubahan mendasar, urgen dan signifikan ke arah Sistem Ganda (Duel Sistem Responsibilities) mengingat Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja menjadi Mitra Kerja atau Institusi Pasangan (IP) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Kebijakan dimaksud menuntut kedua belah pihak (DUDIKA bersama SMK) duduk bersama menyusun Program Kegiatan yang "Link and Match " selanjutnya mengeksekusinya.
Beberapa Contoh Penyelenggaraan Praktik Kejuruan pada SMK antara lain sebagai berikut :
SMK Negeri 8 Makassar melaksanakan PKL/Magang Peserta Didik aktif yang duduk di kelas XI - XII di sejumlah DUDIKA luar negeri (Inggris, Nederland, Singapura, dan Malaysia), sejak tahun 1996 dan 1998 mengikuti Ujian Akhir Nasional di Kedubes  Negara Sahabat tempat mereka PKL/Magang. 

Kemendikbud RI melalui Direktorat PSMK mengirimkan Naskah Soal UAN ke Negara tempat Peserta Didik PKL/Magang dan Lembar Kerja Jawabannya dikirim kembali ke Jakarta. Semua Peserta Ujian kala itu dinyatakan Lulus dengan hasil nilai yang memuaskan. 

Peserta Didik Belajar Kelompok Mata Pelajaran Umum dan Adaptif selama 1 (satu) tahun di sekolah dan sementara Kelompok Mata Pelajaran Praktik Kejuruan inklud secara Praktis dengan Program PKL/Magang di DUDIKA selama 2 (dua) tahun dan memperoleh gaji sebagaimana karyawan lainnya menerima gaji di DUDIKA.
SMK Negeri 8 Makassar menjadi pionir di Indonesia dalam hal Penerapan Blok Sistem Pembelajaran Praktik Kejuruan dengan Mata Pelajaran Umum tahun 1999 hingga sekarang.

SMK Negeri Sulbar (Industri Kakao) sebagai SMK pertama yang dioperasionalkan dan dibina khusus dengan Subsidi APBD oleh Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi sejak tahun 2015 berdasarkan Perda Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Sistem Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Provinsi Sulawesi Barat.

SMK Negeri Sulbar (Industri Kakao) mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2015/2016, sementara sekolah ini belum direkomendasikan implementasi K13.
SMK Negeri Sulbar (Industri Kakao) Pionir di Provinsi Sulawesi Barat tentang Penerapan Blok Sistem Pembelajaran Praktik Kejuruan dengan Mata Pelajaran Umum tahun 2015.

SMK Negeri Sulbar (Industri Kakao) pionir di Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan sistem pembelajaran  "Tiada Hari Tanpa Praktik Kejuruan". Pasalnya, Kepala Sekolah, Drs. SjahrirTamsi, M.Pd. (ASN/PNS), 20 orang GTT dan 8 orang PTT serta 300 orang Peserta Didik Stay di Asrama Kompleks Sekolah yang berbasis Boarding School fasilitas Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Barat kala itu dan Kelompok Mata Pelajaran Umum inklud dengan Kelompok Mata Pelajaran Praktik Kejuruan, sehingga terjalin kolaborasi antara sesama Guru Umum dengan Guru Praktik Kejuruan yang baik dengan penerapan "Tim Teaching".

SMK Negeri Sulbar (Industri Kakao) Pionir di Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan PKL/Magang di sejumlah Institusi Pasangan (IP) diantaranya : Swisscontact USA, (Peserta PKL/Magang menerima disubsidi Dana Makan/Minum, Akomodasi dan Transfort dari Sekolah dan Uang Saku perhari disubsidi Swisscontact USA), PKL/Magang di tempat berikut mendapat subsidi Dana Makan/Minum, Akomodasi dan Transfort dari Sekolah, : ICCRI/PUSLITKOKA Jember Jawa Timur, Teaching Factory Fakultas Pertanian UNHAS Makassar, PT SMART Tarengge Palopo Sulawesi Selatan, CV Putra Mataram Sedalu (Cokelat Macoa) Wonomulyo Polewali Mandar, UMKM di Kota Palu Binaan Dinas Koperindag dan UMKM Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
SMK Negeri 1 Tapalang Barat Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat pionir mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar di Provinsi Sulawesi Barat 1 November 2021. Walaupun belum ditetapkan sebagai salah satu SMK Pusat Keunggulan (SMK-PK).

SMK Negeri 1 Tapalang Barat pionir melaksanakan Sistem Pembelajaran 3 (tiga) hari belajar di ruang kelas dan 3 (tiga) praktik di luar kelas tahun 2021 dan semua pihak merespon baik dan positif, demikian juga Peseta Didik dan orang tuanya merasa senang.

UPTD SMK Negeri 1 Tapalang Barat melaunching sistem pembelajaran "Tiada Hari Tanpa Praktik" Tahun Pelajaran Baru 2024/2025.
Adapun Materi Kelompok Mata Pelajaran Umum yang disampaikan kepada Peserta Didik pada SMK sejatinya adalah materi yang bernuansa Ilmu Terapan  sehingga sangat relevan dengan kebutuhan Peserta Didik.

Bahwa SMK adalah sekolah kejuruan sehingga Peserta Didik juga sejatinya memperoleh seluruh materi pelajaran yang bernuansa ilmu terapan atau materi ilmu kejuruan. Peserta Didik pada SMK sejatinya sejak masuk belajar sebagai Peserta Didik Baru di sekolah langsung disuguhkan materi belajar praktik kejuruan sehingga tiada hari tanpa praktik kejuruan di SMK. Hal ini dilakukan, tentu saja sesuai dengan Program atau Konsentrasi Keahlian masing-masing Peserta Didik pada SMK.

Guru Mata Pelajaran Umum kolaborasi dengan Guru Praktik Kejuruan dalam mengajarkan materi pelajarannya yang telah didesain link and match dengan materi mata pelajaran praktik kejuruan. Tim Teaching harus terjadi dan dibangun bersama dalam memberikan layanan pembelajaran secara praktis kepada Peserta Didik di dalam ruang kelas praktik (Lab. RPS atau bengkel dan atau ruangan khusus yang seluruhnya bernuansa praktik kejuruan).
Adapun Struktur Mata Pelajaran Kurikulum Merdeka pada SMK/MAK  yaitu :
A. Mata Pelajaran Muatan Nasional :
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
3. Bahasa Indonesia;
4. Matematika;
5. Sejarah Indonesia;
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya.
Keenam mata pelajaran di atas inklud dengan Kelompok Mata Pelajaran Muatan Peminatan Kejuruan : C1., C2., dan C3.

Sementara Kelompok Mata Pelajaran Muatan Kewilayahan :
1. Seni Budaya;
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan;
3. Muatan Lokal.
Ketiga Mata Pelajaran di atas tetap berdiri sendiri seperti biasanya dalam Roster Mata Pelajaran di sekolah.
Bila Mata Pelajaran Muatan Nasional seluruhnya inklud ke dalam Mata Pelajaran Praktik Kejuruan atau Kelompok Muatan Peminatan Kejuruan.

Dikecualikan Kelompok Mata Pelajaran Muatan Kewilayahan harus tetap berdiri sendiri dan materi yang diajarkan pun adalah ilmu terapan dengan menginternalisasikan nilai-nilai budaya daerah dan kearifan lokal sebagai "Bekal atau Life Skill" Peserta Didik untuk memasuki Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja (DUDIKA) kelak dikemudian hari setelah mereka tamat dari SMK.

Demikian juga dengan Materi dan atau Konten setiap Mata Pelajaran Muatan Nasional yang inklud dengan Kelompok Mata Pelajaran Peminatan Praktik Kejuruan harus disampaikan secara Praktis dan Kolaboratif sebagai Bekal atau Life Skill" bagi Peserta Didik untuk memasuki Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja kelak dikemudian hari setelah mereka tamat dari SMK.
Semua unsur di sekolah (Pengawas, Kepala Sekolah, dan PTK) menyamakan frekuensi dan cipta kondisi dan berkomitmen bersama untuk mewujudkan Sistem ini di Sekolah Modern Penuh Harapan Untuk Masa Depan Cemerlang.

"SMK OKE De" singkatan dari Program arau Konsentrasi Keahlian : Otomotif, Komputer, Elektronika dan Desain Komunikasi Visual pada UPTD SMKN 1 Tapalang Barat Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.

Kalau bukan Kita (para Pemangku Kepentingan) yang mengeksekusinya, Siapa lagi. Dan Kalau bukan sekarang It is Time Begin, lalu kemudian Kapan lagi...?

Sulbar Bangkit Menjadikan SMK Bisa, Unggul dan Maju. SMK Hebat dan Sejahtera.
Referensi : dari beberapa tulisan Sjahrir Tamsi, diantaranya; Ayo ke SMK (Lets Go To Vocational Higt School), PBM-OIL pada SMK Menyenangkan Peserta Didik. 

Sumber : Beberapa tulisan Sjahrir Tamsi, diantaranya; Ayo ke SMK (Lets Go To Vocational Higt School), PBM-OIL pada SMK Menyenangkan Peserta Didik,  SMK Menjadi Pilihan Generasi Unggul, Maju dan Berdaya Saing Tinggi, Elaborasi Tiada Hari Tanpa Praktik Kejuruan Pada UPTD SMKN 1 Tapalang Barat, SMK Memiliki Kelebihan Secara "Exclusive".

Editor : W. Masykar.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama