Nyalakan Mimpi: Ketika Kapolres dan Taruna Akpol Hadir di Tengah Anak Barru


Hari itu aula sekolah penuh sesak oleh ratusan siswa berseragam putih abu-abu duduk berjejer rapi dan sebagian berdiri di dinding karena kursi tak cukup menampung mereka. 

Namun tak satu pun dari mereka tampak lelah. Semua mata tertuju ke depan, ke arah panggung dimana sosok berseragam dinas coklat berdiri tegap, Taruna Bhakti Pertiwi, dan di tengah mereka, seorang figur penting, Kapolres Barru, AKBP Ananda Fauzi Harahap, S.IK., M.H.

Bukan hanya sekadar datang untuk memberi sambutan, Kapolres hadir sebagai kakak dan teladan bagi para taruna. Ia bukan pejabat yang berjarak, tetapi orang yang pernah berdiri di titik yang sama seperti para siswa yang kini menatapnya dengan penuh harap. 

"Saya juga dulu seperti kalian, duduk di bangku SMA, kadang ragu, kadang takut bermimpi besar," ucapnya memulai. 


Suaranya tidak lantang, tapi cukup dalam untuk membekas. Ia kemudian bercerita tentang perjalanannya: dari seorang brigadir muda, menjalani pendidikan dengan disiplin keras, hingga kini mengemban amanah sebagai Kapolres.

"Dua puluh tahun lebih saya mengabdi di institusi ini. Dan semua itu dimulai dari satu keputusan sederhana: saya tidak menyerah pada keraguan," lanjutnya.

Para siswa menyimak, sebagian tampak menahan napas, yang lain saling melirik dengan binar mata berbeda. Dalam diam, banyak dari mereka mungkin mulai membayangkan, bagaimana rasanya suatu hari memakai seragam itu, berdiri gagah di depan orang banyak, menjadi kebanggaan keluarga, dan memberi arti untuk bangsa.

Yang menarik, Kapolres memberi perhatian khusus kepada para siswi yang mengenakan jilbab. Dengan nada lembut dan penuh pengertian, ia menegaskan bahwa Polri kini telah membuka ruang seluas-luasnya untuk mereka yang berhijab.

 “Taruni Akpol saat ini boleh berjilbab. Bahkan, angkatan saya tahun 2005 adalah angkatan pertama yang memiliki 30 taruni dan beberapa dari mereka kini menjadi Kapolres di wilayah lain,” katanya disambut suara riuh tepuk tangan langsung memenuhi ruangan, khususnya dari barisan siswi.

Pesannya sederhana, tetapi dalam: menjadi perempuan, menjadi berhijab, atau berasal dari daerah tidak pernah menjadi hambatan untuk bermimpi besar.

Tak hanya bicara soal kepolisian, Kapolres juga membuka wawasan para siswa tentang jalur kedinasan dan profesi lain. Ia menyebut bahwa semua pilihan mulia. “Yang penting kalian tahu apa yang kalian mau, dan kalian kejar itu dengan sungguh-sungguh,” ujarnya.

Kegiatan Road Show Taruna Bhakti Pertiwi itu lebih dari sekadar sosialisasi. Ia menjadi ruang inspirasi. Di dalamnya bukan hanya informasi yang disampaikan, tapi kepercayaan diri yang ditanamkan. Bahwa anak-anak Barru, dari pelosok mana pun mereka berasal, punya hak dan peluang yang sama untuk menjadi bagian dari masa depan bangsa.

Dan di hari itu, bukan hanya siswa yang pulang dengan catatan baru di buku, tapi dengan cahaya baru di dalam hati. Cahaya yang bernama keyakinan bahwa mimpi besar bukan milik anak kota saja, tapi juga anak-anak dari tanah Hibridah, yang hari ini sedang berjuang mengenal dirinya dan menulis takdirnya. (Syam)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama