Sekjen Apkasi Najmul Akhyar: Ganjar-Nurdin Merupakan Duet Yang Luar Biasa Di Pilpres 2024

Sekjen Apkasi Najmul Akhyar: Duet Ganjar-Nurdin Di Pilpres 2024, Luar Biasa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri), dan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah
 
LOMBOK (wartamerdeka.info) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, saat ini mulai digadang-gadang sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Dua kepala daerah ini bahkan seringkali masuk 10 besar kandidat Pilpres 2024 dalam berbagai survei belakangan ini. 

Mereka dinilai mencerminkan representasi Indonesia bagian barat dan  timur.

Kedua tokoh tersebut juga telah menunjukkan prestasi dan kinerja mengagumkan selama menjabat sebagai gubernur.

Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar yang juga Sekjen Apkasi (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) mengatakan, dirinya melihat  Ganjar dan Nurdin Abdullah, kepemimpinannya sangat luar biasa. Mereka telah membuktikan kinerja yang bagus selama memimpin daerahnya. Keduanya juga merupakan representasi Barat-Timur. 

Menurutnya, jika kedua tokoh ini berpasangan pada Pilpres 2024, maka mereka bisa menjadi duet yang luar biasa, dan berpotensi memenangkan Pilpres 2024.

Ganjar, katanya, gerakannya luwes namun tegas untuk memperbaiki kondisi daerahnya. Begitu juga dengan Nurdin Abdullah, lewat tangan dinginnya bisa menyelesaikan persoalan di daerahnya.


"Lewat tangan dinginnya, Nurdin Abdullah  bisa menyelesaikan persoalan. Pada saat menjadi bupati juga berhasil membangun daerahnya,"  ujar Najmul, Jumat (15/1/2020).

Nurdin Abdullah, seperti diketahui, sebelum terpilih sebagai Gubernur Sulsel, juga dinilai sangat berhasil saat menjadi Bupati di Kabupaten Bataeng, selama dua periode masa jabatan.

Dia menegaskan untuk memimpin Indonesia tidak boleh hanya mencoba-coba, misalnya mencoba pemimpin yang masih muda. "Kita jangan sampai terjebak dengan kata-kata itu," imbuhnya.

Menurutnya anak muda yang berpengalaman itu sangat bagus. Tapi jika umur muda saja, tapi pengalaman kurang, juga kurang bagus. Jadi, apa salahnya kita percayakan kepada putra terbaik yang susah berpengalaman. "Contohnya Nurdin Abdullah adalah putea terbaik bangsa daei Indonesia Tenfah dan Timur. Beliau juga punya relasi luas  di tingkat internasional," sebutnya.

Untuk bisa tampil sebagai pemimpin negara, dia harus mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan persoalan bangsa. 

"Setidak-tidaknya dia harus memiliki pengalaman di pemerintahan menjadi pimpinan daerah tingkat kabupaten maupun provinsi. Dia juga sudah teruji di tingkat kepemimpinan nasional," ujarnya.

Apalagi, lanjutnya, kondisi saat ini tidak mudah. Kita tidak tahu kapan pandemi corona berhenti. Dan juga pertumbuhan ekonomi pada masa pandemi Covid-19 masih sulit. "Ini tentu kondisi yang berat bagi bangsa ini," katanya.

Maka pemimpin pada masa ini harus yang visioner, bisa membangkitkan ekonomi bangsa ini. Disamping itu yang paling penting mengatasi keadaan yang terjadi sekarang ini. 

"Bagaimana kita  melakukan recovery ekonomi pasca Covid. Karena masalah ekonomi tidak hanya dirasakan oleh Jakarta saja tapi, juga dirasakan okeh seluruh  Indonesia. Seperti kemaren adanya pemotongan dan recofusing tentu masing-masing daerah terganggu," katanya.

Terganggunya masing-masing daerah menjadi akumulasi terganggunya nasional.  Hal inilah menurutnya kondisi bangsa yang harus difahami dan bisa dijadikan jalan keluar oleh pemimpin yang masa mendatang.

Selain itu persoalan ancaman terhadap persatuan dan kesatuan kita. Misalnya gerakan-gerakan untuk kepentingan khusus. Kemudian bagaimana mempertahankan Pancasila sebagai  ideologi bangsa.

"Badai yang kita hadapi terkait adanya gerakan yang ingin mengganti Pancasila dan memeras Pancasila menjadi Eka Sila. Saya pikir ini persoalan-persoalan bangsa yang harus kita hadapi," ucapnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama