"Anugerah Terindah" (8)

Novel Karya : YM. Sjahrir Tamsi, 
Tomakaka Adaq Jambu Cappa Bate Dara' Kerajaan Binuang Mandar (Ketua Adat/Kepala Distrik Jambu, Cappa Bate Dara' Kerajaan Binuang Mandar).

Editor : W. Masykar. 
Seri 15. YM. Pangeran Arya Dirgantara Les Tambahan Keagamaan
Setelah menyelesaikan tahun pertamanya di Lembaga Pendidikan (Sekolah Dasar), Raja PYM. Sjamsi dan Permaisuri YM. Mirah memutuskan bahwa YM. Pangeran Arya Dirgantara perlu memperdalam pemahaman keagamaan. Sebagai calon penerus Takhta Kerajaan, mereka percaya bahwa fondasi spiritual yang kokoh sangat penting untuk membentuk karakter pemimpin yang bijaksana dan berakhlak mulia.

Keputusan Penting Sang Raja PYM. Sjamsi memanggil seorang Ulama Besar Kerajaan (Kali Adaq), YM. Ustazd Syaharulsi, (Saudara Kandung Raja) ke Istana. Ulama ini terkenal karena kebijaksanaan dan pengajaran agama yang mendalam, serta kemampuannya menginspirasi generasi muda. 

"YM. Ustazd Syaharulsi..!, Kami ingin Ananda YM. Pangeran Arya Dirgantara mendapatkan pendidikan agama yang mendalam di bawah bimbingan YM. Ustazd" ujar PYM. Sjamsi dengan penuh hormat.YM. Ustazd Syaharulsi tersenyum, "Ini adalah kehormatan besar bagi saya, Baginda. Pendidikan agama adalah cahaya yang akan menerangi jalan seorang calon Pemimpin Besar di Kerajaan ini."

Permaisuri YM. Mirah menambahkan, "Kami ingin Ananda YM. Pangeran Arya Dirgantara tidak hanya menghafal ajaran agama, akan tetapi juga memahami nilai-nilainya, sehingga ia dapat menerapkannya dalam dan hidup dan kehidupan sehari-hari."

Hari Pertama Les Keagamaan
Pada pagi hari yang tenang, YM. Pangeran Arya Dirgantara memulai pelajaran agamanya di sebuah ruang belajar khusus di Istana. Ruang itu sederhana, dihiasi dengan kaligrafi indah dan kitab-kitab suci Alqur'an yang tersusun rapi.
YM. Ustazd Syaharulsi, Tokoh agama yang kharismatik memulai pelajaran dengan penuh wibawa dan bertanya dengan lembut, "YM. Pangeran Arya Dirgantara", apakah Ananda tahu mengapa penting bagimu untuk belajar agama..?"
YM. Pangeran Arya Dirgantara mengangguk, "Ayahanda dan Ibunda berkata, agama adalah pedoman hidup. Seorang pemimpin harus memiliki iman yang kuat agar dapat memimpin dengan adil dan bijaksana."

YM. Ustazd Syaharulsi (Paman YM. Pangeran Arya Dirgantara) tersenyum bangga. "Itu benar sekali, Ananda. Hari ini kita akan belajar tentang cinta dan keadilan dalam agama, karena keduanya adalah inti dari kepemimpinan."

Belajar dengan Hikmah dan Kebijaksanaan
Setiap hari, YM. Pangeran Arya Dirgantara belajar membaca dan memahami kitab suci Alqur'an, mempelajari kisah-kisah para Nabi dan Rasul, juga berdiskusi tentang nilai-nilai moral seperti kejujuran, kerendahan hati, dan empati. YM. Ustazd Syaharulsi mengajarkan dengan metode yang interaktif, sering kali menggunakan cerita yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

"Jika seorang rakyat kecil datang kepadamu dengan masalah, bagaimana Ananda akan menanganinya..?" tanya YM. Usyazf Syaharulsi suatu hari.

YM. Pangeran Arsya berpikir sejenak, lalu menjawab, "Saya akan mendengarkannya dengan hati-hati dan mencoba membantu dengan adil, karena itulah yang diajarkan agama kita."

Jawaban itu membuat YM. Udtazd Syaharulsi tersenyum puas. "Engkau mulai memahami inti dari pelajaran ini, Ananda YM. Pangeran Arya Dirgantara. 

Seorang pemimpin tidak hanya memerintah, akan tetapi juga melayani."

Nilai-nilai dalam Kehidupan Sehari-hari
Pelajaran keagamaan tidak hanya berhenti di ruang belajar. YM. Ustazd Syaharulsi  mendorong YM. Pangeran Arya Dirgantara untuk menerapkan apa yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

Suatu hari, saat berjalan di taman Istana, YM. Pangeran Arya Dirgantara melihat seorang pelayan tua yang kesulitan membawa barang-barang berat. Tanpa ragu-ragu, ia mendekat dan membantu pelayan itu. "Terima kasih, YM. Pangeran," ucap pelayan itu dengan terharu.

YM. Pangeran Arya Dirgantara hanya tersenyum. "YM. Ustazd Syaharulsi  mengajarkan bahwa membantu sesama adalah bentuk ibadah."

Tindakan kecil seperti itu membuat YM. Pangeran Arya Dirgantara semakin dicintai oleh semua orang di Istana.Kegiatan Keagamaan Bersama Rakyat
Sebagai bagian dari pelajaran praktiknya, YM. Pangeran Arya Dirgantara juga ikut serta dalam kegiatan keagamaan di luar Istana. Ia sering menghadiri acara pengajian bersama rakyat, mendengarkan ceramah, dan berbagi makanan dengan anak-anak yatim.

PYM. Sjamsi dan Permaisuri YM. Mirah selalu hadir untuk mendukung putra mereka. Dalam sebuah acara, PYM. Sjamsi berkata kepada rakyatnya, "Kami ingin YM. Pangeran Arya Dirgantara tumbuh menjadi pemimpin yang memahami kalian, bukan hanya dari Istana, akan tetapi juga dari Hati ke Hati semua Rakyat. Oleh karena, sesungguhnya dari "Hati" lah semua ketulusan berawal dan bermulanya suatu keikhlasan untuk bisa menerima segala sesuatu apa adanya dan mensyukuri apa yang ada."

Doa Orang Tua untuk Masa Depan
Setiap malam, setelah pelajaran selesai, PYM. Sjamsi dan Permaisuri YM. Mirah selalu memeluk Ananda YM. Pangeran Arya Dirgantara dan mendoakannya : "Semoga ilmu yang Ananda pelajari menjadi cahaya dalam hidupmu dan hidup Rakyatmu, Anandaku," ujar Permaisuri YM. Mirah sambil menatap putranya dengan penuh kasih dan sayang.

Seri ini menjadi awal perjalanan YM. Pangeran Arya Dirgantara dalam menemukan harmoni antara spiritualitas dan tanggung jawabnya sebagai calon penerus Takhta. Dengan Bimbingan dan Konseling dari YM. Ustazd Syaharulsi, ia tidak hanya belajar tentang agama, akan tetapi juga bagaimana menjadi pemimpin yang beriman dan berakhlak mulia. Seri ini menggambarkan pentingnya pendidikan agama dalam membentuk pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas, akan tetapi juga berhati nurani yang mulia dan inspiratif. (Bersambung)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama