Meneroka Pendidikan Masa Depan : Tantangan, Peluang dan Transformasi

Oleh : YM. Sjahrir Tamsi 

Pendidikan masa depan merupakan topik yang selalu relevan karena perkembangan teknologi, globalisasi, dan dinamika sosial yang terus berubah. Era digital dan revolusi industri 4.0 serta Era Society 5.0 telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan belajar. Meneroka pendidikan masa depan berarti melihat tantangan yang dihadapi dan peluang yang ada untuk mewujudkan sistem pendidikan yang lebih inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.

1. Tantangan Pendidikan di Era Digital
Era digital menawarkan kemajuan yang belum pernah terjadi sebelumnya, namun juga membawa tantangan signifikan bagi pendidikan. 
Berikut beberapa tantangan utama : 1. Keterampilan yang Berkembang Pesat : Perkembangan teknologi yang pesat menuntut Peserta Didik untuk menguasai keterampilan baru yang relevan dengan dunia kerja di masa depan, seperti literasi data, pemikiran komputasional, dan keterampilan kolaborasi. 
Di Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) terus berupaya menyesuaikan kurikulum melalui "Merdeka Belajar" agar Peserta Didik lebih siap menghadapi dunia yang terus berubah (Kemendikbudristek RI, 2020); 2. Pergeseran Peran Guru : Dengan adanya teknologi, peran Guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan telah berubah. Guru di masa depan harus berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan mentor bagi Peserta Didik yang memanfaatkan berbagai sumber daya belajar online. Program Guru Penggerak  yang dicanangkan oleh Pemerintah menjadi langkah penting untuk mendukung Guru dalam menjalankan peran ini (Kemendikbudristek RI, 2021).
2. Tantangan Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan otomatisasi, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), Internet of Things (IoT), dan Big Data yang mempengaruhi berbagai sektor, termasuk pendidikan. Berikut beberapa tantangan utama dalam pendidikan di era ini : 1. Perubahan Kebutuhan Keterampilan Kerja : Revolusi Industri 4.0 menuntut keterampilan yang sangat berbeda dibandingkan era sebelumnya. Menurut World Economic Forum (2020), keterampilan yang paling dibutuhkan adalah kemampuan untuk berpikir kritis, pemecahan masalah kompleks, kreativitas, serta penguasaan teknologi digital. Pendidikan di Indonesia harus lebih fokus pada pengembangan keterampilan ini, namun kurikulum dan metode pengajaran yang ada seringkali masih terlalu berorientasi pada hafalan dan pengajaran berbasis buku teks (Syaifuddin, 2021); 2. Transformasi Digital : Banyak institusi pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan dalam menerapkan teknologi baru. Di satu sisi, teknologi menawarkan berbagai peluang pembelajaran berbasis daring dan blended learning. Namun, di sisi lain, kesiapan infrastruktur dan kemampuan Guru untuk mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran masih menjadi tantangan (Suhendar, 2020); 3. Kesenjangan Digital : Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah kesenjangan digital, khususnya di Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Banyak sekolah di daerah terpencil atau pedesaan belum memiliki akses memadai ke teknologi yang mendukung pembelajaran digital. Menurut laporan BPS (2021), hanya sekitar 40% sekolah di daerah pedesaan yang memiliki akses internet stabil.
3. Tantangan Pendidikan di Era Society 5.0
Society 5.0 merupakan konsep yang dicanangkan oleh Jepang yang mengintegrasikan teknologi dengan kehidupan manusia untuk menciptakan masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered society). Berbeda dengan Revolusi Industri 4.0 yang fokus pada otomatisasi dan teknologi, Society 5.0 berfokus pada bagaimana teknologi dapat membantu memecahkan masalah sosial dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Tantangan pendidikan di era ini meliputi : 1. Integrasi Teknologi dan Kemanusiaan : Pendidikan di era Society 5.0 tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas hidup manusia. Oleh karena itu, tantangannya adalah bagaimana mengembangkan kurikulum yang tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga keterampilan sosial, seperti empati, komunikasi, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi secara etis (Kadir, 2021); 2. Pendidikan Berbasis Masalah Sosial : Di Society 5.0, Peserta Didik diharapkan mampu memecahkan masalah sosial yang kompleks dengan menggunakan teknologi. Pendidikan harus mendorong Peserta Didik untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi isu-isu seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan krisis kesehatan global. Namun, saat ini banyak institusi pendidikan yang masih belum mempersiapkan Peserta Didik untuk menghadapi tantangan semacam ini (Mulyana, 2022); 3. Pergeseran Peran Guru sebagai Fasilitator : Guru di era Society 5.0 diharapkan dapat berperan sebagai fasilitator yang membantu Peserta Didik menggunakan teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih luas. Tantangannya adalah kesiapan Guru untuk beradaptasi dengan perubahan peran ini dan bagaimana mereka dapat memberikan pengajaran yang lebih kolaboratif dan berpusat pada Peserta Didik (Supriatna, 2021).
4. Transformasi Pendidikan Masa Depan
Untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di masa depan, transformasi pendidikan harus segera dilakukan. 
Berikut beberapa arah transformasi yang diusulkan : 1. Redesign Kurikulum : Kurikulum perlu dirancang ulang untuk mencakup keterampilan abad ke-21, termasuk kreativitas, pemikiran kritis, komunikasi, dan kolaborasi. 
Di Indonesia, kebijakan "Merdeka Belajar" telah diimplementasikan untuk memberikan fleksibilitas lebih dalam penyusunan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan Peserta Didik (Nadiem Makarim, 2020); 2. Pembelajaran Berbasis Proyek : Pendidikan masa depan harus lebih berorientasi pada penyelesaian masalah nyata melalui pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning). Program "Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)" di Indonesia mulai mengadopsi pendekatan ini dengan mengaitkan pendidikan vokasional dengan Dunia Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (DUDIKA) guna menghasilkan lulusan yang siap kerja, kreatif dan mampu berinovasi (Kemendikbudristek RI, 2022); 3. Pengembangan Profesional Berkelanjutan untuk Guru : Guru harus diberikan pelatihan/penguatan dan dukungan yang berkelanjutan untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dan pedagogi yang efektif di abad ke-21. Melalui Program Guru Penggerak dan berbagai program pelatihan berbasis teknologi, Pemerintah Indonesia berupaya untuk meningkatkan kompetensi Guru secara berkelanjutan. (Kemendikbudristek, 2021); 4. Pembelajaran Personalisasi : Teknologi memungkinkan pengembangan metode pembelajaran yang lebih personal. 

Di Indonesia, beberapa sekolah telah mulai mengintegrasikan pembelajaran berbasis teknologi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Peserta Didik. Platform seperti "Rumah Belajar" yang dikembangkan oleh Kemendikbudristek RI adalah salah satu contohnya, di mana Peserta Didik dapat mengakses materi pembelajaran sesuai dengan kecepatan belajarnya sendiri (Rumah Belajar, 2021); 5. Pendidikan Inklusif dan Berkelanjutan : Pendidikan masa depan juga harus lebih inklusif, mencakup Peserta Didik dari berbagai latar belakang budaya, sosial, dan ekonomi. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan program "Sekolah Penggerak" untuk memastikan bahwa setiap anak, tanpa memandang latar belakangnya, memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas. (Kemendikbudristek RI, 2021); 6. Kolaborasi Global : Globalisasi memungkinkan Peserta Didik untuk terhubung dan belajar dari Peserta Didik di seluruh dunia. 

Di Indonesia, melalui program pertukaran pelajar dan kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan internasional, Peserta Didik Indonesia semakin mudah untuk berpartisipasi dalam pembelajaran global, meningkatkan wawasan dan pemahaman mereka tentang dunia luar. (Nizam, 2021).

Di UPTD SMKN 1 Tapalang Barat Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat dengan Jargon "Sekolah Modern Penuh Harapan Untuk Masa Depan Cemerlang" juga memiliki Motto: Membangun Kemitraan, Produktif, Highclass dan Sustainable disingkat "Mitra PHS". Dengan Tagline : "SMK OKE De" atau singkatan dari Program atau Konsentrasi Keahlian yang dibina di sekolah ini yaitu : Otomotif, Komputer, Elektronika dan Desain Komunikasi Visual disingkat DKV.

Melaunching Penerapan Program 3 (tiga) Sistem : 1. SMK dengan Sistem Tiada Hari Tanpa Praktik Kejuruan; 2. SMK Berbasis "Happy School"; 3. Digitalisasi Presence warga sekolah. Senin, 15 Juli 2024 di sekolah ini yang berlokasi di Desa Pasa'bu Kecamatan Tapalang Barat Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. 

Sistem Tiada Hari Tanpa Praktik Kejuruan merupakan ciri khas atau karakteristik komprehensif yang dimiliki SMK. Oleh karenanya, Sistem ini dieksekusi dengan segera "Lebih Cepat dan Tepat Waktu, maka itu Lebih Baik." Sebab hal ini merupakan kebijakan dan kewenangan sepenuhnya yang dimiliki oleh setiap satuan pendidikan dalam mengelola pendidikan yang berkualitas. Sistem ini juga merupakan pembeda Sistem yang berlaku antara SMA dengan SMK. Standar Kompetensinya yang berbeda sehingga prosesnya pun harus beda.

Kembali Secara Intensif Memahami Pusat Literasi Antara lain : Pendidikan masa depan menuntut adanya perubahan yang mendasar dalam cara kita melihat, mengelola, dan mempraktikkan pendidikan. Dengan mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang teknologi, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih relevan, inklusif, dan berkelanjutan. Baik di era Revolusi Industri 4.0 maupun Society 5.0, pendidikan menghadapi tantangan yang signifikan, mulai dari perubahan keterampilan yang dibutuhkan, kesenjangan digital, hingga pergeseran peran Guru. Untuk menghadapi tantangan ini, perlu adanya transformasi dalam kurikulum, pengembangan keterampilan teknologi, serta penyediaan infrastruktur pendidikan yang memadai. Sementara Revolusi Industri 4.0 berfokus pada otomatisasi dan teknologi, Society 5.0 membawa harapan baru bahwa teknologi dapat digunakan untuk memecahkan masalah sosial yang kompleks, menciptakan masyarakat yang lebih manusiawi dan berkeadilan.

Penerapan teknologi, redesain kurikulum, serta pengembangan Profesional Guru akan menjadi kunci untuk membangun masa depan pendidikan yang lebih baik di Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.

Referensi :
1. Badan Pusat Statistik (BPS). (2021). Statistik Indonesia 2021. BPS Indonesia;
2. Kemendikbudristek. (2020). Merdeka Belajar : Kebijakan Kurikulum di Era Digital. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi;
3. Kemendikbudristek. (2021). Pedoman Program Sekolah Penggerak. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah;
4. Kemendikbudristek. (2021). Program Guru Penggerak. Jakarta : Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi;
5. Kemendikbudristek. (2022). SMK Berbasis Industri : Kolaborasi dan Inovasi. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi;
6. Nadiem Makarim. (2020). Merdeka Belajar untuk Masa Depan Pendidikan Indonesia. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
7. Nizam. (2021). Pendidikan Global dan Kerjasama Internasional. Jurnal Pendidikan Indonesia, 9(2), 123-130;
Rumah Belajar. (2021). Platform Pembelajaran Digital Kemendikbudristek RI.;
8. Kadir, A. (2021). Pendidikan Berbasis Society 5.0: Menyongsong Tantangan dan Peluang. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 12(1), 45-52;
9. Mulyana, R. (2022). Transformasi Pendidikan di Era Society 5.0. Jurnal Inovasi Pendidikan, 15(2), 98-108;
10. Syaifuddin, M. (2021). Tantangan Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Teknologi Pendidikan Indonesia, 10(3), 223-230; 
11. Suhendar, A. (2020). Kesenjangan Digital di Pendidikan Indonesia: Sebuah Tantangan untuk Revolusi Industri 4.0. Jurnal Teknologi Pendidikan, 8(2), 15-21;
12. Supriatna, D. (2021). Guru sebagai Fasilitator di Era Society 5.0: Tantangan dan Peluang. Jurnal Pendidikan Profesi Guru, 9(1), 29-34;
13. YM. Sjahrir Tamsi : Peran Penting Kepala Sekolah sebagai Manajer; Kepala Sekolah : Kreatif, Inovatif, dan Penuh Empati; Kepala Sekolah : Kompeten dan Profesional; Memaknai Profesi Guru : Pahlawan Tanpa Tanda Jasa; Memaknai Hati Nurani Dalam Meniti Hidup dan kehidupan se Hari-hari; Komunikasi Adalah Cara Utama Dalam Mendidik Anak; Peran Penting Kepala Sekolah sebagai Manajer; Membangun Model Pendidikan Menggugah Hati Peserta Didik; Urgensi Membangun Komunikasi Menyejukkan Hati Terhadap Peserta Didik di Sekolah; Membangun Karakter Bangsa yang Utuh; Urgensi Cipta Kondisi Gerakan Nasional Sekolah Bahagia (GNSB); Rasa Empati Menggetarkan Hati Manusia; Membangun Keberagaman Peserta Didik UPTD SMKN 1 Tapalang Barat; Urgensi Memahami Soft Skill Dunia Kerja dan Dunia Maya; Disrupsi Paradigma SMK Jelang Era Socieity 5.0. Wartamerdeka.Info. Mamuju, 2023-2024. 
Editor : W. Masykar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama