Menghidupkan Jejak Pahlawan Andi Mattalatta


Barru (wartamerdeka.info) -Pagi itu, angin laut berembus pelan seakan membawa kembali gema sejarah puluhan tahun silam, di kaki Monumen Pendaratan Garongkong ratusan peserta dengan semangat menyala sejak fajar. Di hadapan mereka Bupati Barru, Andi Ina Kartika Sari, S.H., M.Si., berdiri bersama Wakil Bupati Barru serta putra tokoh pejuang legendaris Andi Mattalatta, Andi Ilham Mattalatta.

Dengan khidmat, mereka melepas keberangkatan 130 regu, peserta Napak Tilas Jejak Perjuangan Andi Mattalatta, sebuah perjalanan sejarah yang menelusuri kembali rute Garongkong–Paccekke, lintasan yang pernah ditempuh para pejuang dengan tekad mempertahankan kemerdekaan.


Dalam kesempatan itu, Bupati Andi Ina menegaskan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar agenda tahunan.

"Napak tilas ini bukan seremoni. Ini adalah cara kita menghormati para pejuang yang menghadirkan republik ini dengan keringat, air mata, dan keberanian," tuturnya.

Ia menambahkan, hubungan Barru dengan TNI tidak hanya terjalin dalam konteks geografis atau administratif, tetapi dalam ikatan sejarah yang mendalam. Di tanah Barru, melalui Konferensi Paccekke, lahir TNI di Sulawesi.

Pada momen bersejarah itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman memberikan mandat langsung kepada Andi Mattalatta untuk membentuk kekuatan TNI di Sulawesi, sebuah amanah besar yang kemudian menjadi tonggak perjalanan pertahanan di kawasan timur Indonesia.


Di sisi Bupati, Andi Ilham Mattalatta dan Musafir Kelana Arifin Nu'mang  tampak menahan haru. Kehadirannya bukan hanya sebagai tamu kehormatan, tetapi sebagai pewaris jejak perjuangan sang ayah Andi Mattalatta dan Arifin Nu'mang. Ia menyampaikan apresiasi mendalam kepada Pemerintah Kabupaten Barru atas komitmen menjaga ingatan sejarah ini tetap hidup. 

Ketika doa dipanjatkan ustd H. Syahriadi , seluruh peserta dan undangan mengamininya dengan penuh kekhidmatan, seakan mengirim salam hormat kepada para pejuang yang telah mendahului.

Saat Andi Ina mengangkat bendera star, ratusan peserta kemudian mulai bergerak, melangkah menyusuri rute penuh makna menuju Paccekke. Ada pelajar, pemuda, komunitas, organisasi kemasyarakatan, instansi pemerintah dan BUMN semuanya bersatu dalam energi yang sama, mengenang, meneladani, sekaligus merawat nilai-nilai perjuangan.

Napak tilas bukan hanya perjalanan fisik. Ia adalah perjalanan batin, pengingat bahwa kemerdekaan memiliki akar yang dalam, dan generasi kini memiliki tanggung jawab untuk menjaganya tetap kokoh.(Syamsu)

Rian Riasa

No Comment

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama