Di atas panggung, siswa-siswi LKP LPK Simphony Music School Tasikmalaya tampil penuh percaya diri dalam gelaran Home Concert Music 2025 bertema "Bersama dalam Nada, Bermain dalam Irama".
Acara dibuka resmi oleh perwakilan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Tedi Setiadi, M.Pd., Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya musik sebagai bagian dari pendidikan karakter.
"Melalui musik, kita bisa membangun generasi yang kreatif, berkarakter, dan berprestasi," kata Tedi.
Tasikmalaya, lanjut Tedi, memiliki sejarah panjang di dunia musik. Banyak musisi nasional yang lahir dari Tasikmalaya. "Kita harus menjaga dan mengembangkan potensi itu." tegasnya.
Suasana panggung semakin hidup saat para siswa membawakan nomor pembuka dengan aransemen orkestra.
Penampilan mereka disambut tepuk tangan meriah dari penonton. Beberapa orang tua tampak merekam dengan ponsel, bangga melihat putra-putrinta tampil.
Direktur LKP-LPK Simphony Music School, Eva Revina, mengaku bangga melihat keberanian para siswa. Menurutnya, konser ini adalah bagian dari proses belajar yang tak bisa digantikan latihan di ruang kelas.
"Kami ingin mereka belajar tampil di depan publik, mengatasi gugup, dan membagikan rasa cinta pada musik," kata Eva.
Ajang ini, lanjutnya, untuk memperlihatkan bahwa bakat-bakat musik di Tasikmalaya layak mendapat perhatian.
Selain para siswa, hadir pula anggota DPRD Kota Tasikmalaya dari Fraksi PDIP, Kepler Sianturi. Ia memuji inisiatif sekolah musik ini dalam menggelar konser rutin.
"Tasikmalaya punya potensi besar di bidang seni, termasuk musik. Kegiatan seperti ini perlu dukungan semua pihak," ujar Kepler, yang menjelaskan musik tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga pembinaan talenta muda.
Konser berdurasi lebih dari dua jam ini menyuguhkan variasi penampilan, mulai dari solo vokal, duet, ansambel, hingga orkestra mini.
Ada siswa yang membawakan lagu pop dengan penuh penghayatan, ada pula yang memukau dengan permainan piano klasik. Penampilan orkestra penutup membuat suasana semakin dramatis dan meninggalkan kesan mendalam.
Salah satu penonton, Rani (34), mengaku tak sengaja menyaksikan konser ini saat berbelanja. "Tadi mau ke toko baju, eh malah terpaku nonton. Hebat-hebat anak-anaknya, apalagi yang main biola, bikin merinding," ujarnya sambil tersenyum.
Tak hanya sekadar hiburan, konser ini juga menjadi wadah untuk membangun rasa percaya diri, kerja sama tim, dan kedisiplinan para siswa. Semua proses dari latihan hingga pementasan melibatkan guru, orang tua, dan pihak sekolah.
"Dengan suksesnya Home Concert Music 2025, LKP-LPK Simphony Music School berharap dapat terus menyelenggarakan pertunjukan serupa di masa depan," kata Eva dan menutup dengan pesan singkat, Selama masih ada nada, kita akan terus bermain dalam irama.(Arip Hidayat)