Produk Batu Bata Desa Sidorejo Kecamatan Sedan Turun 50%

REMBANG-Cuaca kurang bersahabat yang melanda Kabupaten Rembang, tidak menguntungkan bagi wara bermata pencaharian memproduksi batu bata. Penurunan kapasitas produksi mencapai 50 persen.

Sentra pengrajin batu bata di desa Sidorejo kecamatan Sedan kabupaten Rembang, kurun waktu dua bulan terakhir nyaris lumpuh aktifitas. Hasil produksi yang bergantung pada terik matahari untuk penjemuran, terkendala hujan yang sering turun bahkan dalam intensitas tinggi.

Sanusi 53 tahun warga RT 4-RW 3 desa Sidorejo salah satu pengrajin batu bata menjelaskan,  sebenarnya permintaan batu bata saat ini meningkat hampir 100 persen, karena stok di pasaran menipis. Tetapi karena terkendala hujan, menyebabatkan permintaan tidak bisa dipenuhi.

"Yaaah mau bagaimana lagi. Permintaan terpaksa saya tolak karena takut tidak mampu memenuhi pesana tepat waktu. Sekarang ini hujan sulit diprediksi kapan akan turun," katannya. 

Dia menuturkan, dengan memperkerjakan 8 orang karyawan dengan sistem borong, setiap hari biasanya mampu mencetak 4.500 biji batu bata basah. "Namun pada saat kondisi cuaca tidak menguntungkan seperti ini, hanya mampu mencetak 1.500 sampai 2.000 biji," ungkapnya.

Dia seterusnya menyebutkan, bila dikalkulasi per bulan rata-rata menghasilkan 150 ribu biji batu bata kering siap jual. Selama tiga bulan terakhir hanya mampu menghasilkan separuhnya. "Situasi benar-benar sulit. Sekarang hanya mampu menyediakan 75 ribu biji bata siap jual," cetusnya sedikit kesal.

Dia menambahkan, padahal permintaan saat ini sangat banyak, diantaranya diambil para pembeli langsung dari kecamatan Rembang, Lasem dan Kragan bahkan dari Tuban dan Jatirogo dari Jawa timur. Calon pembeli sebenarnya sanggup membayar bila harga terpaksa dinaikkkan, tetapi karena terkendala hujan, terpaksa ditolak. "Takut tidak mampu memenuhi pesana tepat waktu," sergahnya.

Batu bata produk Siderojo selama ini sangat diminati pasar. Berukuran panjang 27 centimeter, lebar 11 centimeter dengan ketebalan 5 centimeter. Biasa dipasarkan seharga 500 rupiah per biji.

Sementara produk bata pada umumnya berukuran panjang 24 centimeter, lebar 9 centimeter dengan ketebalan 4 centimeter, di pasaran per biji dijual 300 rupiah.

Pada bulan Oktober ini dimana mulai masuk musim penghujan menambah derita pengrajin batu bata. pesanan membanjir namun tak mampu melayani.(hasan)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama