Soal Pencopotan Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD Partai NasDem, Para Petinggi DPP Bungkam


MERAUKE (wartamerdeka.info)  - Gelombang protes dari warga Merauke atas tindakan DPP Partai NasDem yang secara semena-mena mencopot  Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD Partai  NasDem yang terus terjadi kini jadi perhatian masyarakat di tingkat nasional.

Tapi, sayangnya sejumlah petinggi DPP Partai NasDem yang coba dikonfirmasi bungkam seribu bahasa.

Roberth Rouw, Korwil Papua DPP Partai NasDem yang coba dikonfirmasi melalui Whats App (WA) maupun SMS, pada hari ini (15/7/2020),  tidak memberikan jawaban.

Demikian juga Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem Johnny G. Plate, yang coba dikonfirmasi melalui WA terkait pencopotan Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD Merauke, tak juga menjawab. WA permintaan konfirmasi hanya dibaca (di-read) tapi tidak dibalas.

Seperti diketahui, situasi politik di Merauke kini memanas pasca dicopotnya Bupati Merauke Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD NasDem Kabupaten Merauke.

Terlebih lagi, penggantinya (Ketua DPD NasDem Merauke yang baru) yakni Jefry Tjahyadi Putra, bukanlah putra asli Merauke.

Dan yang membuat suasana makin memanas DPP NasDem telah  mengeluarkan  rekomendasi partai, untuk pasangan balon bupati dan wakil bupati Merauke, dalam Pilkada tahun 2020,  Hendrikus Mahuze dan Edi Santoso. Keduanya juga bukan warga asli Papua.

Puluhan  warga asli Merauke yang menyebut diri "Aliansi Masyarakat Pencinta Demokrasi Papua", Senin lalu, mendatangi Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Merauke, untuk memprotes pemecatan Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD Nasdem Merauke.

Kedatangan puluhan orang itu membawa sejumlah spanduk dengan isi tulisan beragam seperti, “ Partai Nasdem ciptakan produk rasis",  "jangan ambil hak kesulungan kami" dan lain-lain.

Tak ada perwakilan partai menerima, bahkan pintu sekretariat DPD Nasdem tertutup rapat.

Koordinator lapangan, Roni Sibarani kepada sejumlah wartawan mengatakan, aksi yang dilakukan adalah murni dari masyarakat. Mereka memprotes Partai Nasdem, yang telah dengan semena-mena memberhentikan Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD Partai NasDem tanpa alasan tang jelas.

“Katanya Partai Nasdem, adalah partai restorasi. Ternyata itu hanya slogan kosong saja," ujarnya.

Sibarani menyatakan Frederikus Gebze telah didzalimi. Mestinya, menurut dia, jika ada pergantian pengurus, harus sesuai aturan yang benar.

Frederikus Gebze telah berbuat banyak untuk Partai NasDem. Bahkan telah mebawa Partai NasDem meraih 5 kursi dalam Pemilu 2019, dari sebelumnya yang hanya 4 kursi pada Pemilu 2014.

Partai NasDem disebut tak tahu balas budi.  Saat pemilihan bupati tahun 2016 lalu, Partai NasDem bukanlah pengusung Frederikus Gebze,

"Bahkan taj ada ucapan terimakasih kepada Frederikus Gebze yang telah membesarkan partai ini,” katanya.

Sebelumnya, sejumlah tokoh masyarakat Merauke juga melobtarkan protes. Ketua Pemuda Marind dan intelektual Marind, Fransiskus Ciwe, musanya, menyebut halnini adalah penzaliman terhadap Frederikus Gebze yang telah ikut membesarkan Partai NasDem di Merauke

Dia menilai Keputusan pencopotan Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Merauke yang juga Bupati Merauke,  Frederikus Gebze merupakan produk berbau Rasis terhadap marga Gebze, Ndiken, Mahuze, Balagaize dan lain-lain.

“Frederikus Gebze itu selain Ketua DPD Nasdem. Dia juga bupati aktif Merauke. Keputusan itu sangat  berbau rasis,  aneh, memalukan dan menelanjangi saudara kami di atas tanahnya sendiri,” katanya.

Menurutnya keputusan itu sangat tidak lazim dan di luar nalar yang sehat. Walau, produk keputusan rasis itu melalui internal partai. Keputusan tersebut tidak memberikan pelajaran politik yang sehat kepada masyarakat Marind.

“Kami memahami dan mengerti mekanisme organisasi. Lazimnya keputusan seperti itu melalui forum Musyawarah Daerah (Musda) partai. Katanya partai yang mengusung slogan  restorasi. Realitanya tidak memberikan pelajaran politik yang sehat di kalangan warga,” katanya.

Tak hanya dari kalangan pemuda. Budayawan Papua asal Merauke, Isayas Ndiken pun menganggap peristiwa yang dialami  Frederikus Gebze sangat tidak manusiawi.

Dikatakannya apa bila Frederikus Gebze itu ada kesalahan mengapa tidak diberitahu.

“Salahnya dimana,” ujarnya bernada tanya. Dia melihat permainan politik  ini sama sekali tidak sehat.

"Apa yang dialami Frederikus Gebze ini,  kami merasa sangat tidak adil,” tegasnya.

Hal senada juga disampaikan Mattawang,  Wakil Ketua Bidang Pertanian Dan Perikanan, DPD NasDem Kabupaten Merauke, di bawah kepemimpinan Frederikus Gebze.

"Pemberhentian Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD itu ilegal. Tidak sesuai dengan PO (Peraturan Organisasi)," katanya.

"Menurut peraturan organisasi, walaupun belum ada musda (musyawarah daerah) tetapi kita diperintahkan, kalau ada pergantian pengurus partai harus melalui musyawarah," tambah Mattawang.

Yang juga sangat disesalkannya, sampai saat ini Pengurus DPD Partai NasDem Merauke belum pernah menerima SK pergantian pengurus.

"Jangankan menerima SK (Surat Keputusan) perubahan pengurus, kami selaku pengurus, termasuk juga Pak Frederikus Gebze, tidak pernah mendapat Surat Peringatan dari DPP, bahwa telah membuat kesalahan yang bisa berbuntut pemecatan," katanya lagi.

Dia tahu adanya SK pengesahan pengurus baru, melalui media. Melalui jumpa pers, para pengurus baru mengaku telah menerima SK pengesahan pengurus DPD NasDem Merauke.

“Cara ini seperti ini tidak diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai,” kata Mattawang.

Diungkapkannya juga bahwa dia melihat kejanggalan terkait penggantian pengurus tersebut.

Pertama, surat tersebut SK tersebut tertanggal 28 Februari 2020, sementara menjelang 28 Februari 2020 sampai Juli tidak ada pemberitahuan resmi dari DPP tentang adanya upaya pergantian pengurus.

Yang kedua, dari tanggal 28 Februari 2020 sampai Juli 2020 ada beberapa agenda partai yang dilakukan oleh DPD di bawah kepemimpinan Frederikus Gebze diketahui DPW maupun DPP.

"Misalnya,  pada bulan Maret dan April ada kegiatan pembagian sembako atas nama NasDem di bawah kepemimpinan Frederikus Gebze," ungkapnya.

Kejanggalan ketiga. Pada tanggal 6 Juni 2020 DPW Partai NasDem Papua telah menyurati Frederikus Gebze selaku Ketua DPD Partai NasDem Merauke, terkait penyempurnaan pengurus, karena adanya pengurus yang meninggal dunia atau pindah partai.

Atas surat tersebut, Frederikus Gebze telah membalas dengan melampirkan usulan susunan struktur pengurus baru pada tanggal 26 Juni 2020.

“Hal ini menunjukkan bahwa Frederikus Gebze masih sah dan diakui sebagai Ketua DPD Partai NasDem Merauke. Tapi tiba-tiba kenapa muncul pengurus DPD baru yang mengklaim telah mendapat SK dari DPP NasDem. Ini aneh bin ajaib.” terangya. 

"Sampai saat ini,  sama sekali belum rapat apapun tentang pengusulan nama-nama mereka yang baru. Dan sampai detik ini pak Frederikus tidak ada menerima surat resmi pemberhentian atau pemecatan dari DPP," tambah Mattawang.

Di balik pergantian ini dia juga melihat ada persengkokolan besar dari kapitalis di Merauke yang ingin menguasai partai. Dengan menguasai partai, khususnya NasDem yang merupakan parta pemenang Pemilu 2019 di Merauke, maka mereka berharap bisa nenguasai APBD.

"Para kapitalis dari etnis tertentu ini berambisi untuk menguasai perekonomian di Merauke, dengan menguasai partai pemenang pemilu di Merauke ini mereka bisa leluasa merampok uang APBD," tandasnya.

Kelompok ini, menurut Mattawang, sejak Frederikus Gebze menjadi Bupati Merauke,  sudah sering merecoki dengan meminta dan menguasai proyek APBD. Namun Frederikus Gebze rupanya tidak bisa dikendalikan oleh kelompok ini, maka dicarilah jalan dengan menghalalkan segala cara untuk menyingkirkan Frederikus Gebze dari Ketua DPD Partai NasDem.

Mattawang menduga, ada oknum di internal Partai NasDem yang mengakomodir kelompok ini dan menjadi otak atau dalang utama pelengseran Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD Partai NasDem Merauke. Dan orang itu menurut Mattawang adalah oknum anggota dewan yang cukup berpengaruh dari Partai NasDem.

Menurutnya, peristiwa pencopotan Frederikus Gebze yang tanpa aturan dan etika politik yang baik ini menjadi catatan buruk dalan sejarah perjalanan demokrasi di tanah Papua.

Dia juga menduga Surya Paloh, selaku Ketua Umum DPP Partai NasDem tidak mengetahui secara persis masalah ini.

Dia juga menduga Surya Paloh, selaku Ketua Umum DPP Partai NasDem tidak mengetahui secara persis masalah ini.

"Dulu Pak Surya Paloh sampai meluangkan waktu naik jet pribadinya datang ke Merauke untuk melantik Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD Partai NasDem pada 2017 lalu. Kepercayaan tersebut dijawab Frederikus Gebze dengan menjadikan Partai NasDem sebagai pemenang Pemilu 2019 di Merauke, sehingga berhak mendudukkan kadernya sebagai Ketua DPRD Kabupaten Merauke. Masa iya Pak Surya Paloh mau mencopot begitu saja Ferderikus tanpa  alasan yang jelas dan kuat," tandas Mattawang.

Sebagai informasi, pada Sabtu (4/7/20) lalu, sejumlah orang menggelar jumpa pers terkait pergantian pengurus DPD Nasdem Merauke yang baru dengan Jefry Tjahyadi Putra sebagai ketuanya menggantikan posisi Frederikus Gebze. Pergantian tersebut berdasarkan Surat Keputusan (SK) DPP Partai NasDem Nomor 49 tahun 2020. (A)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama