Jelang Pilrus KUD Minatani; Menggugat Legitimasi Korpok (bag. 2)


Oleh : W. Masykar
(Anggota KUD Minatani)

Biar tidak terjadi misinterpretasi, sebenarnya tulisan ini, dipersembahkan bukan didasarkan atas sentimen pada pribadi pribadi Korpok, akan tetapi lebih pada upaya bersama untuk memperbaiki sistem dan mekanisme yang selama ini salah. Posisi pengurus dan Pengawas, bahkan karyawan berada pada subordinated Korpok.

Posisi Korpok sangat Super dan memegang powerful pada hampir semua kebijakan pengurus, padahal posisi itu seharusnya ada pada anggota KUD/Koperasi.

Disini, ada dua elemen, satu Korpok dan lainnya, Anggota. Anggota (yang bukan posisi Korpok) posisinya lemah, dan hanya bisa wait and see, selebihnya tidak bisa apa apa.

Di sisi lain, posisi Korpok sangat powerful. Tidak tahu, kenapa budaya, sistem atau mekanisme yang salah ini tetap dibiarkan hidup, tumbuh dan bahkan menjadi semacam kesepakatan tak tertulis, bahwa Korpok adalah representasi anggota.

Korpok penyambung aspirasi anggota, padahal sebenarnya tidak. Kehadiran Korpok juga tak pernah transparan, bagaimana proses pengangkatan Korpok, apakah melalui fit and proper test atau ada semacam uji kompetensi kapasitas atau melalui musyawarah mufakat, yang melibatkan anggota binaannya, sama sekali tidak jelas.

Disinilah problemnya, disisi lain, beberapa pengurus juga memainkan pelua
ng ini, sebagai penambah stamina, menambah suara untuk pemilihan periode berikutnya. Siapa yang dikehendaki pengurus untuk menjadi Korpok, tidak lah sulit. Dengan catatan, ada main mata, butuh suaranya saat pemilihan pengurus tiba.

Seharusnya, belajarlah dari pengalaman, KUD pernah menjadi sasaran demonstrasi, bukan semata tidak suka dengan pengurusnya saat itu, tapi lebih pada sistem dan mekanisme yang dinilai mengabaikan hak anggota, KUD seolah milik segelintir orang saja.

Bak lingkaran setan, meski saya tahu tulisan ini sangat menyakitkan bagi sebagian orang, namun akan menjadi setetes embun yang sangat menyejukan bagi sebagian besar warga KUD yang lain. Dari sini pula bisa ditengok, siapa yang memiliki kapasitas unggul dalam berfikir,  produktif innovatif demi makin majunya KUD/Koperasi Minatani ke depan, dan siapa yang muak dengan produk pemikiran ini, akan kelihatan, tidakkah begitu?

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama