"Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bukan hanya sekedar partner,
tapi akan menjadi salah satu komponen senyawa di dalam perjuangan. Dan
jelas ke depan kita akan lihat, langkah yang diambil dan dijalankan
Nahdlatul Ulama selama kedua belah pihak setia kepada semangat dasar
perjuangannya, ini akan menjadi sinergi yang mudah-mudahan membawa
kemaslahatan yang besar untuk bangsa, negara, dan untuk kemanusian,"
kata Gus Yahya saat Peringatan Harlah Ke-99 Nahdlatul Ulama (NU) yang
digelar PDIP secara hybrid, di Jakarta, Sabtu.
Dia pun mengajak setiap elemen untuk merawat jagat demi keberlangsungan memperjuangkan peradaban Indonesia.
"Kita harus mau merawat jagat. Merawat jagat itu dengan dua dimensinya
yang paling dasar, terutama bumi sebagai tempat kita hidup dan kita
pijak bersama ini. Dan kedua tataran kehidupan di atas, ini harus kita
rawat supaya jangan sampai kita membuat kerusakan-kerusakan di muka bumi
ini apalagi melakukan penghancuran," kata Gus Yahya dalam siaran
persnya.
"Kita ingin berjuang meningkatkan kualitas hidup. Tapi jangan sampai
membuat kerusakan terhadap bumi sebagai lingkungan hidup kita dan
tatanan hidup itu sendiri," katanya menambahkan.
Oleh
karena itu, kata Gus Yahya, jika ada yang dirasa belum sempurna, maka
secara bersama-sama untuk memperbaikinya dengan strategi menyempurnakan
bukan dengan saling merusak.
"Inilah prinsip yang ingin
ditegakkan NU ke depan. Ini juga menjadi dasar PDI Perjuangan bisa
berjalan beriringan dengan PBNU. Dan tentu jika keduanya konsisten, akan
membawa dampak baik bagi bangsa dan negara," katanya.
Sementara
itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto
mengatakan antara visi PDIP dengan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki garis
besar yang sama mengenai persatuan Indonesia, bahkan dunia.
"Hubungan itu pulalah yang membuat kedua organisasi ini melangkah beriringan dan saling membutuhkan," katanya.
Hasto
mengatakan tema Harlah NU yang diangkat Ketum PBNU KH Yahya Cholil
Staquf ialah Merawat Alam Semesta, Membangun Peradaban sama dengan PDIP.
"Tema
NU senapas dengan PDIP. Karena disampaikan bagaimana oleh Gus Yahya
tema-tema yang membangun peradaban kemudian merawat jagat. Kalau di
PDIP, Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri membangun peradaban kemudian
merawat jagat. kali menyampaikan bahwa sudah menjadi kultur bagi partai
bahwa politik itu membangun peradaban. Bahwa setiap ulang tahun partai
itu kita lakukan gerakan dari simpatisan dan anggota partai untuk
merawat pertiwi," paparnya.
Politikus asal Yogyakarta
itu menyampaikan lambang NU yang menggambarkan semangat persatuan dunia
juga sama dengan spirit PDIP yang digaungkan Proklamator RI Bung Karno.
Begitu juga semangat membangun hubungan antara manusia secara horisontal
dan vertikal ke sesama makhluk ciptaan Allah SWT.
"Sama
dengan yang digagas Bung Karno itu yang memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia itu untuk membangun persaudaraan dunia," jelas Hasto.