Menuju 100 Hari Kedua YesBro

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi

Oleh: W. Masykar

Dr. Agus Machfud Fauzi Msi. Sosiolog Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyebut, program 100 hari kerja adalah uji coba bagi pemerintah yang baru terpilih. Apakah mereka bisa meyakinkan visi dan programnya kepada masyarakat. (Radio Suara Surabaya, 3/3/2021).

Program 100 hari sesungguhnya memang belum banyak yang bisa diharapkan. Sangat mustahil dalam rentang tiga bulan sepuluh hari kepala daerah mampu berbuat banyak. Sejak awal dilantik dengungan program 100 hari begitu membahana. Turba hampir setiap sudut wilayah meski hasilnya belum kelihatan dan belum bisa dirasakan. 

Mengacu prioritas 100  hari bupati Yes, prioritas Jalan mulus lamongan (Jamula), misalnya sudah lewat 100 hari, bahkan juga belum ada perubahan apapun. 

Sejak awal bisa diprediksi program 100 hari sebenarnya sebagai masa pengenalan dan perkenalan seraya memanfaatkan situasi ini untuk melakukan konsolidasi politik melalui berbagai forum silaturahmi dan dialog politik termasuk pendekatan dengan Ormas Ormas yang ada. Setidaknya bertujuan mendapatkan dukungan politik penuh untuk rentang lima tahun kedepan atau masa satu periode. 

Bisa ditebak upaya seperti itu untuk memuaskan atau meredam emosi elit politik lokal yang kalah dalam kontestasi pilkada kemarin. 

Seratus hari pertama adalah waktu yang ideal karena approval ratings di masyarakat sedang tinggi-tingginya (sehingga terpilih). Tidak memiliki konflik dengan banyak pihak dan para staf akan mendukung semua program yang dicanangkan dengan harapan posisi strategis dengan membantu pemimpin baru. (Badri Munir Sukoco, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga). 

Saat melakukan evaluasi program 100 hari, bupati Yuhronur Efendi menyebutnya seperti penjajakan. masa orientasi untuk menyatukan cara pandang, semangat, kebersamaan, ide dan gagasan untuk mewujudkan visinya yaitu kejayaan Lamongan berkeadilan.

"Capaian 100 hari kerja ini sebagai dasar untuk mendongkrak kualitas kinerja ASN dalam memberikan pelayanan yang adaptif dan responsif kepada masyarakat," kata Yuhronur saat memaparkan kinerjanya di depan para kepala OPD, Rabu (9/6/2021).

Lima fokus program andalan pada 100 hari kerja, peningkatan infrastruktur melalui JAMULA, peningkatan layanan pendidikan dengan PERINTIS, digitalisasi pelayanan 100 persen berkualitas, pemulihan ekonomi dengan penguatan UMKM, serta penanganan pandemi dan perbaikan layanan kesehatan Lamongan sehat.

Namun, disaat Lima Program sebagai fokus utama belum bisa dimplementasikan semua, YesBro memilih fokus pada dua hal, yaitu, penanganan pandemi covid-19 dan pelayanan publik. Meski tingkat keberhasilannya juga sulit diukur atau setidaknya tingkat kepuasan publik. 

Menariknya, Sebelas Prioritas kembali disuguhkan ke publik untuk mencapai kejayaan Lamongan yang berkeadilan. 

Yakni pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, infrastruktur, pertanian dan perikanan, UMKM, pemuda dan olahraga, pariwisata, pelayanan publik, sosial kesejahreraan, dan pembangunan desa.

Jika dijumlahkan ada 16 program prioritas pasangan YesBro yang diharapkan bisa mencapai kejayaan yang berkeadilan. Tampaknya 16 program, yang canangkan itu tidak ringan apalagi di masa pandemi seperti saat ini. Kata ringan itu, untuk menggantikan kata pesimistik program akan berjalan secara bersamaan. Apalagi, dalam rentang kurang dari lima tahun bisa dirasakan? Kecuali mengejar target dengan mengabaikan kualitas program. Kita tunggu saja dalam 100 Hari kedua yang sedang berjalan ini. 

 (*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama