
Novel Qosdus Sabil
FB. Qosdus Sabil
Ig. qosdus.s
Penulis dapat dihubungi melalui email: qosdussabil@gmail.com
Biasa dipanggil Gus Bill
Santri Pinggiran Muhammadiyah
Editor: W. Masykar
Babak Keduapuluh satu
"Muktamar Medan"
"Sepertinya aku tidak bisa ikut hadir ke Muktamar Medan. Kalian sajalah yang berangkat." ucap Udin sembari balik badan untuk menyembunyikan seikat mawar merah yang dipetiknya siang tadi dari kebun Kyai Nurbani.
"Kok mutung tho Mas? Emang tadinya mawar itu buat siapa sih? Tidak usah ditutup-tutupi begitu, aku juga sudah tahu. Mau seperti apa orangnya, jangan menyerah Mas. Sainganmu enteng semua. Kecuali kalau mereka lamaran langsung ke orangtuanya. Hahhaa
Hallahhh gayamu Mas. Kediri yang mana ini? Harus jelas. Soalnya ada juga senior dosen yang sekarang lagi pendekatan ke yang bersangkutan."
"Urusan begini tak ada itu. Senior-junior. Gresik Surabaya. Kalah disik ojo ngresula" .....
Begitulah. Dalam urusan percintaan, tidak berlaku aspek senioritas. Pokoknya, siapa yang cepat ia yang dapat. Hukum ini berlaku di hampir semua organisasi. Makanya, sekarang banyak senior yang mati kutu menghadapi kader-kadernya sendiri dalam masalah asmara...
"Kemarin Udin kok tidak kita ajak Muktamar ya Mad?" Padahal dana kita lebih dari cukup." Tanya Endy kepadaku.
"Coba kalau ada dia, arus diskusi bisa lebih hidup".
"Muktamar kacau ini. Bahan rapat komisi tidak ada. Jadi masing-masing komisi mengedraft sendiri program nya."
Saat itu, aku bergabung di komisi organisasi. Bang Irwan yang meminpin pembahasan..
Usai pembahasan, aku dikenalkan oleh Mas Gun siapa itu Irwan Baadilla. Bang Irwan calon suaminya Mbak Emi, seorang tokoh Immawati dari Malang.
"Muktamar Medan membawa isu besar untuk percepatan suksesi kepemimpinan nasional. Apalagi Presiden Soeharto telah lebih dari cukup untuk menjembatani kerasnya arus perubahan seperti yang diinginkan masyarakat luas."
Kemudian, di internal IMM perlu penambahan ruang kerja yang lebih tepat guna dan lebih tepat manfaat.
Perbanyak biro yang bisa cepat mengeksekusi program. Itulah kebutuhan reorganizing dan refocusing gerakan IMM kedepan.
"Kami dari Riau saya sampaikan kepada kawan-kawan dari Jawa Timur, Ketua Umum DPD IMM Riau itu cuma ada dua saja. Kalau bukan orang Lamongan ya orang aseli Riau ... "
"Alhamdulillah ini Muktamar yang luar biasa. Ada nuansa positif bahwa kita sedang berkompetisi prestasi di tempat ini."

"Mohon akhlaknya dijaga ya. Jangankan cuma membalas banting kursi, membakar gedung ini bisa kami lakukan kalau mau. Tapi buat apa gitu lho? Biar diperhatiin Immawati ya. Hahaaaaa"
Jika sudah begitu, suasana segera adem kembali. Bravo buat Jatim...
Saat break makan malam, ada info A1 yang menyebutkan ada skenario merebut kemenangan secara paksa dengan mengandalkan jumlah peserta.
Tentu tudingan ini mengarah ke tuan rumah Muktamar.
Saat itu kemudian melahirkan pemikiran brillian "one vote one delegation". "Bukan, jumlah suara terbanyak seluruh hak suara Muktamirin".
Perdebatan di Pleno Tatib Pemilihan berhasil dimenangkan secara elegan. Ditandai dengan ketukan palu sidang sebanyak 3 kali.
Namun diluar dugaan, Anwar Siregar merebut paksa palu sidang dan membantingnya ke lantai.
Muktamirin pun bereaksi. Namun, Mbak Emi dengan sejuk menutup sidang malam itu dengan diskorsing hingga besok usai sarapan pagi.
"Dinda Ahmad. Tolong bantu Mbakmu ini ya. Besok setelah skorsing dicabut, kau harus bantu untuk lebih mengendalikan emosi peserta."
"Jam 10.00 kita agendakan Pemilihan Ketum sudah bisa dimulai".
"Baik Kanda. Siap'
Sesaat sebelum keluar dari gedung utama, Anwar menghampiriku: "maafkanlah awak ni tak sengaja. Saya terpancing emosi tadi. Makanya palu sidang saya banting".
"Tidak bisa begitu bung. Saya pribadi bisa memaafkan, tapi Muktamirin belum tentu. Jadi besok Bang Anwar sampaikan saja permintaan maaf didepan Muktamirin. Bisa begitu kan. Oke?" tanyaku.
"Oke mas", jawab Anwar dengan nada berat.
Menjelang dini hari koalisi 14 DPD mulai goyang. Ada potensi lepas 2. Akupun dipanggil masuk rapat bersama para Panglima DPD: Abu Bakar Jumat, Bambang Wahyu Nugroho, Suli Daim, Zakiyyudin Baidhawi, Uum Syarif Usman. dll.
Aku sebagai korlap didalam ruang sidang tetap harus bermain cantik dan simpatik.
Keesokan harinya, sesaat setelah skorsing dicabut pada pukul 08.45 WIB, saya langsung interupsi:
" sebagai informasi pimpinan sidang. Bahwa Saudaraku Anwar Siregar ingin menyampaikan permintaan maaf pada forum yang mulia ini atas kekhilafannya tadi malam".
"Baik, silakan Bung Anwar disamping saya ini. Ini microphonenya"
"Baik terimakasih dan mohon maaf sebelumnya atas kejadian semalam. Itu benar-benar diluar kendali emosi jiwa. Saya sekali lagi mohon maaf. Terimakasih mas Ahmad."
Alhamdulillah, setelah itu kemenangan gilang gemilang ada di depan mata.
Dari 14 koalisi kita bagi dua menjadi 7 untuk masing-masing Abdur Rahim Ghozali dan Irwan Baadilla. Sedangkan potensi kandidat Ketum yang lain adalah Armyn Gultom 5 dan Manager Nasution 8.
Dan......
Pada putaran pertama:
Manajer 8 suara
Irwan 7 suara
Abdurrohim 5 suara
Armyn 4 suara
Tidak sah 1
Abstain 1
Total suara 26 DPD
Memasuki putaran kedua suasana semakin syahdu. Suara langkah sepatu menuju bilik suara terdengar begitu jelasnya.Waktu seolah berhenti berdetak. Cicak cicak berkeliaran di kesepian isu sial, bahwa aura mistik Asrama Haji Medan begitu kental terasa. Berbagai orpol atau ormas kerap berlanjut dengan MLB atau KLB. Semoga IMM tidak.
Manajer 11 suara
Irwan 15 suara
Alhamdulillah.
"Terima kasih mas Ahmad"
"Sama-sama Bang".
Dari kursinya disisi depan kiri altar Panlih. Nampak, Bang Irwan sedikit berlari setengah diagonal menghampiri sudut kanan peserta yang banyak diisi anak-anak Jatim dan DKI Jakarta.
Akupun sujud dalam syukurku. Bahwa ijtihad kami telah terpatri di dada kami. Menjadikan gerakan IMM yang semakin berkelas.
Duren-durenpun memanggil...Minta dipilih pula oleh para Muktamirin - Medan 1997