Ikhlas dan Bersyukur Merupakan Kunci Kebahagiaan

    
Oleh : YM. Sjahrir Tamsi. 
Dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan dinamika, dua sikap yang mampu menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan adalah ikhlas dan bersyukur. Kedua sikap ini bukan hanya nilai moral dan spiritual semata, tetapi juga merupakan fondasi utama dalam mencapai kebahagiaan sejati, baik secara lahir maupun batin. Ikhlas mengajarkan ketulusan menerima takdir Allah dengan lapang dada, sementara syukur mendidik hati untuk selalu menghargai dan mensyukuri nikmat, sekecil apapun itu. Dalam Islam, keduanya memiliki posisi yang sangat tinggi dan dijelaskan dalam banyak ayat Al-Qur'an maupun hadits Rasulullah Muhammad SAW, serta ditegaskan pula oleh pandangan para Ulama dan pakar Psikologi Spiritual.
Makna Ikhlas dan Syukur dalam Perspektif Islam
1. Ikhlas : Kunci Penerimaan dan Ketulusan.
Ikhlas berasal dari kata khalasa yang berarti murni atau bersih. Dalam konteks ibadah dan amal, ikhlas adalah melakukan segala sesuatu semata-mata karena Allah SWT, tanpa mengharapkan pujian, imbalan, atau pengakuan dari manusia.
Allah SWT berfirman dalam Alquran : 
أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ 
artinya: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."
(QS. Al-Bayyinah : Ayat 5).
Rasulullah SAW juga bersabda :
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang ia niatkan."
(HR. Bukhari dan Muslim).

Ikhlas memberikan ketenangan jiwa karena membebaskan manusia dari pengaruh pujian atau celaan. Ia membantu seseorang menerima segala ketetapan Allah, baik berupa nikmat maupun ujian, dengan lapang dada.

2. Syukur : Jalan Menuju Penambahan Nikmat.
Syukur berasal dari kata syakara, yang berarti berterima kasih atau menghargai. Dalam Islam, syukur berarti mengakui nikmat dari Allah, memuji-Nya, dan menggunakannya dalam kebaikan.
Allah SWT berjanji dalam Alquran : 
 وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'
(QS. Ibrahim : Ayat 7).

Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa syukur memiliki tiga tingkatan : Pengakuan hati terhadap nikmat, Pengucapan lisan dengan pujian kepada Allah, dan Penggunaan nikmat tersebut untuk kebaikan.

Hubungan Erat antara Ikhlas dan Syukur
Ikhlas dan syukur adalah dua sisi dari koin kebahagiaan. Ikhlas membantu kita menerima kenyataan hidup, sedangkan syukur menjadikan hati selalu puas dan bahagia atas apa yang telah diperoleh. Dalam situasi sulit, ikhlas menguatkan kita untuk tetap tegar, dan syukur memberi kita perspektif positif untuk menemukan hikmah dalam setiap peristiwa.

Seorang ulama besar, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, menyatakan :
“Dua hal yang harus selalu dijaga oleh seorang hamba : ikhlas dalam beramal dan syukur atas segala nikmat. Keduanya adalah tiang kebahagiaan dunia dan akhirat.”

Ikhlas dan Syukur dalam Pandangan Psikologi.
Psikologi modern juga menekankan pentingnya sikap ikhlas dan bersyukur dalam meningkatkan kesejahteraan emosional. Dr. Robert Emmons, seorang psikolog dari University of California, dalam penelitiannya menyatakan bahwa bersyukur dapat meningkatkan kualitas hidup, memperkuat hubungan sosial, serta menurunkan tingkat stres dan depresi.

Sedangkan ikhlas, dalam perspektif psikologi, berhubungan erat dengan kemampuan seseorang menerima kenyataan (acceptance) yang merupakan inti dari terapi kognitif dan terapi penerimaan (Acceptance and Commitment Therapy/ACT). Dengan ikhlas, seseorang tidak akan tenggelam dalam rasa kecewa yang berkepanjangan.

Contoh Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Menerima Ujian Kehidupan dengan Lapang Dada :
Seorang yang ikhlas tidak menyalahkan keadaan atau orang lain, tapi menerima ujian sebagai bentuk takdir Allah dan berusaha mencari jalan terbaik untuk menyikapinya.
2. Beramal Tanpa Pamrih :
Menolong sesama tanpa berharap balasan duniawi, hanya mengharap ridha Allah.
3. Mensyukuri Hal-hal Kecil :
Seperti dapat makan bersama keluarga, sehat walaupun sederhana, dan bisa tidur nyenyak.
4. Berdoa dengan Rasa Syukur :
Doa yang dimulai dengan rasa syukur membuat kita menyadari bahwa meskipun sedang diuji, kita masih banyak memiliki nikmat lain.

Ikhlas dan Syukur sebagai Pilar Kehidupan Bahagia.
Ikhlas dan syukur bukan hanya konsep spiritual, tapi juga kunci praktis dalam menjalani hidup dan kehidupan ini dengan hati yang tenang dan bahagia.

Ikhlas menjauhkan kita dari kekecewaan yang disebabkan oleh harapan terhadap manusia, sementara syukur mengarahkan kita untuk fokus pada hal-hal yang telah kita miliki, bukan yang belum kita dapatkan.

Dalam kehidupan yang penuh tantangan ini, memadukan ikhlas dan syukur akan membimbing kita menuju kebahagiaan sejati, bukan yang semu. Mereka adalah pelita hati yang membuat hidup lebih bermakna, ringan dijalani, dan penuh berkah.

"Ikhlas dari hati yang paling dalam dan bersyukur dengan pikiran yang jernih" adalah ungkapan yang menggambarkan sikap batin yang tulus dan lapang dada dalam menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidup, serta sikap hati yang penuh syukur atas segala karunia. Ini berarti menerima dengan lapang dada segala situasi, baik suka maupun duka, dan mensyukuri setiap nikmat yang diberikan, sambil menjaga pikiran tetap jernih dan positif.

Ikhlas dari hati yang paling dalam 
Ini merujuk pada ketulusan hati yang mendalam dalam menerima segala sesuatu, tanpa adanya niat tersembunyi atau pamrih. Ikhlas berarti melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari manusia. 

Bersyukur dengan pikiran yang jernih 
Ini adalah sikap hati yang selalu merasa cukup dan berterima kasih atas segala nikmat yang telah diberikan, sambil menjaga pikiran tetap tenang dan positif. Bersyukur membantu menjaga hati tetap lapang dan memandang hidup dengan optimis. 

Manfaat memiliki sikap ini : 
1. Ketenangan batin :
Ikhlas dan bersyukur dapat membawa ketenangan dan kedamaian dalam hati, membantu mengurangi stres dan kecemasan; 
2. Kebahagiaan : Menerima hidup dengan ikhlas dan bersyukur dapat meningkatkan kebahagiaan, karena hati tidak dipenuhi dengan rasa ingin memiliki atau menyesali apa yang tidak dimiliki; 
3. Kesehatan mental : Sikap positif dan lapang dada yang dihasilkan dari ikhlas dan bersyukur dapat meningkatkan kesehatan mental dan emosional; 
4. Hubungan yang lebih baik : Ikhlas dan bersyukur juga dapat memperbaiki hubungan dengan orang lain, karena sikap ini cenderung lebih sabar, pemaaf, dan penuh kasih. 
Cara melatih sikap ini : 
1. Introspeksi diri : Merenungkan diri sendiri dan mengidentifikasi apa yang perlu diperbaiki; 2. Berpikir positif : Mencoba melihat sisi baik dari setiap situasi, meskipun sulit; 
3. Berdoa dan berdzikir : Mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon bimbingan-Nya; 
4. Melakukan kebaikan : Memberi dan berbagi dengan orang lain, karena ini dapat meningkatkan rasa syukur dan kebahagiaan; 
5. Menjauhi hal-hal negatif : Membatasi paparan terhadap berita atau informasi yang dapat memicu stres dan pikiran negatif.
 
Sesungguhnya "Ikhlas dan Bersyukur" berakar dari Hati.
Oleh karena, dari "Hati" lah semua ketulusan berawal dan bermulanya suatu keikhlasan untuk bisa menerima segala sesuatu apa adanya dan mensyukuri apa yang ada. Tugas kita (Manusia) mengangkat kedua tangan dengan senantiasa berdo'a, biarkan Allah SWT yang turun tangan untuk mengabulkannya. 

Amal yang paling disukai oleh Allah SWT yaitu : ketika seseorang (kita) ini senantiasa memberikan kebahagiaan dan kedamaian kepada orang lain, sehingga mereka pun bisa terlepas dari semua keruwetan dan masalahnya.

Mari berbagi dan menebar kedamaian dengan ikhlas, minimal senyum manis kepada semua orang.
Semoga Kedamaian Senantiasa Bersemayam Di Hati Kita Semua.
"May Peace Abide in Our Heart."
Referensi :
1. Al-Qur’an Surat : Al-Bayyinah, Ayat 5; Surat Ibrahim, Ayat 7;
2. Hadits riwayat : Bukhari dan Muslim tentang Niat, Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Bab tentang Syukur, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Madarij As-Salikin;
3. Tamsi Sjahrir : Bahagia itu Indah bahkan Ibadah. Wartamerdeka.Info, 2023;
4. Tamsi Sjahrir : Membangun Karakter Bangsa yang Utuh dan Paripurna. Wartamerdeka.Info, 2023;
5. Tamsi Sjahrir : Perlu Kesabaran untuk Mewujudkan Ekspektasi. Wartamerdeka.Info, 2023;
6. Tamsi Sjahrir : Trend Style Hidup Baru dengan Slow Living. Wartamerdeka.Info, 2023;
7.Tamsi Sjahrir : Mapan bukan Standar Kebahagiaan. Wartamerdeka.Info , 2024;
8. Tamsi Sjahrir : Kebahagiaan Merupakan Kenikmatan Spritual Hakiki. Wartamerdeka.Info, 2024. 
Editor : W. Masykar.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama