Suara PPP Di Gorontalo Melejit


LIMBOTO (wartamerdeka.info) - Perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Provinsi Gorontalo melejit pada Pemilu 2019 ini. Dari hasil quick count (hitung cepat) internal partai berlambang Ka’bah ini, khusus di Kabupaten Gorontalo saja diperkirakan partai ini berhasil meraih minimal 8 kursi di DPRD tingkat kabupaten.

Dengan perolehan suara yang diperkirakan bisa meraih 8 kursi ini berarti PPP merupakan partai peraih suara terbanyak di Kabupaten Gorontalo, dan berpeluang mendudukkan kadernya sebagai Ketua DPRD Kabupaten.

Di Kota dan Kabupaten lain se Provinsi Gorontalo diperkirakan juga ada peningkatan suara yang signifikan.

Ini luar biasa.  Mengingat partai ini di tingkat nasional mengalami gonjang ganjing setelah ketua umumnya Romahurmuziy kena OTT  KPK.

Seperti diketahui pada Pemilu 2014 lalu, PPP di Kabupaten Gorontalo meraih 4 kursi. Dan kali ini diperkirakan meningkat dua kali lipat, dengan perolehan 8 kursi.

Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Provinsi Gorontalo Dr. Ir. Nelson Pomalingo, MPd membenarkan adanya lonjakan suara yang luar biasa dari Partai yang dipimpinnya.

"Melalui hitung cepat (quick count), PPP  berhasil memperoleh 8 kursi di DPRD Kabupaten Gorontalo. Memang belum ada ketetapan KPU, tetapi ada trend yang baik," ujar Nelson Pomalingo, Jumat (19/04/2019).

Sementara untuk wakil PPP di DPR RI, Nelson mengatakan saat ini Hana Hasanah Shahab diperkirakan berada di rankng tiga besar dan berpeluang mewakili Provinsi Gorontalo di Senayan. "Insya Allaah Ibu Hanna yang menang. Memang pertarungan belum selesai," tegas Nelson Pomalingo.

Nelson Pomalingo mengaku sering mengatakan bahwa, hasil ditentukan oleh proses atau oleh usaha. Hal tersebut menurutnya sudah dilakukan oleh kader-kader PPP saat berada di bawah pimpinannya. "Itu sudah dilakukan oleh teman-teman yang dapat kursi. Jadi yang belum mendapatkan kursi bukan berarti tidak ada usaha, tapi kita bisa melihat, pertarungan memang sengit, memang ketat," jelasnya.

Mantan Rektor Universitas Negeri Gorontalo periode 2002-2006 ini mengaku melihat, tahun 2019 ini dinamika seluruh partai begitu besar. "Jadi tidak hanya kami yang bergerak, tetapi semua partai bergerak. Sehingga yang lolos itu betul-betul sudah punya usaha yang besar. Bagi yang belum lolos, ya mungkin usahanya besar, tapi mungkin strateginya kurang pas. Itu akan menjadi bahan evaluasi kita," paparnya.

Menjawab isu bahwa dirinya selaku Bupati Gorontalo telah menggerakkan Aparartur Sipil Negara (ASN) untuk memenangkan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan memenangkan partai yang dia pimpin, Nelson Pomalingo dengan tegas membantahnya.

"Bisa dilihat, kalau kita menggerakkan PNS, hasilnya pasti bisa lebih dari itu. Bisa kita lihat, ternyata di daerah lain juga ada perkembangan. Artinya, itu menunjukkan bahwa kita normal-normal saja. Kalau jumlah kursi yang kita peroleh lebih besar dari sebelumnya, karena saya menguasai Kabupaten Gorontalo sebagai Bupati, maka itu tidak benar," jelasnya.

Meski seminggu sebelum Pemilu 2019 berlangsung dirinya menyampaikan instruksi kepada ASN, kaitannya adalah agar mereka jangan golput. "Alasan kedua imbauan tersebut adalah untuk mendorong partisipasi masyarakat di seluruh wilayah, bukan hanya di Kabupaten Gorontalo. Terakhir adalah saya menimbau agar masyarakat jangan termakan hoaks. Karena problema demokrasi saat ini adalah hoaks. Orang tidak bisa berpikir jernih lagi. Orang dibebani dengan cara-cara berpikir yang abnormal, sehingga bisa mengakibatkan orang yang normal menjadi tidak normal gara-gara hoaks," papar Nelson Pomalingo.(ar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama