Berbicara dengan Baik Cara Memanipulasi Pikiran Seseorang

Muhammad Fathur Resky Rusdi
(IAI DDI Mangkoso)

Melihat orang yang pandai bicara sangat berbeda dengan orang yang tidak mengetahui susunan kata dalam berbicara.

Tanpa kita sadari, bicara merupakan senjata terampuh untuk memanipulasi lawan bicara, yang terkadang para pelajar hanya sekedar bicara tanpa memikirkan jawaban yang lawan bicara akan lontarkan.

Di dalam buku "Bicara itu ada seninya" mengajarkan kita cara belajar berbicara agar setiap kata yang kita lontarkan dapat membuat lawan bicara menjadi segan dan waspada.

Ada 3 Cara mengubah lawan bicara waspada terhadap kata yang dia keluarkan.

Dalam sebuah perdebatan mahasiswa, banyak yang hanya sekedar melontarkan argumen mereka tanpa dasar yang membuat argumennya mudah untuk di bantahkan dengan beberapa kalimat.

Ada 3 bagian cara berbicara.
Pertama, perlu kita fikirkan secara baik-baik sebelum beradu argumen. Pastikan argumen yang kita lontarkan memiliki landasan yang kuat agar lawan bicara menjadi gugup dan tak bisa membantahkan argumen yang kita lontarkan. 

Agar bisa mendapatkan argumen yang kuat, memiliki data yang valid, memperbanyak membaca buku-buku terkait dengan diskusi apa yang kita akan ikuti. Contoh di dalam sebuah kelompok akan di laksanakan sebuah diskusi dengan tema Filsafat, kita selaku pelajar harus memilki senjata sebelum perang beradu argumen.

Sebab di dalam sebuah diskusi tidak memilih siapa yang paling pintar tapi siapa yang berani melontarkan argumen dan isi fikiran nya, walaupun menurut dia argumen yang dia lontarkan itu salah.

Kedua. Lingkungan sekitar juga memengaruhi cara bicara kita atau bisa di sebut dengan memperluas relasi. Semakin sering anda berteman di lingkungan yang sering duduk sambil bercerita memikirkan apa yang orang lain tidak terfikir kan, lambat laun fikiran anda akan mengikuti alur lingkungan sekitar.

Ketiga. Belajar bicara jika tidak sering di ulang-ulang secara terus menerus tak akan pernah bisa bicara. Dalam aspek kehidupan, seseorang akan lebih menyeramkan apabila dia melatih satu kemampuan dengan seribu kali latihan dari pada seseorang yang mempunyai seribu keahlian tapi hanya satu kali latihan. 

Sistem latihan seseorang dalam mengasah skillnya beberapa cara dan salah satunya mengasah skill berbicara sendiri, walaupun di sebut sebagai orang gila tapi perlu di ingat kerja keras yang orang lain sebut anda gila akan membuahkan hasil yang signifikan di bangku diskusi nanti.

Dari ketiga cara di atas merupaka rumus berbicara (N + R + L) narasi + Relasi + literasi, ketiga rumus ini sangat membantu berbicara dengan baik, mengimplementasikan rumus ini di saat berbicara mampu membuat lawan bicara kita segan untuk melawan berbicara.

Di dalam hukum, beradu argumen terkadang kita harus mengerti psikologis lawan bicara kita, saling beradu argumen perlu memerhatikan setiap kata yang di sampaikan lawan bicara, terkadang apa yang lawan bicara kita sampaikan bisa menjadi boomerang bagi diri sendiri yang dapat membuat dia menjadi blunder terhadap data yang dia sampaikan. 

Berbicara juga memerlukan keterampilan kosa kata yang harus lebih profesional dalam berbicara, seperti kosa kata yang ilmiah dan melatih mulut dalam menyebut kosa kata yang sulit di sampaikan. Kosa kota itu menjadi penilaian penting kepada lawan bicara kita yang memikirkan bahwa seperti nya saya salah lawan bicara.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama