Pujian Untuk Bupati Lamongan Versus Penempatan Pejabat

Oleh : W. Masykar

Penghargaan dan pujian yang belakangan diterima bupati Lamongan atas sejumlah terobosan ternyata menghipnotis publik kota Soto itu. Publik tampak terninabobokan dengan banyak pujian yang dialamatkan ke orang nomor satu di Lamongan itu. 

Meski pujian bukan sesuatu yang haram, namun terlalu prematur jika itu dinilai sebagai sebuah keberhasilan. Sejak dilantik pada awal tahun kemarin, bupati Pak Yes ini, langsung tancap gas turun ke bawah memantau kondisi wilayah sekaligus melakukan pembenahan dan menciptakan langkah baru sejalan dengan visi dan misinya, yang antara lain sebagai upaya mendongkrak perekonomian yang sempat carut marut akibat pandemi Covid 19. 

Penghargaan dan pujian pun lantas banyak dialamatkan ke bupati. Padahal sesungguhnya, apa yang tengah dilakukan oleh bupati Pak Yes, belum ada yang luar biasa. Taruhlah, misalnya menerima penghargaan. Penghargaan apapun tidak bisa ujug ujug diterima. Pastilah ada start dan proses. Hampir tidak ada pemimpin baru, langsung menerima keberhasilan, jika proses nya tidak dimulai jauh sebelumnya. Artinya, penghargaan yang diterima apapun jenisnya adalah perwujudan proses sinergitas keberlanjutan pemimpin sebelumnya dan pemimpin penggantinya. Ada kontribusi pada era pemimpin sebelumnya. 

Lalu, pujian yang diberikan kepada bupati Pak Yes, yang antara lain datang dari Prof. Badri Munir Sukoco, atas sejumlah inisiatif bupati Pak Yes. 

Direktur sekolah pascasarjana Unair itu, misalnya memuji Kabupaten Lamongan yang dinilai berhasil menyamakan persepsi seluruh elemen sebelum mengeksekusi apa yang sudah menjadi janji kampanye bupati. 

Badri Munir Sukoco menyebut, kabupaten Lamongan mempunyai kapabilitas untuk berubah. Kapabilitas perubahan ini memiliki tiga komponen yakni learning (belajar), proses, dan culture. Jika tiga komponen, learning, proses, dan culture bisa dilakukan secara simultan dan terus-menerus, insyaallah Lamongan akan mencapai kejayaan.

Itu artinya, apa yang dilakukan bupati Lamongan masih pada tataran membuka jalan untuk menuju. Katakanlah menuju Kejayaan yang berkeadilan, yang sesungguhnya bukan lah perkara mudah. Semua komponen harus berjalin kelindan secara simultan. Bukan saja pada aspek infrastruktur yang harus dilakukan pembenahan sesuai dengan program Jamula, tetapi dari aspek suprastruktur ternyata tidak kalah penting.

Fakta ini tampaknya sangat bertolak belakang dengan upaya Pak Yes saat melakukan pembenahan pada tataran struktur dibirokrasi. Pergeseran dan penempatan pejabat yang belum lama ini dilakukan bisa jadi akan menambah beban persoalan karena konon penempatan pejabat disinyalir bukan atas dasar kualitas kompetensi, kapabilitas, termasuk kurang adaptable dan minim inovasi  meski dinilai loyalis. Tapi lebih pada kedekatan, nepotis. 

Sebut saja, misalnya kepala Bapenda dan Kepala Dinas Pendidikan. 

Padahal dibanyak kesempatan, Pak Yes selalu berbicara soal kompetensi, kapabilitas, kualitas, adaftif dan inovatif. Agak sedikit bombastis, bupati selalu dan hobby meluncurkan sejumlah kata motivasi yang memiliki kedalaman makna dan bisa melahirkan greget untuk maju. Seperti, driving force, government dynamic. Dan ini bermakna pemerintahan yang dinamis adaptable, yang bisa beradaptasi dengan lingkungan yang sedang berubah. Misalnya yang pernah disampaikan Bupati Pak Yes saat melaunching Onlimo dan Aplikasi Sipola, (15/10) di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan.

“Senangsekali saya hari ini bisa hadir di tengah seluruh karyawan Dinas Lingkungan Hidup, lebih senang lagi hari ini saya akan melaunching Onlimo dan Sipola. ini sesuatu yang sangat luar biasa , karena kemarin seperti yang saya sampaikan, kita bergerak menuju government dynamic, pemerintahan yang dinamis, yakni pemerintahan yang adaptable, yang bisa beradaptasi dengan lingkungan yang sedang berubah, kita sudah terbiasa dengan digitalisasi,” kata Pak Yes.

Petikan pesan Pak Yes sangat luar biasa, kalau pada saat yang sama  dibarengi dengan upaya pengangkatan dan penempatan pejabat sesuai dengan porsi dan kapabilitasnya, sehingga kompetensi akan bisa didapat saat mengejawentahkan seluruh program yang sudah dicanangkan oleh Bupati. Bisa jadi akan makin memudahkan membuka jalan menuju apa yang sebenarnya diharapkan oleh Pak Yes dan publik Lamongan. (Sambungan tulisan sebelumnya)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama