Catatan, Syamsu Marlin.
Suara lantang seorang pemuda menggema di ruang pertemuan. Mengenakan seragam kebesaran Taruna Akademi Kepolisian (AKPOL), M. Alief Rahman Badwi berdiri tegak di hadapan ratusan pasang mata siswa SMA se-Kabupaten Barru.
Di balik ketegasan suaranya, ada getar emosional yang menyelinap pelan, sebab hari itu, ia kembali kemasa di mana semua mimpi itu bermula, masa-masa disekolah.
Kegiatan Road Show Taruna Bhakti Pertiwi, yang digelar dalam rangka menyambut 80 Tahun Kemerdekaan RI, menjelma menjadi ajang berbagi, menginspirasi, dan menyulut kembali cita-cita yang mungkin sempat meredup di dada anak-anak muda Barru.
Bersama rombongan Taruna lainnya, Alief tampil sebagai salah satu pembicara. Bukan hanya membagikan informasi teknis tentang seleksi AKPOL, tapi juga kisah personalnya sebagai anak daerah yang berhasil menembus gerbang pengabdian.
Namun, hari itu tak hanya istimewa karena Alief berbicara di kampung halaman orang tuanya, tapi karena di barisan depan, duduk seorang perempuan yang wajahnya menyimpan keharuan mendalam: Andi Ina Kartika Sari, SH., M.Si., Bupati Barru.
Tapi Andi Ina hadir hari itu bukan hanya sebagai bupati. Ia hadir sebagai seorang ibu, yang menyaksikan anak lelakinya menjawab panggilan negara, sekaligus menyerahkan sebagian hatinya kepada tugas-tugas kebangsaan yang akan dijalani sang anak kelak.
Tangannya menggenggam erat, sesekali menyeka sudut matanya saat Alief berbicara tentang mimpi, tentang perjuangan masuk Akpol, tentang jatuh bangun menjalani latihan, dan tentang keteguhan hati untuk tak menyerah, bahkan saat harus berpisah jauh dari rumah dan keluarga.
"Saya anak Barru. Saya besar di tanah yang sama. Dan hari ini, saya kembali tentunya bukan hanya sebagai taruna, tapi sebagai kakak yang ingin kalian tahu: bahwa mimpi bisa digapai asal kita tidak berhenti berusaha,” ucap Alief dengan suara mantap, menggugah tepuk tangan panjang dari para siswa.
Tak sedikit siswa yang tertegun, bahkan menunduk dengan mata berkaca-kaca. Mungkin karena untuk pertama kalinya, mereka melihat sosok yang begitu dekat, berasal dari tanah yang sama, berjalan di jalanan yang sama, namun kini berdiri di panggung yang lebih tinggi dengan semangat memberi.
Bupati Barru, Andi Ina Kartika Sari, SH., M.Si., yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan kebanggaannya atas hadirnya Taruna seperti Alief yang menjadi teladan hidup bagi generasi muda daerahnya.
“Melihat Alief hari ini adalah melihat harapan yang menjelma nyata. Anak Barru yang menjawab panggilan negeri. Saya berharap, akan lahir lebih banyak Alief-Alief lain dari sekolah-sekolah kita, dari keluarga-keluarga sederhana, dari jiwa-jiwa yang ingin berbakti,” ucapnya haru.
"Hari ini, saya berdiri di dua tempat: sebagai pemimpin daerah yang bangga melihat anak-anaknya tumbuh, dan sebagai seorang ibu... yang diam-diam bergetar menyaksikan anaknya berdiri gagah untuk mengabdi," ucapnya lagi.
Acara yang berlangsung di beberapa SMA Negeri, termasuk SMAN 1, 2, 3, 4, dan 6 Barru ini diisi dengan sesi dialog hangat. Para Taruna AKPOL memaparkan proses seleksi yang ketat, dinamika pendidikan di akademi, hingga tantangan fisik dan mental yang membentuk mereka menjadi pribadi tangguh.
Namun lebih dari itu, mereka menunjukkan bahwa pengabdian bukan hanya milik mereka yang sempurna, melainkan mereka yang bersedia belajar, jatuh, lalu bangkit.
Di balik keringat dan seragam coklat krem yang dikenakan M. Alief Rahman Badwi, tersimpan cerita tentang keberanian seorang anak Barru untuk bermimpi lebih jauh.
Kini, ia kembali bukan sebagai tamu, tetapi sebagai cermin, bahwa siapa pun bisa berdiri di garis depan negeri, asalkan bersedia melangkah.
Dan bagi siswa-siswa Barru yang hadir hari itu, satu kalimat dari Alief mungkin akan terus terngiang dalam benak mereka: “Bangsa ini butuh kalian. Bukan nanti. Tapi sekarang.” (*)