Sekjen IKEBA UNKRIS Bantah Ada Kelompok Ormas dari Pihak Rektor Lama, Dalam Bentrok Di Kampus

Foto: Aksi premanisme yang terjadi kampus Jatiwaringin, Pondok Gede

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ikatan Keluarga Besar Alumni (IKEBA) Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS), Dr. Bongsu Saragih, SE., MM membantah adanya kelompok ormas dari pihak Rektor lama, dalam bentrok dua ormas di kampus UNKRIS, Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Selasa siang (31/08/2021).

“Saya tegaskan, tidak ada kelompok ormas dari pihak Rektor lama yang terlibat bentrok ormas di kampus kemarin. Hal ini saya sampaikan, sekaligus menjawab pertanyaan rekan-rekan alumni, atas pemberitaan media televisi dan media online, yang nampaknya diopinikan pihak tertentu,” tegasnya saat dikonfirmasi wartamerdeka.info, Rabu (01/09/2021) malam di Pondok Gede, Bekasi. 

“Kami justru heran, darimana kedua ormas tersebut. Kami juga tidak tahu, siapa yang mengundang mereka masuk dan berkelahi di kampus. Justru ini yang perlu dicari, siapa dalang dibalik ini,” tandasnya. 

Diceritakan Dr. Bongsu Saragih, pemicu kejadian berawal dari datangnya sekelompok ormas membuka paksa segel kantor Rektorat, yang sebelumnya disegel para mahasiswa.

“Itu kejadiannya pagi menjelang siang. Eh, sekitar jam satu siang, tiba-tiba ada sekelompok orang yang menggeruduk ke kampus, dan terjadi bentrok. Nggak tau apa sebab-musababnya. Setelah jatuh korban, dalam sekejap kelompok tersebut tak ada lagi. Kami sungguh nggak ngerti, darimana pula kelompok itu,” bebernya.

Sebab itu, Dr. Bongsu menduga, ada pihak tertentu yang menggiring opini publik, seolah-olah kelompok itu dari pihak Rektor lama.

“Ini nampaknya ada penggiringan opini publik, sebagaimana yang diberitakan beberapa media kemaren itu. Kita juga bisa simak dari statement Kapolres di televisi,” imbuhnya.

Bahkan yang lebih aneh lagi menurut pak Dosen ini, ada sekumpulan senjata-tajam di pojok kampus dekat Masjid, tapi itupun didiamkan polisi.


“Yang anehnya lagi, ada sekumpulan senjata tajam dipojok kampus dekat Masjid. Itu kenapa didiamkan polisi yang sudah masuk sebelumnya? Senjata siapa itu? Bukankah ini pertanda ada kelompok yang bersiap-siap bikin rusuh di kampus? Siapa yang mendalangi mereka? Kenapa setelah terjadi bentrok, baru senjata diamankan polisi?,” ungkapnya justru mempertanyakan.

Diketahui, beberapa hari sebelumnya, ratusan mahasiswa UNKRIS melakukan unjuk rasa, menuntut agar Rektor lama, Dr. Abdul Rivai, SE., M.Si yang diberhentikan sepihak oleh Yayasan, kembali menjabat. Unjuk rasa dilanjutkan esok harinya dengan menyegel kantor Rektorat, karena tak ada titik temu pembicaraan setelah unjuk rasa. 

Ada 4 (empat) tuntutan para mahasiswa dalam bentuk pernyataan sikap mereka yaitu: Menolak pemberhentian Dr. H. Abdul Rivai, SE., M.Si yang dibuat Yayasan saat ini; Menuntut kepastian hukum tentang pemberhentian Dr. H. Abdul Rivai, SE., M.Si, sebagai Rektor UNKRIS, atas tuduhan penggunaan dana tanpa seizin Yayasan; Tetap mengakui Dr. H. Abdul Rivai, SE., M.Si sebagai Rektor UNKRIS; dan Mempertanyakan keabsahan Yayasan saat ini.

Sementara itu diketahui, Yayasan dengan Ketua Dewan Pembina Prof. Dr. Gayus Lumbuun, SH. MH dan Ketua Pengurus Yayasan, Amir Karyatin, SH, menetapkan Rektor yang baru, Dr. Ir. Ayub Muktiono, M.Sip. Penetapan Rektor juga diduga tanpa melalui prosedur pemilihan Senat Guru Besar UNKRIS.

Di sisi lain, keberadaan Yayasan yang sekarang ini dipertanyakan para mahasiswa dan alumni, karena belakangan ketahuan, adanya Akta Perubahan Pendirian Yayasan tahun 2003, dimana 12 pendiri Yayasan tahun 1954 yang sebelumnya menghilang dari fakta sejarah. 

Hal ini kemudian menimbulkan kekisruhan dan berbuntut panjang. Dan anehnya lagi, bukannya melakukan penyelesaian secara bijak, tapi malah menimbulkan kekisruhan dengan melibatkan premanisme masuk ke internal kampus. (DANS)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama