In memoriam B.J.Habibie


Oleh : PROF. DR. O. C. KALIGIS

SAYA termasuk salah seorang pengacara yang beruntung, pernah dalam karier kepengacaraan, saya membela beliau. Peristiwanya ketika kesaksiannya melalui teleconference, di mana beliau harus menjadi saksi dari Hamburg, untuk satu kasus pidana, yang dipimpin oleh Hakim Lalu Mariun, ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada waktu itu. Di peristiwa teleconference tersebut, saya menjelaskan apa yang harus beliau jelaskan, sebagai saksi dalam peristiwa teleconference pertama yang terjadi pada saat itu.

Saya sempat di Hamburg berdua beliau menelusuri kota tersebut di atas Mercedes, hibah perusahaan Mercedes di Jerman yang diberikan kepadanya sebagai salah seorang putra terbaik Indonesia, yang berjasa ketika beliau memimpin perusahaan MBB (Messerschmitt-Bolkow-Blohm) dan berhasil memperoleh penemuan mengenai keretakan pesawat. Penemuan itu dikenal sebagai penemuan Habibie, yang menyebabkan beliau mendapat penghargaan tertinggi di Jerman dalam bidangnya, penghargaan yang sederajat dengan hadiah Nobel. Dalam keadaan santai berdua dengan Pak Habibie, yang bertindak sebagai juru mudi alias supir, siapa lagi kalau bukan beliau sendiri.

Di waktu sekitar tahun 2002, ketika saya meluncurkan buku saya berjudul Manusia sejuta perkara, beliau dengan sukarela sempat menorehkan sepatah dua kata pengantar di buku saya itu.

Satu ketika, semasa ke Presidenan beliau, saya di Bapenas, makan siang dengan Ginandjar Kartasasmita, yang juga pernah jadi klien saya, pernah saya bela dalam dua kali kasus Praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dari istana, Presiden Habibie menelpon Ginandjar, mengatakan akan menurunkan nilai dolar Amerika terhadap rupiah dari 16.000 ke 5.000.
saya bukan ahli di bidang moneter, di saat satu kesempatan, di rumah beliau di Patra Kuningan pernah mempertanyakan kepada beliau, kiat apa yang ditempuhnya, sampai berhasil membuat rupiah terjun bebas, rupiah yang kursnya anjlok di saat itu ? Panjang lebar dengan semangat berbicara berapi-api khas gaya Presiden Habibie, beliau menjelaskan metode, kiat kebijakan keuangan yang ditempuhnya. Bahkan beliau optimis, bila kembali berhasil memimpin Indonesia, rupiah akan pulih ke posisi semula. Posisi 1 dollar Amerika ke 2.000 rupiah.

Habibie Bapak kebebasan pers.

Di era sebelumnya membuka business Koran, majalah sangat sulit. Harus melampaui pintu pintu birokrasi yang berbelit-belit. Beliau pelopor kebebasan pers tanpa prosedur yang bertele-tele. Sejak itu, ijin terbit Koran, majalah, televise tumbuh subur di bumi Indonesia. Di era Orde Baru, mengkritik Harmoko, pantang dilakukan oleh dunia pers, karena pasti akan berakibat musibah.

Bapak yang baik.

Sebagai salah seorang pengacara beliau, asisten-asisten pengacara saya, banyak yang ngefans dan mengagumi beliau. Setiap kali saya membuat janji bertamu beliau di kediaman beliau di Patra Kuningan, para asisten ingin ikut, siapa tahu beliau rela dan ikut menerima. Biasanya, ketika saya diperkenankan masuk oleh ajudan, saya membicarakan satu kasus beliau yang saya harus bela, ketika itu melawan pengacara Albert Hasibuan. Secara kebetulan beliau tahu di luar menunggu beberapa advokat muda. Beliau mempertanyakan kepada saya : Siapa mereka ? Saya jawab para pengacara pengagum yang sangat ingin berfoto bersama Bapak, jika Bapak berkenan. Spontan beliau memberi kode ajudan untuk menyuruh mereka masuk.

Prof Dr OC Kaligis (kanan) saat membezoek BJ Habibie di RSPAD Gatot Soebroto
Bukan saja diberi kesempatan foto bersama, bahkan foto berdua-duaan pun diperbolehkan dalam posisi sebagai Bapak/Eyang yang penuh perhatian terhadap anak-anaknya. Setelah itu diundang makan bersama, karena waktu makan siang telah tiba. Jelas para asisten saya merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Memperoleh satu peristiwa di luar dugaan. Diberi kesempatan foto dan makan bersama.

Pertemuan terakhir.

Awal Juli 2019. Saya dirawat-inap di RSPAD. Kamar saya berdekatan dengan beliau di pavilion Kartika. Saya melihat beliau seorang diri duduk di teras dalam posisi diinfus. Karena kenal, dan kenalnya cukup akrab, karena beberapa kali menjadi penasehat hukum beliau, terakhir kali untuk satu kasus yang saya menangkan, saya merapat. Ketika melihat saya, dengan hangat beliau menyambut.

Kembali mengflash-back, perkara beliau yang saya tangani. Beliau memberi pujian karena perkara yang bertahun-tahun tidak selesai, saya selesaikan dengan cara elegan dan beliau berkata bahwa kasus itu : “Saya selesaikan sebagai seorang pengacara dengan langkah-langkah jenius yang mematikan lawan”. Saya tentu berterima kasih atas pujian beliau.


Bukan hanya itu, beliau ternyata paham betul akan kasus pidana yang menimpah saya, yang beliau sebutkan sebagai kasus politik, karena keberanian saya mengkritik KPK. Beliau sempat member semangat kepada saya untuk tetap berjuang.

Dalam pertemuan terakhir dengan beliau, Pak Habibie sempat mengenang kembali betapa setiap hari beliau mengeluarkan peraturan-peraturan untuk lebih memperbaiki Indonesia sebagai Negara Hukum. Saksi mata dan yang repot dalam memberi masukan adalah seorang ahli hukum, penasehat beliau : Prof.Muladi.

Pada kesempatan terakhir tersebut, saya sempat memberi beliau foto kenangan saya bersama Ibu Negara, Ibu Ainun. Mendengar hal tersebut, raut muka beliau mencerminkan kebahagiaan, mengenang saat saat indah bersama ibu Ainun, sang isteri yang sangat dicintainya. Saya sebagai seorang Katolik, yakin mereka berdua kini kembali telah bersama di surga, memulai hidup rohani yang bahagia bersama Bapa di Surga Yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun.

Selamat jalan Pak Habibie, Pahlawan Indonesia, Bapak Reformasi yang diakui dunia sebagai salah seorang Kepala Negara yang disegani, karena kepintarannya dan di atas itu sebagai Negarawan yang membawa Indonesia dihargai dunia. Sekali lagi : Selamat jalan Presiden Habibie. Requiscat in Pace. Dari : O.C.Kaligis.

Sukamiskin, Rabu, 11 September 2019.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama